43
Fungsi pondok pesantren disini sangat mempengaruhi perkembangan pesantren tersebut selain perkembangannya dengan masyarakat sekitar juga
menjadikan citra pondok pesantren benar-benar baik untuk mencetak generasi yang islami dan siap untuk di terjunkan ketengah-tengah masyarakat untuk
diharapkan menyebarkan ilmu-ilmu Islam yang telah di dapatkannya ketika di pondok pesantren.
D. Perilaku Agresif Remaja di Pondok Pesantren
Remaja menupakan masa peralihan seseorang dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang mengalami perkembangan biologis, psikologis,
kognitif, sosial-emosional, ekonomi dan muncul perhatian terhadap nilai estetika dan isu moral dengan batasan usia berkisar dari usia 12 tahun sampai dengan 21
tahun. Masa remaja ini rawan sekali terjadi perilaku-perilaku yang menyimpang, diantarannya perilaku agresif. Perilaku agresif itu sendiri merupakan perilaku
yang dilakukan secara sengaja oleh individu kepada individu yang lain dengan tujuan untuk menyakiti atau mencederai, baik secara verbal maupun non verbal.
Prilaku agresif yang dilakukan oleh remaja saat ini memiliki dampak yang sangat besar bagi dirinnya sendiri maupun orang lain.
Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti perilaku agresif remaja di pondok pesantren dengan tujuan mengetahui bentuk, faktor penyebab dan
dampak. Pondok pesantren itu sendiri mempunyai peranan yang besar dalam dunia pendidikan, terutama dalam pendidikan Islam. Pondok pesantren sebagai
salah satu lembaga pendidikan yang mengkombinasikan aspek kognitif, afektif
44
dan psikomotor dengan mengajarkan nilai-nilai dan norma yang sesuai dengan syari’at Islam serta membekeli para santri dengan keterampilan-keterampilan
yang berguna bagi kehidupan sehari-hari. Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal juga
menerapkan manajemen pendidikan agar santri yang belajar di pondok tersebut dapat berkembang secara maksimal baik dari aspek kognitif, afektif maupun
psikomotor. Tidak mungkin lembaga pendidikan itu mengeluarkan lulusan yang baik kalau manajemennya dalam suatu pondok tersebut tidak baik pula.
Kenyataannya masih ada remaja di pondok pesantren yang berprilaku agresif. Walaupun tidak banyak, hal ini sangat menarik perhatian. Pondok
pesantren yang dikenal mengajarkan pendidikan Islam dimana dilarang keras untuk menyakiti sesama muslim namun masih ada beberapa remaja yang
melanggarnya. Penelitian dari
National Youth Violence Prevention Resource Center
TT: 2-3 menemukan beberapa penyebab anak-anak atau remaja berperilaku agresif.
Faktor-faktor tersebut diantaranya: 1 karakteristik individu, 2 lingkungan rumah, 3 hubungan dengan teman sebaya, 4 kegagalan sekolah, 5pengaruh
media kekerasan,6 faktor komunitas dan masyarakat. Sedangkan Anantasari 2006: 64-66 mengemukakan beberapa faktor penyebab perilaku agresif, yaitu:
1 faktor psikologis, 2 faktor sosial, 3 faktor lingkungan, dan 4 faktor biologis, 5 faktor genetik.
Menurut Marcus 2007: 55-103 perilaku agresif disebabkan oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari: 1 mencari
45
jati diri, 2 pengaruh negatif, 3 kemarahan, 4 empati, dan 5 depresi. Sedangkan faktor eksternal penyebab perilaku agresif diantarannya: 1 menjadi
model perilaku, 2 provokasi, 3 frustasi, dan 4 penggunaan alkohol dan narkoba.
Berbagai macam faktor penyebab perilaku agresif di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan seseorang berperilaku
agresif adalah karakteristik individu, lingkungan sosial rumah, hubungan dengan teman sebaya, kegagalan sekolah, pengaruh media kekerasan, faktor komunitas
dan masyarakat, frustasi, faktor psikologis, dan kondisi fisik. Pada bulan November 2014, telah mendapatkan data dari hasil wawancara
dengan pihak pondok pesantren dan beberapa santri di antaranya: 1 terdapat santri yang mengancam santri yang lain agar santri yang diancam menuruti
kemauannya sesuai yang diinginkan, 2 beberapa santri diam-diam melanggar aturan pondok pesantren dengan merokok dan mabuk yakni AZ dan RN, 3
pengajar dengan karakter yang tegas dianggap galak oleh santri, dan 4 terdapat santri yang suka menyombongkan kemampuan dirinya.
Permasalahan yang lain adalah: 5 terdapat santri putri yang suka menarik jilbab santri lain sehingga membuat santri lain marah dan bahkan ada yang
menangis, 6 terdapat santri yang jika diperingatkan oleh pengajar mengumpat setelah tidak ada pengajar walaupun saat pengajar ada dihadapannya hanya diam,
dan masih banyak lagi permasalahan yang terjadi di pondok pesantren Al-Ihsan, 7 terdapat santri yang suka mengejek dan sering merendahkan santri lain.