Siklus I Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan

77 Tabel 4. Prosentase Perilaku Agresif Pra Tindakan No. Kategori Perilaku Angket Nilai F Prosentase 1. Tinggi X ≥ 193,33 - - 2. Sedang X ≥ 96,67 - 193,33 9 90 3. Rendah 96,67 1 10 Berdasarkan Tabel 4. dapat disimpulkan, dari 10 orang siswa, 90siswa diantaranya memiliki perilaku agresif sedang dan 10 diantaranya memiliki perilaku agresif rendah.

D. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan

1. Siklus I

a. Perencanaan Tahap perencanaan yang disusun untuk Siklus I adalah sebagai berikut: 1 Peneliti dan guru pembimbing mengorganisasi siswa yang akan dijadikan anggota pada konseling kelompok. 2 Peneliti dan Guru BK menetapkan jadwal pertemuan dan tempat pelaksanaan. Waktu pertemuan tindakan siklus I adalah tanggal 5 Juni 2015 dan 6 Juni 2015 dengan alokasi waktu 40-55 menit. Pelaksanaan di Ruang BK bagian Bimbingan Kelompok. 3 Peneliti menyiapkan satuan layanan satlan bimbingan dan konseling dan materi yang akan diberikan. Pertemuan pertama menyiapkan materi pengertian dan contoh perilaku 78 agresif.Pertemuan kedua adalah naskah drama dengan judul “Akibat Kebiasaan Marah” 4 Peneliti dan Guru BK menyiapkan pedoman observasi untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. 5 Peneliti menentukan kriteria keberhasilan setelah melakukan tindakan pada hasil penelitian. b. Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Setiap pertemuan membahas materi dengan durasi 40- 55 menit. Materi disampaikan peneliti dengan monitoring peneliti dan Guru BK sebagai observer. Setiap pertemuan diharapkan mampu mengungkapkan dan permasalahan. Pada pertemuan pertama akan dibahas mengenai pengertian, dan contoh perilaku agresif. Siswa difokuskan mengerti pengertian perilaku agresif dan dapat menyebutkan contoh perilaku agresif. Pertemuan kedua mulai melakukan konseling kelompok dengan teknik sosiodrama dengan judul“Akibat Kebiasaan Marah tanpa Alasan”. Tujuan pertemuan kedua untuk mengungkap dan menyelesaikan permasalahan remajaakibat kebiasaan marah. 1 Pertemuan pertama, 5 Juni 2015 Pelaksanaan penelitian tindakan dalam rangka mengurangi perilaku agresif pada siswa Kelas VII C di SMP Negeri 14 79 Yogyakarta dilaksanakan mulai tanggal 5 Juni 2015. Pertemuan pertama ini dilaksanakansetelah pulang sekolah dengan durasi 60 menit. Waktu pelaksanaan telah disepakatioleh peneliti, Guru BK dan pihak sekolah. Pengkondisian dilakukan dengan siswa berkumpul di Ruang BK, kegiatan awal adalah pembukaan. Peneliti membuka kegiatan dengan salam, berdoa dan memberi arahan bahwa pertemuan ini adalah mulai kegiatan konseling kelompok dan akan berlanjut sesuai kesepakatan. Peneliti memberikan penjelasan tujuan layanan bimbingan kelompok dan siswa pada pertemuan pertama dapat memahami pengertian dan contoh perilaku agresif. Kegiatan konseling kelompok dipandu peneliti sebagai pemimpin kelompok dan siswa sebagai anggota kelompok. Guru BK sebagai observer yang mengamati jalannya kegiatan konseling kelompok. Pemimpin kelompok membuka kegiatan dengan doa dan selanjutnya membangun keakraban anggota kelompok melalui perkenalan. Anggota kelompok antusias selama proses perkenalan walaupun sudah saling mengenal sebelumnya. Harapannya, anggota kelompok akan saling memberikan tanggapan dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan konseling kelompok untuk membantu menyelesaikan masalah perilaku agresif yang muncul nantinya. 80 Selanjutnya adalah tahap peralihan, pemimpin kelompok memberikan penjelasan tujuan penelitian dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama konseling kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan materi perilaku agresif terlampir dalam Lampiran hal. 160 Sebagian besaranggota kelompok ikut serta memberikan tanggapan perilaku agresif, tapi sebagian lain tidak berkenan memberikan tanggapan. Anggota kelompokmemberikan tanggapan terkait pengetahuan mereka tentang perilaku agresif, pengertian, contoh dan perasaannya ketika berperilaku agresif. Kegiatan konseling kelompok telah berlangsung selama 60 menit. Pemimpin kelompokmemandu anggota kelompok untuk sikap duduk dan memperhatikan. Pemimpin kelompok menutup dengan pertanyaan terhadap materi perilaku agresif. Anggota kelompok yang tidak memberikan tanggapan masih belum dapat menjawab pertanyaan pemimpin kelompok terkait perilaku agresif. Pemimpin kelompok kemudian membantu anggota kelompok menyimpulkan hasil kegiatan pada pertemuan pertama dan menjelaskan sekilas rencana kegiatan bimbingan kelompok pertemuan kedua dengan teknik sosiodrama. 2 Pertemuan kedua, 6 Juni 2015 81 Penelitian tindakan pertemuan kedua dalam rangka mengurangi perilaku agresif dilaksanakanpada tanggal 6 Juni 2015. Pertemuan kedua ini dilaksanakan setelah pulang sekolah dengan durasi 60 menit. Pengkondisian dilakukan dengan anggota kelompok berkumpul di Ruang BK.Kegiatan awal adalah pembukaan. Pemimpin kelompok membuka kegiatan dengan salam, dan berdoa. Pada tahap peralihan, pemimpin kelompok memberikan penjelasan tujuan penelitian dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan kedua konseling kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan pertemuan kedua konseling kelompok kali ini menggunakan teknik sosiodrama. Pemimpin kelompok juga mengulang kembali tujuan penelitian ini adalah untuk mengurangi perilaku agresif. Masuk dalam kegiatan isi, pemimpin kelompok membacakan naskah drama yang akan diperankan anggota kelompok. Judul diperankan adalah “Akibat Kebiasaan Marah”. Pemimpin kelompok membacakan naskah drama terlampir dalam Lampiran hal. 162 Pemimpin kelompok kemudian mengajukan kepada anggota kelompok yang bersedia maju menjadi pemain peran. Anggota saling menunjuk temannya dalam pemilihan pemain peran, ada 82 yang menunjuk temannya dengan berkata mengejek, ada yang menunjuk dengan labeling danada yang menunjuk temannya dengan alasan temannya itu memiliki karakter sesuai aktor yang akan diperankan. Pemeran sosiodrama pada pertemuan kedua adalah CP, MPS, dan ADS. CP, MPS, dan ADS awal mulanya diajukkan teman-temannya, setelah peneliti menyebutkan contoh bagian drama yang diperankan, CP, MPS dan ADS setuju menjadi pemain. Pemimpin kelompok kemudian melanjutkan dengan tanya jawab siswa nilai yang didapat setelah memainkan peran atau melihat drama yang telah dilaksanakan. Kegiatan ditutup dengan evaluasi terhadap materi perilaku agresif. Pemimpin kelompok membantu memberikan kesimpulan akhir kegiatan pertemuan kedua. Selama proses sosiodrama RPA tidak memberikan respon apa-apa, terlihat mengacuhkan pembicaraan pemimpin kelompok dan tidak memperhatikan drama yang sedang diperankan temannnya.Setelah pertemuan kedua selesai, peneliti menanyakan secara langsung alasan perilaku RPA yang tidak memperhatikan dan mengacuhkan pembicaraan. Diketahui dari observasi bahwa RPA tidak menyukai kegiatan drama. Peneliti kemudian menawarkan RPA pada pertemuan selanjutnya untuk menjadi 83 pemain pada sosiodrama. RPA bersikeras tidak ingin menjadi pemeran dan berkata tidak akan mengikuti bimbingan kelompok pertemuan selanjutya jika diharuskan menjadi pemain sosiodrama. Peneliti kemudian menyetujui agar RPA tidak menjadi pemeran, namun tetap mengikuti layanan bimbingan kelompok. 3 Hasil Tindakan Siklus I Pada akhir pelaksanaan tindakan atau akhir siklus I dilakukan uji perilaku agresif untuk mengetahui kondisi perilaku agresif siswa. Hasil uji perilaku agresif digunakan sebagai pedoman pelaksanaan tindakan siklus II. Tabel 5. Hasil Angket Perilaku Agresif SiklusI No. Inisial Nama LP Skor Hasil Angket Kategorisasi 1. AM L 98 Sedang 2. ATS P 119 Sedang 3. ADS L 103 Sedang 4. CP L 138 Sedang 5. GA L 129 Sedang 6. KRFP L 125 Sedang 7. MPS L 122 Sedang 8. RMIN L 93 Rendah 9. RPA L 128 Sedang 10. RSY P 116 Sedang Berdasarkan Tabel 5. tersebut, dapat dilihat dari 10 orang siswa, 9siswa menunjukkan skor sedang dan 1siswa menunjukkan skor rendah. Didapat pula skor tertinggi perilaku agresif 138, dan skor terendah 93. 84 Berikut adalah prosentase perilaku agresif setelah tindakan siklus I dilihat dari kriteria tingkatan : Tabel 6. Prosentase Perilaku AgresifSiklusI No. Kategori Perilaku Angket Nilai F Prosentase 1. Tinggi X ≥ 193,33 - - 2. Sedang X ≥ 96,67 - 193,33 9 90 3. Rendah 96,67 1 10 Berdasarkan Tabel6. dapat disimpulkan 90 orang diantaranya memiliki perilaku agresif sedang dan 10 diantaranya memiliki perilaku agresif rendah. c. Observasi Hasil observasi pada tindakan pertama, siswa belum begitu paham dengan pengertian dan contoh perilaku agresif. Hal ini dilihat dari jawaban siswa untuk menjawab pertanyaan terkait pengertian dan contoh perilaku agresif. Pada tindakan kedua peneliti dapat melihat bahwa para siswa sudah mulai paham dengan pengertian perilaku agresif dan contohnya. Namun siswa tidak memahami bahwa bersikap agresif merupakan hal yang tidak boleh dilakukan. Dilihat dari cara siswa berinteraksi dengan temannya pada saat siswa melaksanakan sosiodrama dan dari respon yang diberikan ketika temannya bermain peran. Dalam diskusi dan pelaksanaan sosiodrama, siswa masih cenderung berperilaku agresif sehingga hasil 85 observasi peneliti dan Guru BK menunjukkan masih belum ada perubahan. Perilaku agresif yang muncul dari siswa hasil observasi dapat dijabarkan sebagai berikut : Tabel 7. Deskripsi Perilaku Agresif Siklus I No. Subyek Indikator Perilaku Agresif Hasil 1. AM Menolak bicara Menolak bicara dengan orang lain Tidak peduli Tidak menghiraukan pelaksanaan sosiodrama yang dilaksanakan. 2. ATS Tidak menggunakan hak berpendapat Tidak menggunakan kesempatannya mengemukakan pendapat 3. ADS Tidak menggunakan hak berpendapat Menolak memberikan tanggapan 4. CP Menghina Merendahkan dan memaki temannya Marah-marah Mengeluarkan kata-kata negatif yang ditujukan kepada temannya. 5. GA Menghina Merendahkan temannya Marah-marah Mengeluarkan kata-kata negative 6. KRFP Tidak peduli Bermain hp dan tidak memperhatikan kegiatan 7. MPS Mendorong Memaksa dengan fisik, mendorong temannya dari belakang. 8. RMIN Menghina Memberikan labeling kepada temannya 9. RPA Menghina Memberikan labeling kepada temannya 10. RSY Tidak menggunakan hak berpendapat Tidak menggunakan kesempatannya mengemukakan pendapat d. Refleksi I Tabel 8. Perbandingan Pra Tindakan dan Refleksi I 86 No. Inisial Nama LP Pra Tindakan Refleksi I Penurunan 1. AM L 91 98 - 4 2. ATS P 124 119 2,9 3. ADS L 105 103 1,1 4. CP L 120 138 -10 5. GA L 130 129 0,6 6. KRFP L 115 125 -6 7. MPS L 118 122 -2 8. RMIN L 100 93 4 9. RPA L 110 128 -10 10. RSY P 118 116 1,1 Hasil angket yang diisi siswa menunjukkan tidak adanya penurunan perilaku agresif. Hasil pengisian angket menunjukkan perilaku agresif siswa setelah dilakukannya tindakan meningkat. Meskipun pada tingkat perilaku agresif tidak ada perubahan, namun nilai menunjukkan ada peningkatan. Hal ini perlu adanya evaluasi peneliti dan Guru BK terkait pelaksanaan tindakan pada siklus I. Berdasarkan observasi peneliti dan Guru BK hal yang mempengaruhi peningkatan terhadap hasil angket perilaku agresif siswa adalah kurangnya pengulangan tujuan pelaksanaan konseling kelompok. Kurangnya keseriusan siswa dalam mengerjakan angket perilaku agresif juga mempengaruhi hasil angket. Ada dari sebagian anggota kelompok mengerjakannya dengan menyontek jawaban temannya. Maka di siklus II direncanakan peneliti sebagai pemimpin kelompok menegaskan tujuan dan kesimpulan pelaksanaan konseling 87 kelompok sesuai yang dilaksanakan. Guru BK berperan sebagai orang yang mengkondisikan keseriusan siswa dalam mengerjakan angket perilaku agresif. Refleksisiklus I, diharapkan tindakan pada siklus II akan memberi dampak mengurangi perilaku agresif pada siswa. Hambatan yang ditemui pada siklus I salah satunya adalah sulitnya mengumpulkan siswa diluar jam sekolah. Meskipun beberapa hari sebelumnya telah diingatkan bahwa terdapat jadwal bimbingan kelompok, siswa tetap perlu dikondisikan untuk segera berkumpul di ruang BK.

2. Siklus II