Karakteristik Perilaku Agresif Kajian tentang Perilaku Agresif

22 i. Kecenderungan untuk bertindak brutal dan melampiaskan kemarahan secara sadis brutally and sadistic furry seperti melukai orang lain hingga parah dan mengeluarkan kata-kata yang kotor dan sadis. Eny Astuty Tri Wulandari, 1999: 16 menyebutkan bentuk atau klasifikasi perilaku agresif dibagi menjadi dua, yaitu: a. Bentuk nonverbal: 1 Menarik rambut, pakaian, perlengkapan lain, dan 2 Merusak barang-barang melempar membanting. b. Bentuk verbal: 1 Berteriak-teriak atau membuat gaduh, 2 Mengejek atau mengumpat, dan 3 Mengancam sambil melotot. Dari berbagai bentuk perilaku agresif di atas, peneliti menarik kesimpulan yang sederhana mengenai bentuk perilaku agresif, yakni bentuk verbal dan non-verbal. Bentuk verbal diwujudkan dalam bentuk kata-kata sedangkan bentuk non-verbal diwujudkan dalam aktivitas fisik.

4. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Agresif

Penelitian dari National Youth Violence Prevention Resource Center TT: 2-3 menemukan beberapa penyebab anak-anak atau remaja berperilaku agresif. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: 23 a. Karakteristik Individu Karakteristik individu turut berpengaruh dalam pembentukan perilaku agresif. Hal ini termasuk temperamen yang sukar seperti inteligensi yang rendah, hiperaktif, impulsif, masalah perhatian. Apalagi orang yang berperilaku agresif mempunyai keterampilan mengatasi masalah sosial yang rendah. Orang-orang tersebut sering salah menafsirkan perilaku orang lain sebagai kenakalan dan sering tidak mampu menemukan solusi dari perilaku agresif National Youth Violence Prevention Resource Center, TT: 2. Menurut penelitian, perilaku agresif pada masa kanak- kanak tidak hanya menjadi tolok ukur perilaku agresif pada usia selanjutnya tetapi juga membentuk karakter kepribadian seseorang Marcus, 2007: 45. b. Lingkungan Rumah Beberapa jenis lingkungan rumah dapat meningkatkan resiko seseorang untuk berperilaku agresif. Anak-anak dan remaja yang berasal dari keluarga di mana orang tua otoriter terhadap anak, dukungan emosi yang sedikit, tidak memonitor kegiatan anak, atau hanya sedikit terlibat pada kehidupan anak menimbulkan resiko besar pada munculnya perilaku agresif anak. Apalagi penggunaan hukuman atau kekurangdisiplinan orang tua juga menunjukkan adanya pengaruh terhadap perilaku agresif anak National Youth Violence Prevention Resource Center , TT: 2.