51 c. Mempersiapkan pemeran untuk menentukan peranan masing-
masing 2. Pelaksanaan
a. Proses sosiodrama b. Guru menghentikan pada saat situasi klimaks atau memuncak
c. Diskusi tentang jalannya cerita atau pemecahan 3. EvaluasiTindakan
a. Penilaian atau pemberian tanggapan terhadap pelaksanaan sosiodrama
b. Pembuatan kesimpulan hasil sosiodrama c. Cerita atau pemecahan masalah selanjutnya.
C. Subyek Penelitian
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut Suyud Margono 2005: 128purposive samplingadalah
pemilihan sekelompok subyek didasarkan atas ciri-ciri atau kriteria tertentu yang ditentukan berdasarkan tujuan penelitian.
Peneliti mengambil permasalahan perilaku agresif pada siswa kelas VII C di SMP Negeri 14 Yogyakarta. Jumlah siswa kelas tersebut sebanyak 35
orang. Untuk menentukan kategori siswa yang memiliki perilaku agresif, peneliti mengambil kriteria agresif berdasarkan indikator perilaku agresif. Hal
tersebut guna memastikan bahwa subyek yang dipilih benar-benar sesuai sasaran. Kriteria agresif berdasarkan indikator perilaku agresif tersebut yaitu:
52 1. Agresif verbal aktif langsung: menghina, memaki, marah-marah.
2. Agresif verbal pasif langsung: menolak bicara, bungkam. 3. Agresif verbal aktif tidak langsung: menyebar fitnah, mengadu domba.
4. Agresif verbal pasif tidak langsung: tidak memberi dukungan, tidak menggunakan hak berpendapat.
5. Agresif fisik aktif langsung: memukul, mendorong, mencubit. 6. Agresif fisik pasif langsung: demonstrasi atau aksi diam.
7. Agresif fisik aktif tidak langsung: merusak barang orang lain, menyuruh orang lain memukul.
8. Agresif fisik pasif tidak langsung: tidak peduli.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP Negeri 14 Yogyakarta terletak di Jalan Tentara Pelajar No 07, Kelurahan Bumijo,
Kota Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakanmulai pada semester genap, tahun ajaran 20142015 pada bulanJuni2015. Waktu tersebut digunakan mulai
dari penyusunan proposal, mengurus perijinan, melakukan pra tindakan guna mengetahui siswa yang berperilaku agresif, melakukan persiapan,
dan melakukan tindakan.
53
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Angket
Menurut Suyud Margono 2005: 176-177 dan Nurul Zuriah 2006: 188 angket adalah seperangkat nilai angka yang ditetapkan sebagai
subyek, obyek atau tingkah laku dengan tujuan untuk mengukur sifat, dapat digunakan untuk mengukur nilai-nilai dan minat.
a. Prinsip pengukuran Angket yang diberikan kepada responden merupakan instrumen
penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel yng akan diteliti. Oleh karena itu, angket tersebut harus dapat digunakan untuk
mendapatkan data yang valid dan reliabel tentang variabel yang diukur. Maka untuk memenuhi prinsip tersebut, instrumen angket
tersebut perlu diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. b. Penampilan fisik angket
Penampilan fisik angket akan mempengaruhi psikologi responden dan keseriusan responden dalam mengisi angket.
Peneliti menggunakan angket dengan menggunakan angketLikert. Menurut Suyud Margono 2005: 176-177 angketLikertmerupakan
54 pernyataan positif atau negatif mengenai suatu obyek sikap. Langkah-
langkah untuk menyusun angketLikert adalah sebagai berikut: a. Mengumpulkan sejumlah pernyataan yang menyenangkan tentang
obyek sikap b. Memilih dari kumpulan ini pernyataan yang menyenangkan dan yang
tidak menyenangkan dalam jumlah yang sama c. Memberi butir-butir pernyataan itu kepada sejumlah individu untuk
mengisi pendapatnya. d. Menghitung skor tiap-tiap individu
e. Melakukan analisis untuk memilih butir-butir pernyataan yang menghasilkan diskriminasi tinggi.
2. Observasi
Menurut Sukardi 2013: 50 mengartikan observasi sebagai tindakan atau proses pengambilan data atau informasi melalui media pengamatan.
Pendapat lain dari Suyud Margonodalam Nurul Zuriah 2006: 173 menjelaskanobservasi sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala yang tampak pada obyek penelitian. Pengamatan dan pencatatan dilakukan di tempat terjadinya kejadian
berlangsung. Dalam penelitian ini, observasi yag digunakan adalah observasi
partisipatif dengan ratting scale skala observasi. Menurut Nurul Zuriah 2006: 174-175 ratting scaleadalah pengambilan data menggunakan
55 sebuah daftar yang memuat nama yang diteliti disertai jenis gejala yang
diamati serta terdapat kolom yang menunjukan jenjang atau tingkatan gejala tersebut.
F. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya, penelitian adalah proses melakukan pengukuran terhadap fenomena. Instrumen penelitian adalah sebuah alat ukur yang
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati dalam penelitian.
1. Angket Perilaku Agresif
Angket perilaku agresif digunakan untuk mengetahui perilaku agresif yang muncul pada siswa Kelas VII C.
a. Membuat definisi operasional Perilaku agresif adalah perilaku sengaja yang dilakukan dengan
maksud menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikologis, secara verbal maupun nonverbal, dan dengan cara langsung atau pun
tidak langsung. Perilaku agresif remaja muncul sebagai respon untuk mengekspresikan perasaan-perasaan negatif atau dengan motif sebagai
sarana mencapai tujuan tertentu. Aspek perilaku agresif yaitu: 1 Agresif verbal aktif langsung
2 Agresif verbal pasif langsung 3 Agresif verbal aktif tidak langsung
4 Agresif verbal pasif tidak langsung 5 Agresif fisik aktif langsung
56 6 Agresif fisik pasif langsung
7 Agresif fisik aktif tidak langsung b. Membuat kisi-kisi angket perilaku agresif
Tabel 1. Kisi-kisi Angket
Variabel Aspek
Indikator Soal
Jml F
Un
Perilaku Agresif
Agresif verbal, aktif, dan langsung
Menghina 2
3 5
Mengancam 2
1 3
Marah-marah 1. 1
1
Agresif verbal, pasif, dan langsung
Menolak bicara 4
4
Agresif verbal, aktif, dan tidak langsung
Menyebar fitnah 2
2 4
Mengadu domba 1
2 3
Agresif verbal, pasif, dan tidak langsung
Tidak memberi dukungan 2
5 7
Tidak menggunakan hak berpendapat
1 2
3
Agresif fisik, aktif, dan langsung
Memukul 2
2
Mendorong 2
2
Mencubit 1
1
Agresif fisik, pasif, dan langsung
Demonstrasi aksi diam 1
1
2
Agresif fisik, aktif, dan tidak langsung
Merusak barang orang lain
2 1
3
Menyuruh orang lain memukul
1 1
2
Agresif fisik, pasif, dan tidak langsung
Tidak peduli 5
7 12
Jumlah Soal 58
57
2. Pedoman Observasi
Aspek yang diamati adalah sikap dan tingkah laku siswa selama mengikuti sosiodrama. Lembar observasi ini berisi pernyataan-pernyataan
yang berhubungan dengan perilaku agresif siswa. Pedoman observasi digunakan untuk mencatat sikap dan perilaku siswa dalam pelaksanaan
sosiodrama.
Tabel 2. Kisi-kisi Observasi
No. Aspek yang diobservasi
Deskripsi Konsep Teoritik
1. Parisipasi dan Keaktifan siswa
a. Jumlah peserta Siswa yang mengikuti layanan hadir 100
b. Perhatian siswa terhadap tindakan Siswa mengikuti seluruh proses kegiatan
c. Antusiasme siswa dalam mengikuti tindakan
1 Siswa saling bekerjasama dan bertukar pendapat 2 Siswa menyimpulkan hasil kegiatan
2. Ketersediaan Sarana Prasarana
Lingkungan kelas 1 Tempat duduk memadai
2 Ruangan bersih dan nyaman 3.
Sikap agresif yang muncul a. Verbal
1 Menghina Merendahkan, memaki, memberikan labeling
2 Mengancam Menyatakan maksud untuk merugikan, menyulitkan atau menyusahkan orang lain
3 Marah-marah Mengeluarkan kata-kata negatif menunjukkan rasa marah
4 Menolak bicara Tidak mau berbicara dengan orang lain
5 Menyebar fitnah Menyebarkan cerita yang belum pasti kebenarannya
6 Mengadu domba Membuat orang lain bertengkar
7 Tidak memberi dukungan Tidak memberikan dorongan
8 Tidak menggunakan hak berpendapat Tidak menggunakan kesempatannya untuk mengemukakan pendapat
b. Fisik 1 Memukul
Mengetuk dengan kekuatan atau sesuatu yang berat 2 Mendorong
Mendesak atau memaksa dengan fisik dari bagian belakang atau depan badan 3 Mencubit
Menjepit dengan ibu jari dan telunjuk atau jari lain 4 Aksi diam
Gerakan tidak bersuara 5 Merusak barang orang lain
Menjadikan rusak barang orang lain 6 Menyuruh orang lain memukul
Memerintah orang lain memukul 7 Tidak peduli
Tidak menghiraukan atau mengindahkan 4.
Pengaruh tindakan Perasaan dan sikap setelah proses
tindakan a. Siswa dapat mengetahui contoh dan dampak perilaku
agresif b. Siswa dapat memahami masalah yang didramatisasi
c. Siswa dapat memberikan tanggapan terhadap perilaku agresif
d. Siswa dapat mengungkapkan perasaannya ketika teman berperilaku agresif
59
G. Vaditas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas Instrumen
Menurut Saifuddin Azwar 2007: 5 validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya. Validitas instrumen yang peneliti gunakan adalah validitas isi. Validitas isi merupakan validitas yang diperoleh melalui professional
judgment, pengujian isi tes dengan analisis rasional. Pernyataan yang dapat menjelaskan sejauh mana item-item dalam tes mencakup
keseluruhan isi obyek hendak diukur.
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas menurut Nurul Zuriah 2006: 192 adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Insrumen dalam penelitian ini adalah
angket dengan empat pilihan jawaban, maka untuk uji reliabilitasnya menggunakan
rumus Alpha
Cronbach. Perhitungan
dilakukan penggunakan software program computer SPSS for windows versi
16.0.Menurut Saifuddin Azwar2007: 8 koefisien reliabilitas merupakan angka yang menunjukkan tinggi rendahnya reliabilitas dari korelasi antara
skor pada dua tes yang paralel.
60
H. Model Penelitian
Model penelitian tindakan yang digunakan adalah model Kemmis dan Taggartdalam Sukardi 2003: 7-8 yaitu model yang dikembangkan Stephen
Kemmis dan Robin McTaggart. Model Kemmis dan Taggart menggunakan empat komponen penelitian tindakan yaitu perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi dalam suatu sistem spiral yang saling terkait satu sama lain. Sukardi 2003: 5-6 memberikan penjelasan terkait empat komponen
adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan plan, rencana berorientasi ke depan, fleksibel dan lebih
menekankan pada sifat strategis untuk menjawab tantangan yang muncul pada perubahan sosial. Peneliti dan partisipan dapat merumuskan rencana
agar dalam pelaksanaannya dapat menyamakan frekuensi tindakan; 2. Tindakan act, tindakan yang terkontrol, terencana dan termonitor
mengacu pada rencana yang rasional dan terukur. Tindakan yang baik mengacu pada peningkatan praktik, peningkatan pemahaman individual
dan kolaboratif dan peningkatan situasi di tempat kegiatan berlangsung; 3. Observasi observe, observasi memiliki arti pengamatan terhadap
perlakuan treatment yang diberikan pada kegiatan tindakan. Seperti perencanaan, observasi yang baik adalah observasi yang fleksibel dan
terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul, baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan;
61 4. Reflektif reflect, reflektif merupakan langkah menilai kembali situasi
dan kondisi setelah subyek atau obyek memperoleh perlakuan treatment secara sistematis. Merupakan pengkajian kembali tindakan yang
dilakukan, mencari pemikiran logis dalam kerangka kerja, proses, problem dan hambatan yang muncul dalam perencanaan dan perlakuan treatment
yang diberikan. Reflektif dapat dilakukan melalui diskusi bersama peneliti atau partisipan. Hasil reflektif akan memberikan tiga pilihan
kemungkinan, yaitu diberhentikan, dimodifikasi atau dilanjutkan ke siklus tahap selanjutnya.
Gambar 4. Model Kemmis dan Taggart dalam Sukardi 2003: 7-8
Perencanaan Tindakan
Observasi Refleksi
Perencanaan Tindakan
Observasi Refleksi
62
I. Rancangan Tindakan
1. Pra Tindakan
Sebelum melakukan rencana tindakan, terlebih dahulu peneliti perlu melakukan beberapa langkah pra tindakan, agar peneliti dapat mengetahui
kondisi awal peserta sebelum diberi tindakan. Langkah-langkah yang dilakukan peneliti pada pra tindakan adalah sebagai berikut:
a. Peneliti melakukan observasi pada siswa kelas VII C SMP Negeri 14 Yogyakarta dan melakukan wawancara pada guru BK untuk
mengetahui kondisi subyek yang akan diberi tindakan. b. Guru BK dan peneliti berdiskusi untuk menyamakan persepsi terkait
tindakan yang akan diberikan kepada siswa. c. Guru BK dan peneliti berdiskusi tentang pelaksanaan tindakan.
d. Pemberian pra tindakandengan angket untuk mengetahui kemampuan berpikir positif siswa sebelum diberi tindakan
2. Siklus I
a. Perencanaan Sebelum melakukan tindakan, peneliti perlu melakukan
perencanaan terlebih dahulu agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai harapan. Adapun tahap perencanaan sebagai berikut:
1 Tujuan siklus I adalah memberikan pemahaman kepada siswa tentang perilaku agresif
63 2 Melakukan pembentukkan kelompok dalam proses bimbingan
kelompok teknik sosiodrama. 3 Jumlah pertemuan dalam setiap siklus adalah 2 kali pertemuan.
Masing-masing pertemuandilaksanakan pada jam kelas Bimbingan Konseling, yaitu selama 35 menit.
4 Kegiatan dilaksanakan di ruang kelas Kelas VII C 5 Menyiapkan satuan layanan satlan bimbingan dan konseling
sesuai materi yang diberikan. PertemuanI : terkait pengertian perilaku agresif, dan pengenalan
sifatnya. Pertemuan II: sosiodrama dengan judul
“Akibat Kebiasaan Marah” 6 Menyiapkan pedoman observasi untuk merekam fakta yang terjadi
selamatindakan berlangsung. 7 Menentukan kriteria keberhasilan setelah melakukan tindakan pada
hasil penelitian. b. Tindakan
Sesuai dengan rencana tindakan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan dua kali pertemuan. Setiap pertemuan
membahas materi dengan durasi 40 menit. Materi disampaikan peneliti dengan monitoring peneliti dan Guru BK. Pada setiap pertemuan
dilakukan sebagai berikut:
64 1 Pertemuan I :
a Persiapan 1 Menyiapkan satuan layanan bimbingan mengenai perilaku
agresif 2 Menyiapkan materi perilaku agresif
3 Menyiapkan pedoman observasi pelaksanaan tindakan b Pelaksanaan
1 Pembukaan 5menit Memberikan penjelasan tujuan layanan bimbingan
kelompok yaitu siswa dapat memahami pengertian perilaku agresif,
bentuk-bentuknya, faktor
penyebab, dan
dampaknya. 2 Kegiatan Inti 25 menit
a Peneliti menjelaskan kepada siswa materi pengertian perilaku agresif, bentuk-bentuk, faktor penyebab, dan
dampaknya. b Tanya jawab siswa dan peneliti mengenai perilaku
agresif 3 Penutup 5 menit
a Kegiatan ditutup dengan evaluasi terhadap materi perilaku agresif
65 b Siswa diberi tugas untuk memberi tanggapan dan
kesimpulan terhadap materi perilaku agresif 2 Pertemuan II :
a Persiapan 1 Menyiapkan satuan layanan bimbingan mengenai perilaku
agresif 2 Menyiapkan naskah drama
3 Menyiapkan pedoman observasi pelaksanaan tindakan b Pelaksanaan
1 Pembukaan 5 menit a Memberikan penjelasan tujuan layanan bimbingan
kelompok yaitu siswa dapat mengetahui perilaku agresif dan dampaknya.
b Peneliti menjelaskan kepada siswa kegiatan sosiodrama 2 Kegiatan Inti 25menit
a Peneliti mengulang materi pertemuan sebelumnya b Peneliti membantu siswa melaksanakan soiodrama
c Tanya jawab siswa dan peneliti mengenai perilaku agresif
3 Penutup 5 menit a Siswa diberi tugas untuk memberi tanggapan dan
kesimpulan terhadap kegiatan sosiodrama
66 b Peneliti menjelaskan kegiatan sosiodrama yang akan
dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya. Pada akhir pelaksanaan tindakan atau akhir siklus I dilakukan uji
perilaku agresif untuk mengetahui kondisi perilaku agresif siswa. Hasil uji perilaku agresif digunakan sebagai pedoman pelaksanaan
tindakan siklus II. Untuk mengetahui keberhasilan tindakan yang telah dilakukan, hasil tindakan siklus I akan dibandingkan dengan studi
awal. a. Observasi
Observasi pada proses sosiodrama menggunakan lembar observasi. Peneliti mencatat dengan cermat apa yang terjadi selama
persiapan hingga pelaksanaan sosiodrama. Hal-hal yang diamati pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung adalah perilaku agresif dari
data angket yang dimiliki siswa yaitu cara siswa bersikap dan berkata memberikan respon ketika proses sosiodrama.
b. Refleksi I Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami proses dan
mengetahui sejauh mana pengaruh sosiodrama dalam mengurangi perilaku agresif dan kendala yang terjadi yang terjadi selama
perencanaan dan proses sosiodrama berlangsung. Refleksi dilakukan oleh peneliti dan Guru BK untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
dan keberhasilan teknik sosiodrama yang telah dilaksanakan. Hasil
67 refleksi akan memberikan tiga pilihan kemungkinan, yaitu
diberhentikan, dimodifikasi atau dilanjutkan ke siklus tahap selanjutnya. Jika pada siklus I belum memenuhi dengan apa yang di
harapkan, dilakukan siklus II. Hasil refleksi pada siklus I digunakan peneliti untuk merevisi tindakan pada tahap selanjutnya.
3. Siklus II
a. Perencanaan Adapun tahap perencanaan pada siklus II sebagai berikut:
1 Tujuan siklus II adalah memberikan pemahaman kepada siswa tentang dampak perilaku agresif dan pemahaman bagaimana
mengurangi perilaku agresif 2 Jumlah pertemuan dalam setiap siklus adalah 2 kali pertemuan.
Masing-masing pertemuan
dilaksanakan pada
jam kelas
Bimbingan Konseling, yaitu selama 35 menit. 3 Kegiatan dilaksanakan di ruang kelas Kelas VII C
4 Menyiapkan satuan layanan satlan bimbingan dan konseling sosiodrama.
Pertemuan I: sosiodrama dengan judul “Akibat Akibat Ribut di
Kelas dan Menghina Teman ”
Pertemuan II: sosiodrama dengan judul “Akibat Melanggar
Peraturan”
68 5 Menyiapkan pedoman observasi untuk merekam fakta yang terjadi
selama tindakan berlangsung. 6 Menentukan kriteria keberhasilan setelah melakukan tindakan pada
hasil penelitian. b. Tindakan
Sesuai dengan rencana tindakan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II dilakukan dua kali pertemuan. Setiap pertemuan
membahas materi dengan durasi 35 menit. Materi disampaikan peneliti dengan monitoring peneliti dan Guru BK. Pada setiap pertemuan
dilakukan sebagai berikut: 1 Pertemuan I :
a Persiapan 1 Menyiapkan satuan layanan bimbingan mengenai perilaku
agresif 2 Menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan yaitu naskah
drama 3 Menyiapkan pedoman observasi pelaksanaan tindakan
b Pelaksanaan 1 Pembukaan 10 menit
Memberikan penjelasan tujuan layanan bimbingan yaitu siswa dapat memahami dampak perilaku agresifdan
cara mengurangi perilaku agresif.
69 2 Kegiatan Inti 25 menit
Siswa memberikan tanggapan mengenai perilaku agresif pada kegiatan sosiodrama yang telah di dramatisasi
3 Penutup 5 menit aKegiatan ditutup dengan evaluasi terhadap pelaksanaan
sosiodrama bSiswa diberi kesempatan untuk membuat kesimpulan
hasil sosiodrama 2 Pertemuan II
Proses pelaksanaan tindakan pada pertemuan II secara umum sama dengan pelaksanaan pada pertemuan I. Namun terdapat
beberapa perbedaan sebagai berikut: a Mengulang kembali review inti materi pertemuan I
b Sosiodrama yang diberikan dengan judul memukul teman saat sedang marah dan acuh
c. Observasi Observasi pada proses sosiodrama menggunakan lembar
observasi. Peneliti mencatat dengan cermat apa yang terjadi selama persiapan hingga pelaksanaan sosiodrama. Hal-hal yang diamati pada
saat pelaksanaan tindakan berlangsung adalah perilaku agresif dari data angket yang dimiliki siswa yaitu cara siswa bersikap dan berkata
memberikan respon ketika proses sosiodrama.
70 d. Refleksi II
Kegiatan refleksi dilakukan untuk memahami proses dan mengetahui sejauh mana pengaruh sosiodrama dalam mengurangi
perilaku agresif dan kendala yang terjadi yang terjadi selama perencanaan dan proses sosiodrama berlangsung. Refleksi dilakukan
oleh peneliti dan Guru BK untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dan keberhasilan teknik sosiodrama yang telah dilaksanakan. Jika pada
siklus II belum memenuhi dengan apa yang di harapkan, dilakukan siklus III. Hasil refleksi pada siklus I digunakan peneliti untuk
merevisi tindakan pada tahap selanjutnya.
J. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses pengadministrasian data secara sistematik dengan mengurutkan data sesuai dengan waktunya. Analisis data
dengan teknik penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan dinamis yang dilakukan guru dan peneliti, mulai dari tindakan dalam satu siklus ke siklus
yang lain sampai membangun interpretasi Sukardi, 2013: 70-72. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan
keadaan suatu gejala yang diukur melalui alat ukur kemudian diolah. Hasil olahan tersebut dipaparkan dalam bentuk angka sehingga hasil olahan lebih
mudah dipahami Anas Sudijono, 1987:4
71 Kriteria berkurangnya perilaku agresif yang ditentukan adalah 30 dari
siswa memiliki perilaku agresif rendah. Analisis kuantitatif penelitian ini menggunakan rumus Saifuddin Azwar: 2013: 147-150sebagai berikut :
= Tinggi = Sedang
= Rendah Keterangan :
= Mean ideal = Standar Deviasi
X = Skor yang diperoleh
Selanjutnya skor tersebut disusun dengan menggunakan langkah sebagai berikut:
1. Menentukan skor tertinggi dan terendah Angket perilaku agresif pada siswa kelas VII C SMP Negeri 14
Yogyakarta berisi 58 soal, dengan masing-masing skor tertinggi 4 dan skor terendah 1. Sehingga total skor tertingginya 4 x 58 = 232 dan
total skor terendahnya 1 x 58 = 58. 2. Menghitung mean ideal yaitu
skor tertinggi + skor terendah = 145
3. Menghitung standar deviasi yaitu skor tertinggi - skor terendah
= 48
72 Diketahui :
≥ 193,33 = Tinggi
≥ 96,67 - = Sedang
= Rendah
Rumus prosentase :
73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan disertai dengan analisis data dan pembahasan tentang mengurangi perilaku agresif
melalui teknik sosiodrama pada siswa kelas VII C SMP Negeri 14 Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni2015 di SMP Negeri 14 Yogyakarta.
A. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
SMP Negeri 14 Yogyakarta terletak di JalanTentaraPelajarNomor 07, Bumijo, Yogyakarta.SMP Negeri 14 Yogyakarta iniberada di
bawahnaungan Kantor Wilayah DepertemanPendidikanNasionalPropinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. SMP Negeri 14 Yogyakarta memiliki total
12 kelas, tiga tingkat dengan masing-masing tingkat empat kelas. Proses belajar mengajar setiap harinya berlangsung mulai pukul 07.30 WIB
hingga pukul 12.40 WIB kecuali Jum’at hingga pukul 10.30 WIB.
SMP Negeri 14 Yogyakarta memiliki satu orang Guru BK yang bertugas memampu siswa kelas VII, VIII dan IX. Guru BK berperan aktif
dalam membimbing siswa dengan melaksanakan layanan klasikal yaitu satu jam pelajaran dalam satu minggu, setiap satu jam pelajarannya 40
menit. Pelayanan bimbingan konseling lainnya adalah bimbingan informasi, konseling kelompok, konseling individual, home visit dan
sebagainya. Meskipun terkendala dengan banyaknya siswa yang