membaca ulang selektif dan pemikiran yang membangun peta konsep dalam menentukan siswa mengorganisasi pemerolehan informasi dan pengetahuan.
c Rehearsal Berlatih
Pada langkah melatih siswa diminta untuk menempatkan kunci, ide-ide dan contoh organisasi secara keseluruhan kedalam memori jangka panjang
mereka. Selanjutnya selama proses menghafal, dapat dilakukan dengan berlatih hal yang paling utama, khususnya ide-ide dari bacaan dan pengujian diri. Berikut
ini adalah pedoman dalam melaksanakan langkah berlatih sebagai berikut.
1.
Mintalah siswa mulai latihan dengan membaca dengan suara keras dengan organisasi yang telah mereka hasilkan. Mereka diharapkan untuk menguji diri
dengan mengulangi struktur secara lisan atau tertulis dari memori
. 2.
Setelah materi dikuasai, siswa diharapkan untuk secara bertahap menambahkan ide-ide kunci dan contoh dari garis besar informasi. Mereka
harus menguji diri mereka sendiri dan jika benar menambah bagian baru.
3.
Setelah ide-ide keseluruhan struktur dan contoh berkomitmen untuk memori siswa diharapkan untuk menguji diri mereka sendiri beberapa kali selama
sehari untuk memastikan bahwa informasi itu tetap dalam memori jangka panjang. Perlu ditekankan bahwa latihan adalah proses untuk menguasai.
d Practic Praktik
Pada langkah praktik siswa belajar dapat menuliskan secara rinci apa yang mereka bacakan pada langkah latihan. Simpson menunjukkan bahwa
mungkin siswa masih harus diperhatikan oleh guru yang terlibat dalam proses
menulis jawaban esai yang efektif. Dengan demikian, guru harus menekankan hal-hal berikut.
1. Membuat sketsa garis besar jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada.
2. Pastikan pernyataan pembukaan jawabannya sudah disiapkam.
3. Gunakan kata-kata transisi untuk memastikan bahwa struktur jawabannya
adalah benar dalam mengorganisasi informasi yang diperoleh. 4.
Sertakan contoh untuk dibuat pada setiap titik utama. 5.
Setelah menulis, periksa garis besar untuk melihat apakah itu sesuai dengan jawaban tertulis.
e Evaluated Evaluasi
Langkah terakhir dari PORPE mengharuskan siswa mengevaluasi kualitas praktik jawaban esai mereka. Siswa diharapkan dapat belajar
mengevaluasi apakah mereka perlu kembali pada langkah mengorganisasi atau langkah latihan strategi atau benar-benar untuk ujian sesungguhnya. Fasilitas
evaluasi ini disarankan agar siswa dapat menilai diri pada jawaban pertanyaan mereka sebagai berikut.
1. Apakah pertanyaan dijawab langsung?
2. Apakah ada kalimat pengantar yang diulang pertanyaan atau mengambil
aposisi pada pertanyaan ? 3.
Apakah esai terorganisir dengan poin utama dibuat jelas bagi pembaca? 4.
Apakah contoh yang digunakan dapat membuktikan dan menjelaskan setiap jawaban ?
5. Apakah transisi digunakan untuk isyarat pembaca?
6. Apakah konten masuk akal ?
Pertanyaan tersebut dapat membimbing dan digunakan dalam beberapa cara. Guru dapat mengumpulkan esai praktik dan kualitas dari esai itu sendiri.
Guru juga dapat memberikan esai sampel dan meminta siswa untuk mempersiapkan jawabannya dalam diskusi kelompok. Dalam prosesnya mungkin
guru perlu mengatur siswa saat membaca, membahas, dan mengevaluasi kualitas berbagai esai. Setelah mereka menjadi terbiasa untuk menilai kemampuanya
dalam memahami teks, maka manfaat dari jawaban esai mereka dapat mulai bekerja secara independen.
3. Tinjauan Buku Pelajaran
a. Hakikat Buku Pelajaran
Buku pelajaran merupakan sumber belajar cetak yang masih merupakan alat bantu pembelajaran yang secara luas dipergunakan dalm proses belajar
mengajar. Dalam penggunaan buku pelajaran siswa dapat memperoleh manfaat unuk mendapat informasi dan pengetahuan dari materi yang terdapat dalam buku.
Buku teks pelajaran dipakai sebagai acuan wajib oleh guru dan siswa dalam proses
pembelajaran.
Menurut Sitepu 2012:8, buku teks pelajaran merupakan buku acuan wajib yang dipakai di sekolah yang memuat materi pembelajaran dalam
meningkatkan keimanan dan ketakwaa, budi pekerti dan kepribadian, kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepakaan dan kemampuan estetis,
potensi fisik, dan kesehatan yang disusun berdasarkan standar nasional pendidikan.
Buku pelajaran mempunyai peran yang penting dalam berjalannya proses belajar- mengajar jika tujuan pembelajaran adalah untuk menjadikan peserta didik
memiliki berbagai kompetensi dan untuk mencapai tujuan tertentu, maka peserta didik perlu menempuh pengalaman dan latihan serta mencari informasi. Alat yang
efektif untuk itu adalah buku pelajaran karena pengalaman dan latihan peserta didik yang sudah disusun secara terprogram didalam buku tersebut dalam mencari
informasi dan pengetahuan.
Tarigan 1986:19 menyatakan bahwa buku pelajaran memiliki aneka fungsi antara lain : 1 mencerminkan suatu sudut pandang, 2 menyediakan suatu
sumber yang teratur, rapi dan bertahap 3 menyajikan pokok masalah yang kaya dan rapi 4 menyajikan aneka metode dan sarana pelajaran 5 menyajikan fiksasi
awal bagi tugas dan latihan dan 6 menyajikan sumber bahan evaluasi dan remedial. Pendidik dan peserta didik membutuhkan buku pedoman penunjang
dalam melakukan proses belajar mengajar sehingga pendidik harus cermat dalam memilih buku ajar yang akan dipergunakan agar sesuai untuk siswanya. Byrd
2001:416-418 menyebut beberapa hal yang perlu guru pertimbangkan dalam memilih buku pelajaran sebagai berikut.
1 Kesesuaian antara buku dan kurikulum.
2 Kesesuaian antara teksisi buku dengan siswa , missal isi buku menarik siswa
penjelasan buku sesuai dengan tujuan pembelajaran yang direncanakan.
3 Kesesuaian antara teksisi buku dengan guru, missal guru memiliki kemampuan
untuk memahami isi materi tersebut dan mampu menjelaskan pada siswa, isi buku berisikan materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan
oleh guru, latihan dalam buku, buku dilengkapi dengan alat penunjang seperti kasetcd, contoh materi dapat digunakan dan disusun kembali oleh guru dan
menyediakan beberapa aktivitas yang sesuai dengan gaya belajar siswa, dan ilustrasi buku ada hubungan dengan isi buku.
b. Landasan Penyusunan Buku Ajar
Buku pelajaran adalah buku yang digunakan dalam proses pembelajaran, memuat bahan ajar yang tersesusun secara sistematis dari suatu mata pelajaran
atau bahan kajian yang harus dikuasai oleh siswa pada tingkat jenis pendidikan tertentu. Buku adalah kumpulan kertas berisi informasi, tercetak, disusun secara
sistematis, dijilid serta bagian luarnya diberi pelindung terbuar dari kertas tebal, karton atau bahan lain Sitepu, 2014:8.
Buku ajar penting digunakan sebagai alat penyampaian materi kepada siswa. Buku ajar ini dapat berbentuk soft file dan hard file. Buku elektronik seperti
yang dikembangkan pada kurikulum KTSP merupakan contoh bahan ajar berbentuk soft file. Bahan ajar berbentuk hard file berupa buku pelajaran, modul
pembelajaran, LKS dan buku soal-soal latihan bagi siswa. Dalam penyusunan buku pelajaran perlu diketahui landasan atau
pedoman yang mendasarinya. Pedoman penyusunan buku pelajaran yang dikeluarkan oleh Pusat Perbukuan Depdiknas 2006:6 khusus untuk buku
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
1 Landasan Keilmuan Bahasa dan Sastra
Salah satu landasan penyusunan buku pelajaran adalah keilmuan mata pelajaran. Mata pelajaran Bahasa dan Sastra berada dalam lingkup keilmuan
Bahasa dan Sastra Indonesia, untuk itu pembelajarannya harus memperhatikan prinsip penggunaan bahasa. Prinsip-prinsip pembelajaran bahasa dan sastra
menurut Pusat Perbukuan Depdiknas 2006:7-10 adalah sebagai berikut. 1.
Prinsip Kebermaknaan Prinsip kebermaknaan dijadikan pemenuhan agar bahan ajar yang dibuat
dapat membantu siswa untuk mengungkapkan ide, pikiran, gagasan, perasaan dan informasi kepada orang lain baik secara lisan maupun tertulis.
2. Prinsip Keontetikan
Prinsip ini menekankan pada pemelihan dan pengembangan materi pelatihan bahasa sastra adalah sebagai berikut:
1 berupa teks atau wacana tulis dan lisan,
2 banyak memberikan ketrampilan kepada siswa utuk mengembangkan
kemahiran fungsi bahasanya, 3
menemukan fungsi komunikatif bahasa dan menekankan proses belajar mengajar,
4 memenuhi kebutuhan berbahasa manusia,
5 berisi petunjuk, pelatihan dan tigas-tugas dengan memanfaatkan media cetak
atau elektronik, 6
didasarkan atas hasil analisis kebutuhan berbahasa siswa, 7
mengundang pemakaian unsur bahasa yang bersifat selektif dan fungsional,