pembuatan, penjelasan setiap langkah merupakan penjelasan dalam menanangani proses pembuatan atau produksi, dan karakter merupakan kriteria dalam proses
produksi atau cara membuat sesuatu barang maupun makanan. c.
Teks Eksposisi
Eksposisi merupakan teks yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi, tujuannya agar pembaca mendapat informasi dan pengetahuan
dengan sejelas-jelasnya Kosasih, 013:139. Eksposisi adalah jenis teks persuasif yang berdebat suatu kasus atau terdapat sudut pandang tertentu. Beberapa teks
esposisi membujuk pembaca untuk berpikir dengan cara tertentu dengan menerima teori atau posisi. Jenis lainnya membunjuk pembaca untuk bertindak
dengan cara tertentu. Struktur teks eksposisi, antara lain adalah tesis
Pembukaan, argumentasi Isi, dan penegasan ulang.
d. Teks Anekdot
Anekdot merupakan cerita lucu yang bertujuan memberikan suatu pelajaran tertentu Kosasih, 2013:189 Selain itu, teks anekdot juga dapat berisi
peristiwa-peristiwa yang membuat heran atau lucu bagi partisipan yang mengalaminya.
Struktur teks anekdot adalah abstraksi merupakan bagian awal paragraf yang berfungsi untuk memberikan gambaran yang jelas tentang isi teks Anekdot
tersebut, orientasi merupakan suasana pada awal kejadian cerita, peristiwa event menceritakan rangkaian kejadian, krisis masalah utama yang ada di
dalam sebuah teks anekdot, reaksi cara menyelesaikan masalah, koda perubahan yang terjadi pada tokoh, dan reorientasi bagian akhir.
e. Teks Negosiasi
Negoisasi adalah suatu bentuk interaksi sosial antara dua orang atau lebih yang memiliki masalah atau pendapat yang kuat untuk mencari jalan tengah
tanpa ada satupun pihak yang dirugikan Kemendikbud, 2013:125.Teks negosiasi dapat dikonversikan kedalam bentuk cerita narasi. Berdasasrkan
wujudnya teks negosiasi dengan cerita jauh berbeda, yang satu berbentuk dialog dan yang satu lagi berbentuk narasi.
Struktur teks negosiasi adalah pembukaan mengenai latar belakang percakapan atau dialog yang terjadi, isi tuturan berisi tentang percakapan yang
sedang berlangsung antara dua orang atau lebih, dan penutup merupakan bagian akhir dari sebuah dialog atau percakapan.
2. Strategi PORPE
Dalam kegiatan belajar-mengajar, strategi sangat penting untuk memperlancar tujuan pembelajaran. Menurut Kemp melalui wina sanjaya
1995:294 menjelaskan bahwa strategi pembelajaran suatu kegiatan yang harus dikerjakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektif dan efesien. Pada bahan ajar yang dikembangkan, dalam pembelajaran memahami teks untuk kelas X di Sekolah Menengah Kejuruan menggunakan
strategi PORPE.
PORPE Memprediksi, Mengorganisasi, Berlatih, Praktik, Evaluasi
merupakan suatu teknik membaca untuk studi yang dikembangkan oleh Simpson melalui Zuchdi, 2011:121 yang didesain untuk membantu dalam 1 secara
aktif merancang, memantau, dan mengevaluasi materi bacaan yang dipelajari; 2 mempelajari proses yang terlibat dalam menyiapkan ujian esai; 3 menggunakan
proses menulis sebagai sarana untuk mempelajari teknik bidang studi.
Strategi PORPE juga dapat mendorong siswa untuk memikirkan, menganalisis dan mensistesis konsep utama membaca. Melalui strategi ini pula
siswa dapat mengingat materi bacaan sepanjang waktu dan untuk belajar mengatasi siswa yang kurang mampu belajar dengan baik melalui peningkatan
kognitif dan metakognitif Zuchdi, 2011:125. Langkah-langkah memahami teks dalam strategi PORPE adalah sebagai berikut.
a
Predict Memprediksi Teks
Langkah pertama ini didesain untuk para mahasiswa memprediksi pertanyaan-pertanyaan esai yang potensial untuk membimbing mereka
melakukan kegiatan sesudah menyelesaikan suatu bacaan. Dalam mengerjakan hal ini, mahasiswa diharapkan memperjelas tujuan mereka dalam membaca
mengidentifikasi aspek-aspek penting dalam teks dan memfokuskan pada isi pokok bacaan, bukan pertanyaan-pertanyaan berpikir tingkat rendah, seperti
mengingat, memahami, dan menjelaskan karena hal ini tidak berguna bagi mereka. Dalam langkah ini cukup sulit Simposion dalam Zuchdi, 2011:122
membaginya menjadi empat tahap. Dalam tahap pertama, diperkenalkan kepada para mahasiswa mengenai
bahasa bahasa yang digunakan didalam menyusun pertanyaan esai, misalnya jelaskan, bandingkan, pertentangkan dan kritis. Kata-kata ini harus didefinisikan
dan didiskusikan dengan mereka. Dalam tahap dua guru memberikan tahap
proses memprediksi pertanyaan esai dari suatu teks. Dimulai tahap tiga berikan kepada para mahasiswa pertanyaan-pertanyaan yang belum selesai mengenai
topik bacaaan tertentu.Tahap yang terakhir, mereka diminta untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan secara mandiri.
b Organize Mengorganisasi
Dalam tahap ini siswa mengatur informasi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan esai berpredikat. Mereka meringkas dan mensintesis
materi dalam upaya untuk mengetahui struktur keseluruhan unit. Setiap pertanyaan berpredikat siswa dapat menguraikan jawaban mereka dalam kata-
kata mereka sendiri atau membuat peta, diagram atau grafik yang menggambarkan jawabannya. Simpson melalui
Zuchdi, 2011:123
menunjukkan bahwa guru dapat memfasilitasi proses ini dalam beberapa cara. Awalnya, guru
harus berbagi garis mereka sendiri atau peta dari pertanyaan esai berpredikat dan menjelaskan konstruksi mereka. Siswa kemudian dapat menggunakan ini sebagai
model dan berlatih untuk ujian. Guru juga dapat memberikan contoh-contoh dari beberapa peta siswa
yang berbeda atau menguraikan untuk kritik mereka. Ini dapat bermanfaat untuk siswa dalam memahami teks dengan menyertakan contoh-contoh dan
mengorganisasi jawaban dari pertanyaan. Bagian akhir dari langkah ini terjadi ketika siswa bekerja pada organisasi dengan menulis umpan balik guru.
Meskipun format sebenarnya diserahkan kepada masing-masing siswa, guru perlu memeriksa akurasi, kelengkapan dan menggunakan contoh. Pentingnya
membaca ulang selektif dan pemikiran yang membangun peta konsep dalam menentukan siswa mengorganisasi pemerolehan informasi dan pengetahuan.
c Rehearsal Berlatih
Pada langkah melatih siswa diminta untuk menempatkan kunci, ide-ide dan contoh organisasi secara keseluruhan kedalam memori jangka panjang
mereka. Selanjutnya selama proses menghafal, dapat dilakukan dengan berlatih hal yang paling utama, khususnya ide-ide dari bacaan dan pengujian diri. Berikut
ini adalah pedoman dalam melaksanakan langkah berlatih sebagai berikut.
1.
Mintalah siswa mulai latihan dengan membaca dengan suara keras dengan organisasi yang telah mereka hasilkan. Mereka diharapkan untuk menguji diri
dengan mengulangi struktur secara lisan atau tertulis dari memori
. 2.
Setelah materi dikuasai, siswa diharapkan untuk secara bertahap menambahkan ide-ide kunci dan contoh dari garis besar informasi. Mereka
harus menguji diri mereka sendiri dan jika benar menambah bagian baru.
3.
Setelah ide-ide keseluruhan struktur dan contoh berkomitmen untuk memori siswa diharapkan untuk menguji diri mereka sendiri beberapa kali selama
sehari untuk memastikan bahwa informasi itu tetap dalam memori jangka panjang. Perlu ditekankan bahwa latihan adalah proses untuk menguasai.
d Practic Praktik
Pada langkah praktik siswa belajar dapat menuliskan secara rinci apa yang mereka bacakan pada langkah latihan. Simpson menunjukkan bahwa
mungkin siswa masih harus diperhatikan oleh guru yang terlibat dalam proses