13
Tidak semua remaja mengalami tekanan karena tergantung pada masa anak-anaknya dan kesiapan diri untuk menghadapi tuntutan yang baru.
Walau pun pada masa remaja terdapat emosi yang bergejolak, dari masa ke masa akan mengalami perbaikan perilaku Hurlock, 1980: 212-213.
Menurut Marcus 2007: 43-44 perkembangan emosi seseorang yang menyebabkan munculnya perilaku agresif dipengaruhi oleh masa-masa
sebelumnya. Perilaku agresif pada saat sekolah dasar menjadi tolok ukur yang sangat penting ketika individu tersebut menginjak sekolah menengah.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, maka peneliti menarik kesimpulan seputar perkembangan emosi pada masa remaja. Emosi remaja
tergolong labil karena berhubungan dengan hormon di mana pada masa tersebut juga sedang mengalami proses pematangan.
b. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial pada masa remaja mengacu pada bagaimana remaja berpikir dan memandang lingkungan sosial sekitarnya. Lingkungan
sosial yang dimaksud meliputi orang-orang yang diamati, berinteraksi dengan orang-orang tersebut, hubungan dengan orang-orang tersebut,
kelompok tempat bergaul, dan bagaimana remaja berpikir mengenai diri sendiri dan orang lain Santrock, 2003: 119.
Hurlock 1980: 274 menguraikan tentang sikap dan perilaku yang
khas pada masa remaja yakni sebagai berikut:
1 Remaja kadang bersikap antagonistik terhadap orang lain dengan
mudah tersinggung dan pandangan mencemoohkan.
14
2 Remaja lebih agresif daripada usia prasekolah, antara lain menghasut
perkelahian dengan teman sebaya, mengritik, menentang, serta mencari-cari kesalahan atas pekerjaan orang dewasa.
3 Remaja bertengkar karena masalah yang paling remeh dan mencari
alasan untuk berkelahi dengan anggota gang, mengritik perilaku orang lain, dan bergembira jika berhasil menyakiti orang lain.
4 Menurut remaja, aktivitas sosial bersifat membosankan.
5 Remaja menggunakan sebagian besar waktunya untuk menyendiri,
melamun, menyelidiki alat kelamin mereka sendiri, dan melakukan onani.
6 Remaja sengaja menolak berkomunikasi dengan orang lain kecuali
jika perlu. 7
Remaja sering malu berada di hadapan orang banyak. Rasa malu tersebut timbul dari kecemasan penilaian orang lain terhadap
perubahan tubuh dan perilaku. Berdasarkan poin-poin tersebut, maka dapat diketahui bahwa remaja
lebih suka menyendiri daripada bergaul dengan lingkungan sosialnya yang mempunyai sifat heterogen. Pada usia remaja sering terjadi perilaku
agresif seperti menghasut, berkelahi, mengritik, menentang, serta mencari- cari kesalahan atas pekerjaan orang lain.
c. Perkembangan Moral
Santrock dan Yussen Rita Eka Izzaty, dkk; 2008: 143 mengatakan bahwa moral adalah sesuatu yang menyangkut kebiasaan atau aturan yang
15
harus dipatuhi oleh seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Perkembangan moral merupakan suatu hal yang penting bagi
perkembangan sosial dan kepribadian seseorang. Further Rita Eka Izzaty, dkk; 2008:144 mengemukakan pendapatnya
berkaitan dengan moral di mana terdapat tiga dalil yakni sebagai berikut:
1 Tingkah laku moral yang sesungguhnya baru terjadi pada masa
remaja. 2
Masa remaja sebagai periode masa muda harus dihayati betul-betul untuk dapat mencapai tingkah laku moral yang otonom.
3 Eksistensi moral sebagai keseluruhan merupakan masalah moral. Hal
ini harus dilihat sebagai hal yang bersangkutan dengan nilai-nilai atau penilaian.
W.G. Summer dalam Sarlito Wirawan 1997: 92 berpendapat bahwa tingkah laku manusia yang terkendali disebabkan adanya kontrol dari
masyarakat yang mempunyai sanksi-sanksi tersendiri bagi yang melanggar. Kontrol masyarakat tersebut adalah sebagai berikut:
1
Folkways
, yaitu tingkah laku yang lazim, misalnya makan dengan tangan kanan, bekerja,dan bersekolah.
2
Mores
, yaitu tingkah laku yang sebaiknya dilakukan, misalnya mengucapkan terima kasih atas jasa seseorang, atau memberikan
salam pada waktu berjumpa dengan orang lain. 3
Law
, yaitu tingkah laku yang harus dilakukan atau dihindari, misalnya tidak boleh mencuri, harus membayar hutang, dan lain-lain.