Pembelajaran bahasa dengan menggunakan pendekatan komunikatif menuntut penggunaan media dan sumber belajar diusahakan dapat memberikan
pengalaman langsung bagi siswa untuk belajar berbahasa reseptif maupun produktif, lisan maupun tulis. Materi setiap sajian berguna atau dapat
memanfaatkan setiap saat disekitarnya sesuai dengan tuntutan kegiatan berbahasa yang mungkin dihadapi di masyarakat, bervarian dan menentang.
5. Prinsip Penilaian
Pemilihan bahan, penentuan luas cakupan dan urutannya dalam pembelajaran dipertimbangkan dari kaidah- kaidah pendidikan dan keguruan.
1 Kemahiran berbahasa secara menyeluruh dan terpadu.
2 Siswa agar berlatih berbahasa Indonesia secara tulis atau lisan, baik produktif
maupun reseptif. 3
Kemampuan siswa dalam menghasilkan wacana lisan maupun tulisan.
2 Landasan Ilmu Pendidikan dan Keguruan
Pemilihan bahan, penentuan luas cakupan dan urutan pembelajaran dipertimbangkan berdasarkan kaidah-kaidah pendidikan dan keguruan, misalnya
dipertimbangkan dari segi perkembangan diri siswa dan penyajiannya dengan memilih metode dan teknik yang cocok dan sesuai dengan materi pelajaran
maupun dengan keadaan siswa Pusat Perbukuan Depdiknas, 2006:10. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan buku teks menurut Muslich
2010:135 terutama hal-hal yang terkait dengan hakikat belajar, pembelajaran kontekstual, pembelajaran model pakem, pengembangan aktivitas, kreativitas, dan
motivasi siswa.
3 Landasan Kebutuhan Siswa
Landasan kebutuhan siswa ini erat kaitannya dengan motivasi, maka pemahaman tentang teori motivasi perlu diperdalam. Motivasi dapat diartikan
sebagai kekuatan energi seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari
dalam diri individu motivasi intrinsik maupun dari luar individu motivasi ekstrinsik. Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak
menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja, maupun dalam kehidupan lainnya Muslich, 2010:159-160.
c. Langkah-langkah Penyusunan Buku Ajar
Buku ajar keterampilan membaca berdasarkan strategi PORPE merupakan buku ajar yang di dalamnya memuat kompetensi dasar membaca
selama satu tahun yang diintegrasikan dengan strategi PORPE. Jadi, strategi PORPE
diaplikasikan dalam kelima kompetensi dasar membaca tersebut untuk memudahkan penguasaan keterampilan membaca bagi siswa dalam memahami
teks. Strategi PORPE Memprediksi, Mengorganisasi, Berlatih, Praktik, dan Evaluasi ini diharapkan mampu memotivasi siswa untuk menyeimbangkan proses
dan hasil pembelajaran. Berikut ini langkah-langkah penyusunan buku ajar menurut Muslich 2010: 191.
1 Analisis kebutuhan Buku Teks
a Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum diarahkan pada pemilihan kompetensi yang bahan ajarnya perlu dikembangkan dalam buku teks. Pada tahap ini, penulis buku teks
akan mempelajari kompetensi inti dan kompetensi dasar yang menandai bahwa suatu KD telah dicapai, materi pokok, pengalaman belajar, alokasi waktu, dan
sistem evaluasi yang akan dilakukan oleh siswa. Aspek kompetensi inti dan kompetensi dasar sudah ada dalam kurikulum 2013, sehingga yang harus
dilakukan penulis dalam tahap ini adalah mengembangkan aspek materi pokok, pengalaman belajar, alokasi waktu, dan sistem pengujiannya.
b Analisis Sumber Belajar
Secara teknis, sumber belajar yang digunakan sebagai bahan penyusunan bahan ajar perlu dianalisis. Analisis dilakukan terhadap ketersediaan, kesesuaian,
dan kemudahan dalam memanfaatkannya. Caranya adalah menginventarisasi ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan.
c Analisis Karakteristik Siswa
Analisis karakteristik siswa ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan siswa, yaitu siswa yang akan menjadi sasaran atau yang kan
membaca buku teks. Oleh karena itu, secara teknis analisis karakteristik siswa ini diarahkan pada landasan kebutuhan atau motivasi siswa.
2 Penyusunan Peta Bahan Ajar
Setelah dilakukan analisis kebutuhan buku teks, langkah berikutnya adalah menyusun peta bahan ajar. Penyusunan peta bahan ajar, akan diketahui
jumlah bahan ajar dan urutan sekuensi yang akan dikembangkan. Jumlah dan urutan bahan ajar ini sangat diperlukan dalam menentukan pengelompokkan dan
prioritas penulisan, yakni untuk mengetahui bahan ajar yang semestinya disajikan lebih dulu dan bahan ajar yang disajikan kemudian.
3 Penyusunan Buku Ajar
Secara teknis, penulisan buku teks dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: a tahap perencanaan; b tahap pelaksanaan; c tahap pemantapan. Ketiga
tahapan tersebut akan diuraikan di bawah ini. a
Tahap Perencanaan 1
Penentuan tujuan Tujuan penulisan buku teks adalah menggambarkan apa yang diharapkan
dapat dilakukan oleh siswa, menunjukkan perilaku yang diharapkan dilakukan siswa, dan menggambarkan kondisi-kondisi atau lingkungan yang menunjuang
perilaku siswa. 2
Pemilihan bahan Merill dalam Muslich 2010:206 membedakan isi bahan ajar menjadi
empat, yaitu fakta, konsep, prosedur, dan prinsip. Disebut fakta apabila berisi sesuatu yang biasanya diminta untuk diingat; disebut konsep apabila berisi suatu
definisi, ciri khas suatu hal, dan klasifikasi suatu hal; disebut prosedur apabila penjelasan tentang langkah-langkah kegiatan, prosedur pembuatan sesuatu, cara-
cara memecahkan masalah, dan urutan suatu peristiwa; disebut prinsip apabila berisi penjelasan tentang hubungan antara beberapa konsep, hasil hubungan antara
berbagai konsep, dan tentang keadaan suatu hal. Berkenaan dengan penentuan bahan ajar dalam kurikulum 2013, penulis
buku teks mempunyai wewenang penuh untuk menentukan bentuk bahan ajarnya,
yang penting sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang hendak dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran. Untuk menentukan bahan ajar, penulis
buku teks memerhatikan kesahihan kevalidan materi, tingkat kepentingan materi bagi siswa, kebermaknaan materi dapat memberi manfaat akademis maupun non-
akademis, kelayakan materi utnuk dipelajari, serta kemampuan materi untuk menarik minat dan motivasi siswa.
3 Penyusunan kerangka
Secara teknis, terdapat lima tahapan yang dapat dilakukan dalam menyusun kerangka, yaitu a mengamati semua rumusan topik atau gagasan yang
terdapat dalam peta bahan ajar yang telah dikembnagkan dari seluruh kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum 2013 bidang studi pada kelas tertentu; b
mengelompokkan gagasan-gagasan pada peta bahan ajar berdasarkan kriteria tertentu; c mengurutkan kelompok-kelompok gagasan apabila dirasa masih
rumpang; e menyesuaikan kerangka berdasarkan pola atau konvensi kerangka buku teks yang dianut.
4 Pengumpulan bahan
Bahan adalah segala informasi yang terkait dengan topik, baik berupa konsep, data, atau hal-hal lain yang mempunyai relevansi dengan topik. Terdapat
serangkaian syarat bahan yang layak dimanfaatkan dalam penulisan buku teks, yaitu bahan harus relevan, aktual, objektif, dan tidak kontroversial mengingat
bahwa buku teks digunakan sebagai sumber belajar siswa.