Prinsip Menulis Uraian Materi

Kegiatan Pembelajaran 3 60 kedua menyangkut pemakaian bahasa serta bentuk atau struktur karangan. Pembelajaran keterampilan menulis yang tidak memerhatikan kedua hal tersebut di atas pasti akan mengalami ketidakberesan atau kegagalan. Keterampilan menulis lebih condong ke arah praktik ketimbang teori. Ini tidak berarti pembahasan teori menulis ditabukan dalam pengajaran menulis. Pertimbangan antarpraktik dan teori sebaiknya lebih banyak praktik dari teori. Keterampilan menulis bersifat mekanistik. Ini berarti bahwa penguasaan keterampilan menulis tersebut harus melalui latihan atau praktik. Dengan perkataan lain semakin banyak seseorang melakukan kegiatan menulis semakin terampil menulis yang bersangkutan. Karakteristik keterampilan menulis seperti ini menuntut pembelajaran menulis yang memungkinkan siswa banyak latihan, praktik, atau mengalami berbagai pengalaman kegiatan menulis. Di samping kegiatan menulis harus bervariasi juga sistematis, bertahap, dan akumulatif. Berlatih menulis yang tidak terarah apalagi kurang diawasi guru membuat kegiatan siswa tidak terarah bahkan sering membingungkan siswa. Mereka tidak tahu apakah mereka sudah bekerja benar, atau mereka tidak tahu membuat kesalahan yang berulang. Latihan mengarang terkendali disertai diskusi sangat diperlukan dalam memahami dan menguasai keterampilan menulis.

6. Hubungan Menulis dengan Keterampilan Berbahasa Lain Integratif

a. Hubungan Menulis dengan Membaca Seseorang akan mempu menulis dengan baik setelah membaca materi yang dibutuhkan dalam tulisannya. Tanpa membaca, pengetahuan dan bahan tulisan akan sangat terbatas. Dengan membaca maka wawasan penulis akan menjadi luas dan tulisannya akan menjadi lebih kaya. Menulis dan membaca adalah kegiatan berbahasa tulis. Pesan yang disampaikan penulis diterima oleh pembaca dijembatani melalui lambang bahasa yang dituliskan. Membaca dan menulis merupakan suatu kegiatan yang menjadikan penulis sebagai pembaca dan pembaca sebagai penulis Tompskin dan Hosskisson, 1995 . Artinya, ketika aktifitas menulis Bahasa Indonesia SMP KK E 61 berlangsung si penulis membaca karangannya. Tujuannya untuk melihat dan menilai apakah tulisannya telah menyajikan sesuatu yang berarti, apakah ada yang tidak layak baca, serta apakah tulisannya bermanfaat dan menarik. Sebelum menulis seorang penulis akan membaca berbagai karya penulis lain. Tujuannya supaya dapat memperkaya ide, menemukan ide, informasi, memecahkan masalah. Selain itu, juga mempelajari bagaimana gaya penulis lain dalam menyajikan dan mengolah tulisannya. Kualitas pengalaman membaca ini akan memengaruhi keberhasilan dan kualitas tulisan. b. Hubungan Menulis dengan Menyimak Pada saat menulis, seseorang membutuhkan inspirasi, ide, atau informasi untuk tulisannya. Informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber : sumber tercetak, seperti buku, majalah, surat kabar, dan lain-lain. Juga dari sumber tak tercetak seperti radio, televisi, wawancara, diskusi, dan lain- lain. Jika dari sumber tercetak informasi diperoleh dengan cara membaca, maka dari sumber tak tercetak perolehan informasi dilakukan dengan cara menyimak. Menulis tidak dapat dipisahkan dnegan menyimak. Seseorang akan mudah mengembangakan ide dan gagasannya setelah mendapat informasi dari kegiatan menyimak. Penulis dapat memperoleh informasi, inspirasi, ide, gagasan dengan menyimak dari berbagai sumber tak tercetak seperti radio, televisi, ceramah, pidato, wawancara, diskusi, dan perbincangan. Seorang penulis tidak akan mampu menulis dengan baik tanpa diperkaya oleh bahan hasil simakan. Hasil simakan bukan saja berfungsi sebagai trigger seseorang dalam menulis, melainkan lebih dari itu menjadi penopang utama dalam ide-ide tulisan mereka. Banyak karya-karya besar lahir dari sebuah proses menyimak yang sederhana. Motivasi seseorang dalam menulis juga dapat diperoleh dari beragam materi yang disimak. Jumlah materi yang disimak tersebut tentu sangat beragam bahkan tidak terbatas jumlahnya. Hal ini menjadi bahan tulisan yang tidak terbatas juga.