Deskripsi Data Studi Awal Sebelum Penelitian Pembahasan

76 kelas dengan ribut mengobrol dengan temannya saat guru menerangkan. ATS dan RSY dilaporkan sering membuat gadus saat berada di kelas.

C. Deskripsi Data Studi Awal Sebelum Penelitian

Sebelum melaksanaan tindakan peneliti memberikan untuk melihat tingkat perilaku agresif 10 siswa yang diperoleh melalui observasi sebelumnya. Data penelitian studi awal ini diperoleh dari angketLikertuntuk mengukur tingkat perilaku agresif siswa. Angket ini terdiri dari 58 item dengan empat pilihan jawaban. Tabel 3. Hasil Angket Perilaku Agresif Pra Tindakan No. Inisial Nama LP Skor Hasil Angket Kategorisasi 1. AM L 91 Rendah 2. ATS P 124 Sedang 3. ADS L 105 Sedang 4. CP L 120 Sedang 5. GA L 130 Sedang 6. KRFP L 115 Sedang 7. MPS L 118 Sedang 8. RMIN L 100 Sedang 9. RPA L 110 Sedang 10. RSY P 118 Sedang Berdasarkan Tabel 3. tersebut, dapat dipahami bahwa setiap siswa memiliki perilaku agresif dengan skor hasil angket yang beragam. Dapat dilihat dari 10 siswa, 9 siswa memiliki perilaku agresif kategori sedang dan 1 siswa memiliki perilaku agresif kategori rendah. Berikut adalah prosentase perilaku agresif dilihat dari kriteria tingkatan : 77 Tabel 4. Prosentase Perilaku Agresif Pra Tindakan No. Kategori Perilaku Angket Nilai F Prosentase 1. Tinggi X ≥ 193,33 - - 2. Sedang X ≥ 96,67 - 193,33 9 90 3. Rendah 96,67 1 10 Berdasarkan Tabel 4. dapat disimpulkan, dari 10 orang siswa, 90siswa diantaranya memiliki perilaku agresif sedang dan 10 diantaranya memiliki perilaku agresif rendah.

D. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan

1. Siklus I

a. Perencanaan Tahap perencanaan yang disusun untuk Siklus I adalah sebagai berikut: 1 Peneliti dan guru pembimbing mengorganisasi siswa yang akan dijadikan anggota pada konseling kelompok. 2 Peneliti dan Guru BK menetapkan jadwal pertemuan dan tempat pelaksanaan. Waktu pertemuan tindakan siklus I adalah tanggal 5 Juni 2015 dan 6 Juni 2015 dengan alokasi waktu 40-55 menit. Pelaksanaan di Ruang BK bagian Bimbingan Kelompok. 3 Peneliti menyiapkan satuan layanan satlan bimbingan dan konseling dan materi yang akan diberikan. Pertemuan pertama menyiapkan materi pengertian dan contoh perilaku 78 agresif.Pertemuan kedua adalah naskah drama dengan judul “Akibat Kebiasaan Marah” 4 Peneliti dan Guru BK menyiapkan pedoman observasi untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. 5 Peneliti menentukan kriteria keberhasilan setelah melakukan tindakan pada hasil penelitian. b. Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Setiap pertemuan membahas materi dengan durasi 40- 55 menit. Materi disampaikan peneliti dengan monitoring peneliti dan Guru BK sebagai observer. Setiap pertemuan diharapkan mampu mengungkapkan dan permasalahan. Pada pertemuan pertama akan dibahas mengenai pengertian, dan contoh perilaku agresif. Siswa difokuskan mengerti pengertian perilaku agresif dan dapat menyebutkan contoh perilaku agresif. Pertemuan kedua mulai melakukan konseling kelompok dengan teknik sosiodrama dengan judul“Akibat Kebiasaan Marah tanpa Alasan”. Tujuan pertemuan kedua untuk mengungkap dan menyelesaikan permasalahan remajaakibat kebiasaan marah. 1 Pertemuan pertama, 5 Juni 2015 Pelaksanaan penelitian tindakan dalam rangka mengurangi perilaku agresif pada siswa Kelas VII C di SMP Negeri 14 79 Yogyakarta dilaksanakan mulai tanggal 5 Juni 2015. Pertemuan pertama ini dilaksanakansetelah pulang sekolah dengan durasi 60 menit. Waktu pelaksanaan telah disepakatioleh peneliti, Guru BK dan pihak sekolah. Pengkondisian dilakukan dengan siswa berkumpul di Ruang BK, kegiatan awal adalah pembukaan. Peneliti membuka kegiatan dengan salam, berdoa dan memberi arahan bahwa pertemuan ini adalah mulai kegiatan konseling kelompok dan akan berlanjut sesuai kesepakatan. Peneliti memberikan penjelasan tujuan layanan bimbingan kelompok dan siswa pada pertemuan pertama dapat memahami pengertian dan contoh perilaku agresif. Kegiatan konseling kelompok dipandu peneliti sebagai pemimpin kelompok dan siswa sebagai anggota kelompok. Guru BK sebagai observer yang mengamati jalannya kegiatan konseling kelompok. Pemimpin kelompok membuka kegiatan dengan doa dan selanjutnya membangun keakraban anggota kelompok melalui perkenalan. Anggota kelompok antusias selama proses perkenalan walaupun sudah saling mengenal sebelumnya. Harapannya, anggota kelompok akan saling memberikan tanggapan dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan konseling kelompok untuk membantu menyelesaikan masalah perilaku agresif yang muncul nantinya. 80 Selanjutnya adalah tahap peralihan, pemimpin kelompok memberikan penjelasan tujuan penelitian dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama konseling kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan materi perilaku agresif terlampir dalam Lampiran hal. 160 Sebagian besaranggota kelompok ikut serta memberikan tanggapan perilaku agresif, tapi sebagian lain tidak berkenan memberikan tanggapan. Anggota kelompokmemberikan tanggapan terkait pengetahuan mereka tentang perilaku agresif, pengertian, contoh dan perasaannya ketika berperilaku agresif. Kegiatan konseling kelompok telah berlangsung selama 60 menit. Pemimpin kelompokmemandu anggota kelompok untuk sikap duduk dan memperhatikan. Pemimpin kelompok menutup dengan pertanyaan terhadap materi perilaku agresif. Anggota kelompok yang tidak memberikan tanggapan masih belum dapat menjawab pertanyaan pemimpin kelompok terkait perilaku agresif. Pemimpin kelompok kemudian membantu anggota kelompok menyimpulkan hasil kegiatan pada pertemuan pertama dan menjelaskan sekilas rencana kegiatan bimbingan kelompok pertemuan kedua dengan teknik sosiodrama. 2 Pertemuan kedua, 6 Juni 2015 81 Penelitian tindakan pertemuan kedua dalam rangka mengurangi perilaku agresif dilaksanakanpada tanggal 6 Juni 2015. Pertemuan kedua ini dilaksanakan setelah pulang sekolah dengan durasi 60 menit. Pengkondisian dilakukan dengan anggota kelompok berkumpul di Ruang BK.Kegiatan awal adalah pembukaan. Pemimpin kelompok membuka kegiatan dengan salam, dan berdoa. Pada tahap peralihan, pemimpin kelompok memberikan penjelasan tujuan penelitian dan kegiatan yang akan dilaksanakan pada pertemuan kedua konseling kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan pertemuan kedua konseling kelompok kali ini menggunakan teknik sosiodrama. Pemimpin kelompok juga mengulang kembali tujuan penelitian ini adalah untuk mengurangi perilaku agresif. Masuk dalam kegiatan isi, pemimpin kelompok membacakan naskah drama yang akan diperankan anggota kelompok. Judul diperankan adalah “Akibat Kebiasaan Marah”. Pemimpin kelompok membacakan naskah drama terlampir dalam Lampiran hal. 162 Pemimpin kelompok kemudian mengajukan kepada anggota kelompok yang bersedia maju menjadi pemain peran. Anggota saling menunjuk temannya dalam pemilihan pemain peran, ada 82 yang menunjuk temannya dengan berkata mengejek, ada yang menunjuk dengan labeling danada yang menunjuk temannya dengan alasan temannya itu memiliki karakter sesuai aktor yang akan diperankan. Pemeran sosiodrama pada pertemuan kedua adalah CP, MPS, dan ADS. CP, MPS, dan ADS awal mulanya diajukkan teman-temannya, setelah peneliti menyebutkan contoh bagian drama yang diperankan, CP, MPS dan ADS setuju menjadi pemain. Pemimpin kelompok kemudian melanjutkan dengan tanya jawab siswa nilai yang didapat setelah memainkan peran atau melihat drama yang telah dilaksanakan. Kegiatan ditutup dengan evaluasi terhadap materi perilaku agresif. Pemimpin kelompok membantu memberikan kesimpulan akhir kegiatan pertemuan kedua. Selama proses sosiodrama RPA tidak memberikan respon apa-apa, terlihat mengacuhkan pembicaraan pemimpin kelompok dan tidak memperhatikan drama yang sedang diperankan temannnya.Setelah pertemuan kedua selesai, peneliti menanyakan secara langsung alasan perilaku RPA yang tidak memperhatikan dan mengacuhkan pembicaraan. Diketahui dari observasi bahwa RPA tidak menyukai kegiatan drama. Peneliti kemudian menawarkan RPA pada pertemuan selanjutnya untuk menjadi 83 pemain pada sosiodrama. RPA bersikeras tidak ingin menjadi pemeran dan berkata tidak akan mengikuti bimbingan kelompok pertemuan selanjutya jika diharuskan menjadi pemain sosiodrama. Peneliti kemudian menyetujui agar RPA tidak menjadi pemeran, namun tetap mengikuti layanan bimbingan kelompok. 3 Hasil Tindakan Siklus I Pada akhir pelaksanaan tindakan atau akhir siklus I dilakukan uji perilaku agresif untuk mengetahui kondisi perilaku agresif siswa. Hasil uji perilaku agresif digunakan sebagai pedoman pelaksanaan tindakan siklus II. Tabel 5. Hasil Angket Perilaku Agresif SiklusI No. Inisial Nama LP Skor Hasil Angket Kategorisasi 1. AM L 98 Sedang 2. ATS P 119 Sedang 3. ADS L 103 Sedang 4. CP L 138 Sedang 5. GA L 129 Sedang 6. KRFP L 125 Sedang 7. MPS L 122 Sedang 8. RMIN L 93 Rendah 9. RPA L 128 Sedang 10. RSY P 116 Sedang Berdasarkan Tabel 5. tersebut, dapat dilihat dari 10 orang siswa, 9siswa menunjukkan skor sedang dan 1siswa menunjukkan skor rendah. Didapat pula skor tertinggi perilaku agresif 138, dan skor terendah 93. 84 Berikut adalah prosentase perilaku agresif setelah tindakan siklus I dilihat dari kriteria tingkatan : Tabel 6. Prosentase Perilaku AgresifSiklusI No. Kategori Perilaku Angket Nilai F Prosentase 1. Tinggi X ≥ 193,33 - - 2. Sedang X ≥ 96,67 - 193,33 9 90 3. Rendah 96,67 1 10 Berdasarkan Tabel6. dapat disimpulkan 90 orang diantaranya memiliki perilaku agresif sedang dan 10 diantaranya memiliki perilaku agresif rendah. c. Observasi Hasil observasi pada tindakan pertama, siswa belum begitu paham dengan pengertian dan contoh perilaku agresif. Hal ini dilihat dari jawaban siswa untuk menjawab pertanyaan terkait pengertian dan contoh perilaku agresif. Pada tindakan kedua peneliti dapat melihat bahwa para siswa sudah mulai paham dengan pengertian perilaku agresif dan contohnya. Namun siswa tidak memahami bahwa bersikap agresif merupakan hal yang tidak boleh dilakukan. Dilihat dari cara siswa berinteraksi dengan temannya pada saat siswa melaksanakan sosiodrama dan dari respon yang diberikan ketika temannya bermain peran. Dalam diskusi dan pelaksanaan sosiodrama, siswa masih cenderung berperilaku agresif sehingga hasil 85 observasi peneliti dan Guru BK menunjukkan masih belum ada perubahan. Perilaku agresif yang muncul dari siswa hasil observasi dapat dijabarkan sebagai berikut : Tabel 7. Deskripsi Perilaku Agresif Siklus I No. Subyek Indikator Perilaku Agresif Hasil 1. AM Menolak bicara Menolak bicara dengan orang lain Tidak peduli Tidak menghiraukan pelaksanaan sosiodrama yang dilaksanakan. 2. ATS Tidak menggunakan hak berpendapat Tidak menggunakan kesempatannya mengemukakan pendapat 3. ADS Tidak menggunakan hak berpendapat Menolak memberikan tanggapan 4. CP Menghina Merendahkan dan memaki temannya Marah-marah Mengeluarkan kata-kata negatif yang ditujukan kepada temannya. 5. GA Menghina Merendahkan temannya Marah-marah Mengeluarkan kata-kata negative 6. KRFP Tidak peduli Bermain hp dan tidak memperhatikan kegiatan 7. MPS Mendorong Memaksa dengan fisik, mendorong temannya dari belakang. 8. RMIN Menghina Memberikan labeling kepada temannya 9. RPA Menghina Memberikan labeling kepada temannya 10. RSY Tidak menggunakan hak berpendapat Tidak menggunakan kesempatannya mengemukakan pendapat d. Refleksi I Tabel 8. Perbandingan Pra Tindakan dan Refleksi I 86 No. Inisial Nama LP Pra Tindakan Refleksi I Penurunan 1. AM L 91 98 - 4 2. ATS P 124 119 2,9 3. ADS L 105 103 1,1 4. CP L 120 138 -10 5. GA L 130 129 0,6 6. KRFP L 115 125 -6 7. MPS L 118 122 -2 8. RMIN L 100 93 4 9. RPA L 110 128 -10 10. RSY P 118 116 1,1 Hasil angket yang diisi siswa menunjukkan tidak adanya penurunan perilaku agresif. Hasil pengisian angket menunjukkan perilaku agresif siswa setelah dilakukannya tindakan meningkat. Meskipun pada tingkat perilaku agresif tidak ada perubahan, namun nilai menunjukkan ada peningkatan. Hal ini perlu adanya evaluasi peneliti dan Guru BK terkait pelaksanaan tindakan pada siklus I. Berdasarkan observasi peneliti dan Guru BK hal yang mempengaruhi peningkatan terhadap hasil angket perilaku agresif siswa adalah kurangnya pengulangan tujuan pelaksanaan konseling kelompok. Kurangnya keseriusan siswa dalam mengerjakan angket perilaku agresif juga mempengaruhi hasil angket. Ada dari sebagian anggota kelompok mengerjakannya dengan menyontek jawaban temannya. Maka di siklus II direncanakan peneliti sebagai pemimpin kelompok menegaskan tujuan dan kesimpulan pelaksanaan konseling 87 kelompok sesuai yang dilaksanakan. Guru BK berperan sebagai orang yang mengkondisikan keseriusan siswa dalam mengerjakan angket perilaku agresif. Refleksisiklus I, diharapkan tindakan pada siklus II akan memberi dampak mengurangi perilaku agresif pada siswa. Hambatan yang ditemui pada siklus I salah satunya adalah sulitnya mengumpulkan siswa diluar jam sekolah. Meskipun beberapa hari sebelumnya telah diingatkan bahwa terdapat jadwal bimbingan kelompok, siswa tetap perlu dikondisikan untuk segera berkumpul di ruang BK.

2. Siklus II

a. Perencanaan Tahap perencanaan yang disusun untuk siklus II adalah sebagai berikut: 1 Peneliti dan Guru BK menetapkan jadwal pertemuan dan tempat pelaksanaan. Waktu pertemuan tindakan siklus II adalah tanggal 08 Juni 2015 dan 12 Juni 2015 dengan alokasi waktu 40-55 menit. Pelaksanaan di Ruang BK bagian Bimbingan Kelompok. 2 Peneliti menyiapkan satuan layanan satlan bimbingan dan konseling dan materi yang akan diberikan. Pertemuan pertama adalah naskah drama dengan judul“Akibat Ribut di Kelas dan Menghina Teman ”. Pertemuan kedua adalahnaskah drama dengan judul“Akibat Melanggar Peraturan”. 88 3 Peneliti dan Guru BK menyiapkan pedoman observasi untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. b. Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Setiap pertemuan membahas materi dengan durasi 40- 55 menit. Materi disampaikan peneliti dengan monitoring peneliti dan Guru BK sebagai observer. Setiap pertemuan diharapkan mampu mengungkapkan dan permasalahan. 1 Pertemuan pertama, 08 Juni 2015 Pertemuan pertama siklus II ini dilaksanakan setelah pulang sekolah dengan durasi 40 menit. Waktu pelaksanaan telah disepakati oleh peneliti, Guru BK dan pihak sekolah. Pengkondisian dilakukan dengan siswa berkumpul di Ruang BK. Kegiatan awal adalah pembukaan, peneliti membuka dengan mengucap salam dan menanyakan kabar anggota. Peneliti kemudian memberikan penjelasan kembali tujuan layanan bimbingan kelompok dan pengertian perilaku agresif. Masuk dalam kegiatan isi, pemimpin kelompok membacakan naskah drama yang akan diperankan anggota kelompok. Judul yang diperankan adalah “Akibat Ribut di Kelas dan Menghina Teman ”. Pemimpin kelompok membacakan naskah terlampir dalam Lampiran hal.163 89 Pemimpin kelompok kemudian mengajukan kepada anggota kelompok yang bersedia maju menjadi pemain peran. Pemeran sosiodrama pertemuan kedua adalah GA, KRFP, RMIN, RPA, MPS dan anggota lainnya memperhatikan sosiodrama. Pemimpin kelompok kemudian melanjutkan dengan tanya jawab siswa nilai yang didapat setelah memainkan peran atau melihat drama yang telah dilaksanakan. Kegiatan ditutup dengan evaluasi terhadap materi perilaku agresif. Pemimpin kelompok membantu memberikan kesimpulan akhir kegiatan pertemuan kedua. 2 Pertemuan kedua, 12 Juni 2015 Penelitian tindakan pertemuan kedua dalam rangka mengurangi perilaku agresif dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2015. Pertemuan kedua ini dilaksanakan setelah pulang sekolah dengan durasi 60 menit. Pengkondisian dilakukan dengan siswa berkumpul di Ruang BK, kegiatan awal adalah pembukaan, peneliti membuka dengan mengucap salam dan menanyakan kabar anggota. Pemimpin kelompok menjelaskan tujuan konseling kelompok dan mengulangi kesimpulan penjelasan pada pertemuan pertama. Pada tahap peralihan, pemimpin kelompok memberikan penjelasan judul apa yang akan dimainkan untuk sosiodrama. 90 Masuk dalam kegiatan isi, pemimpin kelompok membacakan naskah drama yang akan diperankan anggota kelompok. Judul yang diperankan adalah “Akibat tidak TaatPeraturan”. Pemimpin kelompok membacakan naskah terlampir dalam Lampiran hal. 164 Pemimpin kelompok kemudian mengajukan kepada anggota kelompok yang bersedia maju menjadi pemain peran. Pemeran sosiodrama pertemuan kedua adalah GA, MPS, ADS, RMIN, RPA KRFP, dan RSY, anggota lainnya memperhatikan. Pemimpin kelompok kemudian melanjutkan dengan tanya jawab siswa nilai yang didapat setelah memainkan peran atau melihat drama yang telah dilaksanakan. Kegiatan ditutup dengan evaluasi terhadap materi perilaku agresif. Pemimpin kelompok membantu memberikan kesimpulan akhir kegiatan pertemuan kedua dan mengulas tujuan dilaksanakannya bimbingan kelompok ini. 3 Hasil Tindakan Siklus II Pada akhir pelaksanaan tindakan atau akhir siklus II dilakukan uji perilaku agresif untuk mengetahui kondisi perilaku agresif siswa. Hasil uji perilaku agresif digunakan sebagai pedoman pelaksanaan tindakan siklus II. Tabel 9. Hasil Angket Perilaku Agresif SiklusII 91 No. Inisial Nama LP Skor Hasil Angket Kategorisasi 1. AM L 85 Rendah 2. ATS P - - 3. ADS L 100 Sedang 4. CP L 124 Sedang 5. GA L 121 Sedang 6. KRFP L 117 Sedang 7. MPS L 122 Sedang 8. RMIN L 92 Rendah 9. RPA L 101 Sedang 10. RSY P 114 Sedang Berdasarkan Tabel 9. tersebut, dapat dilihat dari 10 orang siswa, 7 orang menunjukkan skor sedang,2 orang lain menunjukkan skor rendah dan 1 orang tidak dapat hadir. Didapat pula skor tertinggi perilaku agresif 124, dan skor terendah 85.Berikut adalah prosentase perilaku agresif dilihat dari kriteria tingkatan : Tabel 10. Prosentase Perilaku Agresif Siklus II No. Kategori Perilaku Angket Nilai F Prosentase 1. Tinggi X ≥ 193,33 - - 2. Sedang X ≥ 96,67 - 193,33 7 70 3. Rendah 96,67 2 20 Tanpa Keterangan 1 10 Berdasarkan Tabel 10.dapat disimpulkan 70 orang diantaranya memiliki perilaku agresif sedang dan 20 diantaranya memiliki perilaku agresif rendah dan 10 tanpa keterangan. Dapat disimpulkan bahwa hasil 92 angket perilaku agresif setelah layanan RefleksiII menurun jika dibandingkan hasil angket perilaku agresif sebelum layanan RefleksiI. c. Observasi Hasil observasi pada tindakan pertama pada siklus II siswa masih beranggapan bahwa perilaku agresif adalah perilaku yang biasa dilakukan dan merupakan hal diperbolehkan untuk bercanda. Dapat dilihat dari hasil observasi peneliti dan Guru BK ketika siswa memberikan respon ketika pelaksanaan sosiodrama. Pada tindakan kedua pada siklus II, siswa mulai memahami bahwa bersikap agresif merupakan hal yang tidak boleh dilakukan. Dilihat dari cara siswa berinteraksi dengan temannya pada saat siswa melaksanakan sosiodrama dan dari respon yang diberikan ketika temannya bermain peran. Dalam diskusi dan pelaksanaan sosiodrama, siswa sudah mulai bertanya apa yang akan atau sering dilakukannya adalah perilaku agresif. Sehingga hasil observasi peneliti dan Guru BK menunjukkan masih ada perubahan perilaku pada siswa meskipun belum signifikan. Perilaku agresif yang muncul dari siswa hasil observasi dapat dijabarkan sebagai berikut : Tabel 11. Deskripsi Perilaku Agresif Sklus II No. Subyek Indikator Perilaku Agresif Hasil 93 1. AM Menolak bicara Menolak bicara dengan orang lain Tidak peduli Tidak peduli dengan pelaksanaan sosiodrama yang dilaksanakan 2. ATS Tidak mengikuti layanan Tidak mengikuti layanan 3. ADS Tidak menggunakan hak berpendapat Tidak menggunakan kesempatannya mengemukakan pendapat 4. CP Menghina Merendahkan dan memaki temannya Marah – marah Mengeluarkan kata-kata negatif yang ditujukan kepada temannya 5. GA Menghina Meredahkantemannya Marah – marah Mengeluarkan kata-kata negative 6. KRFP Tidak peduli Bermain hp dan tidak memperhatikan kegiatan 7. MPS Mendorong Memaksa dengan fisik, mendorong temannya dari belakang 8. RMIN Menghina Memberikan labeling kepada temannya 9. RPA Menghina Memberikan labeling kepada temannya 10. RSY Tidak menggunakan hak berpendapat Tidak menggunakan kesempatannya mengemukakan pendapat 94 d. Refleksi II Tabel 12. Perbandingan Refleksi I danRefleksi II No. Inisial Nama LP Refleksi I Refleksi II Penurunan 1. AM L 98 85 7,5 2. ATS P 119 - - 3. ADS L 103 100 1,7 4. CP L 138 124 8 5. GA L 129 121 4,6 6. KRFP L 125 117 4,6 7. MPS L 122 122 8. RMIN L 93 92 0,6 9. RPA L 128 101 16 10. RSY P 116 114 1,1 Dari hasil angket yang diisi siswa menunjukkan adanya penurunan perilaku agresif. Hasil pengisian angket menunjukkan perilaku agresif siswa setelah dilakukannya tindakan menurun. Pada dasarya siklus II sudah berjalan sesuai dengan rencana. Sudah terlihat adanya penurunan.. Namun penurunan belum signifikan sesuai dengan kriteria, maka perlu adanya pelaksanaan tindakan siklus III.Hambatan yang ditemui pada siklus II salah satunya adalah sulitnya mengumpulkan siswa di jam luar sekolah.

3. Siklus III

a. Perencanaan Tahap perencanaan yang disusun untuk siklus III adalah sebagai berikut: 95 1 Peneliti dan Guru BK menetapkan jadwal pertemuan dan tempat pelaksanaan. Waktu pertemuan tindakan siklus III adalah tanggal 22 Juni 2015 dan 23 Juni 2015 dengan alokasi waktu 30menit. Pelaksanaan di Ruang BK bagian Bimbingan Kelompok. 2 Peneliti menyiapkan satuan layanan satlan bimbingan dan konseling dan materi yang akan diberikan. Pertemuan pertama adalah naskah drama dengan judul “Menyesal sudah Menghina”. Pertemuan kedua berdiskusi tertkait siklus I dan siklus II. 3 Peneliti dan Guru BK menyiapkan pedoman observasi untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. b. Tindakan dan Observasi Siklus III Pelaksanaan tindakan pada siklus IIIdilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Setiap pertemuan membahas materi dengan durasi 40- 55 menit. Materi disampaikan peneliti dengan monitoring peneliti dan Guru BK sebagai observer. Setiap pertemuan diharapkan mampu mengungkapkan dan permasalahan. 1 Pertemuan pertama, 22 Juni 2015 Pertemuan pertama siklus II ini dilaksanakan setelah jam mengaji, dengan durasi tindakan 40 menit. Waktu pelaksanaan telah disepakati oleh peneliti, Guru BK dan pihak sekolah. Pengkondisian dilakukan dengan siswa berkumpul di Ruang BK, Kegiatan awal adalah pembukaan. Peneliti memberikan 96 penjelasan kembali tujuan layanan bimbingan kelompok dan pengertian perilaku agresif. Masuk dalam kegiatan isi, pemimpin kelompok membacakan naskah drama yang akan diperankan anggota kelompok. Judul yang diperankan adalah “Menyesal karena telah Menghina ”. Pemimpin kelompok membacakan naskah drama terlampir dalam Lampiran hal 165 Pemimpin kelompok kemudian mengajukan kepada anggota kelompok yang bersedia maju menjadi pemain peran. Pemeran sosiodrama pertemuan kedua adalah RMIN, RPA, MPS dan anggota lainnya memperhatikan sosiodrama. Pemimpin kelompok kemudian melanjutkan dengan tanya jawab siswa nilai yang didapat setelah memainkan peran atau melihat drama yang telah dilaksanakan. Kegiatan ditutup dengan evaluasi terhadap materi perilaku agresif. Pemimpin kelompok membantu memberikan kesimpulan akhir kegiatan pertemuan kedua. 2 Pertemuan kedua, 23 Juni 2015 Penelitian tindakan pertemuan kedua dalam rangka mengurangi perilaku agresif dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2015. Pertemuan kedua ini dilaksanakanpada waktu istirahat Pesantren Kilat dengan durasi 30 menit. 97 Pengkondisian dilakukan dengan siswa berkumpul di Ruang BK. Kegiatan awal adalah pembukaan. Pemimpin kelompok menjelaskan tujuan konseling kelompok dan mengulangi kesimpulan penjelasan pada pertemuan pertama.Masuk dalam kegiatan isi, pemimpin kelompok memberikan penjelasan nilai-nilai tindakan dari siklus I, siklus II dan siklus III pertemuan pertama. Pemimpin kelompok kemudian membantu menyimpulkan perilaku agresif, nilai-nilai dan dampak yang akan diterima.Kegiatan ditutup dengan evaluasi dan pemberian tugas agar anggota bersikap mengurangi perilaku agresif mereka. 3 Hasil Tindakan Siklus III Pada akhir pelaksanaan tindakan atau akhir siklus III dilakukan uji perilaku agresif untuk mengetahui kondisi perilaku agresif siswa. Hasil uji perilaku agresif digunakan sebagai pedoman pelaksanaan tindakan siklus III. Berdasarkan Tabel 13. tersebut, dapat dilihat dari 10 orang siswa, 6 siswa menunjukkan skor sedang, 3 orang lain menunjukkan skor rendah dan 1 orang tidak dapat hadir. Didapat pula skor tertinggi perilaku agresif 130 dan skor terendah 87. 98 Tabel 13. Hasil Angket Perilaku Agresif SiklusIII No. Inisial Nama LP Skor Hasil Angket Kategorisasi 1. AM L 87 Rendah 2. ATS P 116 Sedang 3. ADS L 97 Sedang 4. CP L 130 Sedang 5. GA L - - 6. KRFP L 121 Sedang 7. MPS L 111 Sedang 8. RMIN L 90 Rendah 9. RPA L 90 Rendah 10. RSY P 110 Sedang Berikut adalah prosentase perilaku agresif dilihat dari kriteria tingkatan : Tabel 14. Prosentase Perilaku Agresif No. Kategori Perilaku Angket Nilai F Prosentase 1. Tinggi X ≥ 193,33 - - 2. Sedang X ≥ 96,67 - 193,33 6 60 3. Rendah 96,67 3 30 Tanpa Keterangan 1 10 e. Observasi Hasil observasi pada tindakan pertama pada siklus ketiga siswa memahami bahwa bersikap agresif merupakan hal yang tidak boleh dilakukan dan jika melakukannya harus segera meminta maaf. Dapat dilihat dari hasil observasi peneliti dan Guru BK terhadap perilaku siswa ketika pelaksanaan sosiodrama. 99 Pada tindakan kedua pada siklus ketiga, lebih memahami bahwa bersikap agresif merupakan hal yang tidak boleh dilakukan. Dilihat dari diskusi yang dilakukan pada tindakan kedua. Sehingga hasil observasi peneliti dan Guru BK menunjukkan masih ada perubahan perilaku pada siswa yang signifikan. Dari hasil angket yang diisi siswa menunjukkan adanya penurunan perilaku agresif. Hasil pengisian angket menunjukkan perilaku agresif siswa setelah dilakukannya tindakan meningkat. Perilaku agresif yang muncul dari siswa hasil observasi dapat dijabarkan sebagai berikut : Tabel 15. Deskripsi Perilaku Agresif SiklusIII No. Subyek Indikator Perilaku Agresif Hasil 1. AM Menolak bicara Menolak ajakan dengan menunjukkan rasa marah 2. ATS Tidak terlihat perilaku agresif Tidak terlihat perilaku agresif 3. ADS Tidak terlihat perilaku agresif Tidak terlihat perilaku agresif 4. CP Tidak peduli Tidak menghiraukan 5. GA Tidak mengikuti layanan Tidak mengikuti layanan 6. KRFP Tidak peduli Sesekali membuka handphone 7. MPS Tidak terlihat perilaku agresif Tidak terlihat perilaku agresif 8. RMIN Menghina Memberikan labeling kepada temannya 9. RPA Menghina Memberikan labeling kepada temannya 10. RSY Tidak terlihat perilaku agresif Tidak terlihat perilaku agresif 100 c. Refleksi III Tabel 16. Perbandingan Refleksi I danRefleksi II No. Inisial Nama LP Refleksi II Refleksi II Penurunan 1. AM L 85 87 -1 2. ATS P - 116 - 3. ADS L 100 97 1,7 4. CP L 124 130 -3 5. GA L 121 - - 6. KRFP L 117 121 -2 7. MPS L 122 111 6,3 8. RMIN L 92 90 1,1 9. RPA L 101 90 6,3 10. RSY P 114 110 2,3 Siklus III sudah berjalan sesuai dengan rencana. Adanya penurunan perilaku agresif. Dapat dilihat dari hasil angket, penurunan perilaku agresif cukup signifikan telah mencapai 30 dari siswa memiliki perilaku agresif rendah. Hambatan yang ditemui pada siklus III salah satunya adalah perlunya koordinasi kembali dengan Guru BK dan Guru PAI karena bertepatan dengan pelaksanaan pesantren kilat di sekolah sehingga tindakan kedua dilaksanakan dengan diskusi nilai-nilai sosiodrama yang telah diperankan, waktu pelaksanaan pada tindakan kedua adalah jam istirahat pesantren kilat sehingga dapat diperkirakan remaja mengalami kelelahan. Pengaruh sosiodrama terhadap perilaku agresif pada siswa kelas VII C SMP Negeri 14 Yogyakarta dapat diketahui dari skor rata-rata dan prosentase hasil angket perilaku agresif. Dapat dilihat pula dari pengurangan nilai rata- 101 rata. perilaku agresif dari mulai Pra tindakan ke pascatindakan I, lalu ke pasca tindakan II, kemudian ke pasca tindakan III. Dapat dilihat pula dari hasil observasi peneliti dan Guru BK menunjukkan adanya perubahan yang signifikan pada siswa. Subyek pada penelitian ini adalah 11 siswa Kelas II C. Penentuan subyek berdasarkan wawancara dan observasi dari Guru BK dan 2 orang siswa kelas VII C. Hasil tersebut menunjukkan ada 10 orang remaja yang memiliki kecenderungan berperilaku agresif. Subyek penelitian ini terdiri dari siswa laki-laki 8 orang dan siswa perempuan 2 orang. Berdasarkan data yang didapat dari hasil observasi dan wawancara Guru BK dan 2 orang siswa pada Kelas VII C di dapat data bahwa terdapat 10 orang dari 35 siswa diindikasi memiliki ciri-ciri perilaku agresif. Ciri-ciri perilaku agresif yang ada pada 10 orang siswa tersebut adalah tindakan marah-marah kepada guru, tidak disiplin di sekolah tidak menaati perintah, menjawab saat dinasehati, membuat gaduh di kelas, mengobrol saat guru menerangkan dan bersikap kasar pada guru. Guru BK mengakui, kelas VII C banyak mendapat keluhan dari guru yang mengajar dan siswa yang merasa terganggu. Menurut pemaparan Guru BK, 10 orang siswa yang memiliki ciri-ciri agresif adalah laki-laki terdiri dari AM, ADS, CP, GA, KRFP, MPS, RMIN, dan RPA serta perempuan terdiri dari ATS, dan RSY. Sebelum melaksanaan tindakan peneliti memberikan pra tindakanterlebih dahulu untuk melihat tingkat perilaku agresif 10 siswa yang 102 diperoleh melalui observasi sebelumnya. Peneliti membadi angket perilaku agresif kepada 10 siswa. Data penelitian studi awal ini diperoleh dari angketLikert untuk mengukur tingkat perilaku agresif siswa. Angket ini terdiri dari 58 item dengan empat pilihan jawaban. Berdasarkan Tabel 3. tersebut, dapat dipahami bahwa setiap siswa memiliki perilaku agresif dengan skor hasil angket yang beragam. Dapat dilihat dari 10 siswa, 9 siswa memiliki perilaku agresif kategori sedang dan 1 siswa memiliki perilaku agresif kategori rendah. Berdasarkan Tabel 4. dapat disimpulkan dari 10 orang siswa, 90 siswa diantaranya memiliki perilaku agresif sedang dan 10 diantaranya memiliki perilaku agresif rendah. Pada siklus I peneliti dan Guru BK merencremajaan siklus I. Waktu pertemuan tindakan Siklus I adalah tanggal 5 Juni 2015 dan 6 Juni 2015 dengan alokasi waktu 40-55 menit. Pelaksanaan di Ruang BK bagian Bimbingan Kelompok. Pertemuan pertama menyiapkan materi pengertian dan contoh perilaku agresif. Pertemuan kedua peneliti menyiapkan naskah drama dengan judul “Akibat Kebiasaan Marah”. Pelaksanaan penelitian tindakan dilaksanakan mulai tanggal 5 Juni 2015, setelah pulang sekolah dengan durasi 60 menit. Peneliti membuka kegiatan dengan berdoa, membangun keakraban anggota melalui perkenalan, dan kemudian memberikan penjelasan tujuan layanan bimbingan kelompok yaitu siswa dapat memahami pengertian dan contoh perilaku agresif. Sebagian besar siswa ikut serta memberikan tanggapan perilaku agresif, tapi sebagian 103 lain tidak berkenan memberikan tanggapan. Siswa memberikan tanggapan terkait pengetahuan mereka tentang perilaku agresif, pengertian, contoh dan perasaannya ketika berperilaku agresif. Kegiatan konseling kelompok telah berlangsung selama 60 menit. Hasil observasi pada tindakan pertama, siswa belum begitu paham dengan pengertian dan contoh perilaku agresif. Hal ini dilihat dari jawaban siswa untuk menjawab pertanyaan terkait pengertian dan contoh perilaku agresif. Penelitian tindakan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2015, setelah pulang sekolah dengan durasi 60 menit. Pemimpin kelompok mengulangi kesimpulan penjelasan pada pertemuan pertama mengenai pengertian dan contoh perilaku agresif. Kemudian pemimpin kelompok membacakan naskah drama yang akan diperankan anggota kelompok. Judul yang diperankan adalah “Akibat Kebiasaan Marah”. Pemimpin kelompok kemudian mengajukan kepada anggota kelompok yang bersedia maju menjadi pemain peran. Anggota saling menunjuk temannya dalam pemilihan pemain peran. Pemeran sosiodrama pertemuan kedua adalah CP, MPS, ADS dan anggota lainnya memperhatikan. Pada akhir pelaksanaan tindakan atau akhir siklus I dilakukan uji perilaku agresif untuk mengetahui kondisi perilaku agresif siswa. Berdasarkan Tabel 5. tersebut, dapat dilihat dari 10 orang siswa, 9 siswa menunjukkan skor sedang dan 1 siswa menunjukkan skor rendah. Didapat pula skor tertinggi perilaku agresif 138, dan skor terendah 93. Berdasarkan Tabel 6. dapat 104 disimpulkan 90 orang diantaranya memiliki perilaku agresif sedang dan 10 diantaranya memiliki perilaku agresif rendah. Pada tindakan kedua peneliti dapat melihat bahwa para siswa sudah mulai paham dengan pengertian perilaku agresif dan contohnya. Namun siswa tidak memahami bahwa bersikap agresif merupakan hal yang tidak boleh dilakukan. Dilihat dari cara siswa berinteraksi dengan temannya pada saat siswa melaksanakan sosiodrama dan dari respon yang diberikan ketika temannya bermain peran. Dalam diskusi dan pelaksanaan sosiodrama, siswa masih cenderung berperilaku agresif sehingga hasil observasi peneliti dan Guru BK menunjukkan masih belum ada perubahan. Berdasarkan observasi peneliti dan Guru BK hal yang mempengaruhi peningkatan terhadap hasil angket perilaku agresif siswa adalah kurangnya pengulangan tujuan pelaksanaan konseling kelompok. Kurangnya keseriusan siswa dalam mengerjakan angket perilaku agresif juga mempengaruhi hasil angket. Ada dari sebagian anggota kelompok mengerjakannya dengan menyontek jawaban temannya. Maka di siklus II direncanakan peneliti sebagai pemimpin kelompok menegaskan tujuan dan kesimpulan pelaksanaan konseling kelompok sesuai yang dilaksanakan. Guru BK berperan sebagai orang yang mengkondisikan keseriusan siswa dalam mengerjakan angket perilaku agresif. Refleksi siklus I, diharapkan tindakan pada siklus II akan memberi dampak mengurangi perilaku agresif pada siswa. 105 Hambatan yang ditemui pada siklus I salah satunya adalah sulitnya mengumpulkan siswa diluar jam sekolah. Meskipun beberapa hari sebelumnya telah diingatkan bahwa terdapat jadwal bimbingan kelompok, siswa tetap perlu dikondisikan untuk segera berkumpul di ruang BK. Siklus II dilaksanakan tanggal 08 Juni 2015 dan 12 Juni 2015 dengan alokasi waktu 40-60 menit. Pertemuan pertama adalah naskah drama dengan judul “Akibat Ribut di Kelas dan Menghina Teman”. Pertemuan kedua adalahnaskah drama dengan judul “Akibat Melanggar Peraturan”. Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal 08 Juni 2015, setelah pulang sekolah dengan durasi 40 menit. Pemimpin kelompok membacakan naskah drama yang akan diperankan anggota kelompok. Pemimpin kelompok kemudian mengajukan kepada anggota kelompok yang bersedia maju menjadi pemain peran. Pemeran sosiodrama pertemuan kedua adalah GA, KRFP, RMIN, RPA, MPS dan anggota lainnya memperhatikan sosiodrama. Hasil observasi pada tindakan pertama pada siklus II siswa masih beranggapan bahwa perilaku agresif adalah perilaku yang biasa dilakukan dan merupakan hal diperbolehkan untuk bercanda. Dapat dilihat dari hasil obserbvasi peneliti dan Guru BK ketika siswa memberikan respon ketika pelaksanaan sosiodrama. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2015, setelah pulang sekolah dengan durasi 60 menit. Pemimpin kelompok membacakan naskah drama yang akan diperankan anggota kelompok. Judul yang diperankan adalah “Akibat Melanggar Peraturan”. Pemeran sosiodrama 106 pertemuan kedua adalah GA, MPS, ADS, RMIN, RPA KRFP, dan RSY, anggota lainnya memperhatikan. Pada tindakan kedua pada siklus II, siswa mulai memahami bahwa bersikap agresif merupakan hal yang tidak boleh dilakukan. Dilihat dari cara siswa berinteraksi dengan temannya pada saat siswa melaksanakan sosiodrama dan dari respon yang diberikan ketika temannya bermain peran. Dalam diskusi dan pelaksanaan sosiodrama, siswa sudah mulai bertanya apa yang akan atau sering dilakukannya adalah perilaku agresif. Sehingga hasil observasi peneliti dan Guru menunjukkan masih ada perubahan perilaku pada siswa meskipun belum signifikan. Hambatan yang ditemui pada siklus II salah satunya adalah sulitnya mengumpulkan siswa di jam luar sekolah. Pada akhir pelaksanaan tindakan atau akhir siklus II dilakukan uji perilaku agresif untuk mengetahui kondisi perilaku agresif siswa. Berdasarkan Tabel 9. tersebut, dapat dilihat dari 10 orang siswa, 7 orang menunjukkan skor sedang, 2 orang lain menunjukkan skor rendah dan 1 orang tidak dapat hadir. Didapat pula skor tertinggi perilaku agresif 124, dan skor terendah 85. Berdasarkan Tabel 10. dapat disimpulkan 70 orang diantaranya memiliki perilaku agresif sedang dan 20 diantaranya memiliki perilaku agresif rendah dan 10 tanpa keterangan. Dapat disimpulkan bahwa hasil angket perilaku agresif setelah layanan refleksiII menurun jika dibandingkan hasil angket perilaku agresif sebelum layanan refleksi I. 107 Siklus III dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2015 dan 23 Juni 2015 dengan alokasi waktu 30-40 menit. Pelaksanaan di Ruang BK bagian Bimbingan Kelompok. Pertemuan pertama dilaksanakan sosiodrama dengan judul “Menyesal sudah Menghina”. Pertemuan kedua berdiskusi tertkait siklus I dan siklus II. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2015 setelah jam mengaji, dengan durasi tindakan 40 menit. Pemimpin kelompok membacakan naskah drama yang akan diperankan anggota kelompok. Judul yang diperankan adalah menyesal telah menghina. Pemeran sosiodrama pertemuan kedua adalah RMIN, RPA, MPS dan anggota lainnya memperhatikan sosiodrama. Hasil observasi pada tindakan pertama pada siklus ketiga siswa memahami bahwa bersikap agresif merupakan hal yang tidak boleh dilakukan dan jika melakukannya hasrus segera meminta maaf. Dapat dilihat dari hasil observasi peneliti dan Guru BK terhadap perilaku siswa ketika pelaksanaan sosiodrama. Pertemuan kedua dalam dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2015, pada waktu istirahat Pesantren Kilat dengan durasi 30 menit. Pemimpin kelompok memberikan penjelasan nilai-nilai apa yang didapat selama tindakan dari siklus I, siklus II dan siklus III pertemuan pertama. Pemimpin kelompok kemudian membantu menyimpulkan perilaku agresif, nilai-nilai dan dampak yang akan diterima. Pada tindakan kedua pada siklus ketiga, lebih memahami bahwa bersikap agresif merupakan hal yang tidak boleh dilakukan. Dilihat 108 dari diskusi yang dilakukan pada tindakan kedua. Sehingga hasil observasi peneliti dan Guru BK menunjukkan ada perubahan perilaku pada siswa yang signifikan. Pada akhir pelaksanaan tindakan atau akhir siklus III dilakukan uji perilaku agresif untuk mengetahui kondisi perilaku agresif siswa. Berdasarkan Tabel 12. tersebut, dapat dilihat dari 10 orang siswa, 6 siswa menunjukkan skor sedang, 3 orang lain menunjukkan skor rendah dan 1 orang tidak dapat hadir. Berdasarkan Tabel 13. dapat disimpulkan 60 orang diantaranya memiliki perilaku agresif sedang dan 30 diantaranya memiliki perilaku agresif rendah dan 10 tanpa keterangan. Dapat disimpulkan bahwa hasil angket perilaku agresif setelah layanan refleksiIII menurun jika dibandingkan hasil angket perilaku agresif sebelum layanan refleksi II. Siklus III sudah berjalan sesuai dengan rencana. Adanya penurunan perilaku agresif. Dapat dilihat dari hasil angket, penurunan perilaku agresif cukup signifikan telah mencapai 30 dari siswa memiliki perilaku agresif rendah. Hambatan yang ditemui pada siklus III salah satunya adalah perlunya koordinasi kembali dengan Guru BK dan Guru PAI karena bertepatan dengan pelaksanaan pesantren kilat di sekolah sehingga tindakan kedua dilaksanakan dengan diskusi nilai-nilai sosiodrama yang telah diperankan, waktu pelaksanaan pada tindakan kedua adalah jam istirahat pesantren kilat sehingga dapat diperkirakan remaja mengalami kelelahan. 109 Penelitian ini bermula dari laporan guru terdapat perilaku agresif pada siswaSMP Negeri 14 Yogyakarta kelas VII C. Hasil observasi menunjukan bahwa 10 orang siswa kelas VII C memiliki kecenderungan berperilaku agresif. Siswa menunjukkan perilaku diantaranya gaduh di kelas, menghina terkait fisik temannya yang lemah, marah-marah dan bersikap kasar pada guru, tidak menaati perintah atau aturan sekolah menyontek, dan membuat gaduh di kelas. Pemilihan pengurangan perilaku agresif menggunakan teknik sosiodrama dikarenakan teknik sosiodrama membantu mendramatisasi konflik-konflik yang terjadi pada keseharian remaja dan secara tidak langsung membantu remaja memahami perilaku agresif tidak boleh dilakukan.Pelaksanaan sosiodrama pun menarik bagi remaja karena menggunakan metode bermain peran. Muhibbin Syah 2011: 120 menyebutkan, teknik yang diperlukan untuk mengurangi perilaku agresif adalah teknik untuk memecahkan masalah sosial. Dengan tujuan agar remaja memiliki kecakapan dalam memecahkan masalah keluarga, persahabatan, kelompok dan masalah yang bersifat kemasyarakatan. Menurut Djumhur dan Muh Surya, 2001:109 sosiodrama dipergunakan sebagai salah satu teknik untuk memecahkan masalah-masalah sosial dengan melalui kegiatan bermain peran. Menurut Wingkel 2004: 470 sosiodrama merupakan dramatisasi dari persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan dengan orang lain, tingkat konflik-konflik yang dialami dalam pergaulan sosial. 110

E. Kesimpulan Analisis Hasil Penelitian

Hipotesis dalam penelitian tindakan penurunan perilaku agresif ini adalah teknik sosiodrama dapat mengurangi perilaku agresif pada siswa kelas VII C SMP Negeri 14 Yogyakarta. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan analisis data dengan menggunakan rumus Saifuddin Azwar: 2013: 147-150dengan kriteria 30 siswa memiliki kategori perilaku agresif rendah.Jika 30 siswa memiliki kategori perilaku agresif rendah, maka terdapat penurunan perilaku agresif pada siswa kelas VII C SMP Negeri 14 Yogyakarta. Dari hasil refleksiIII diketahui bahwa 60 siswa memiliki tingkat kategori sedang dan 30 siswa memiliki tingkat kategori rendah dan 10 siswa tidak mengikuti tindakan. Dapat disimpulkan bahwa 30 siswa memiliki tingkat kategori rendah, Ha diterimaada penurunan perilaku agresif pada siswa kelas VII C SMP Negeri 14 Yogyakarta. Berdasarkan hasil observasi dan refleksi dapat dipahami perubahan perilaku agresif siswa. Berikut akan digambarkan perubahan perilaku agresif siswa setelah mengikuti layananpada Diagram 5. dengan keterangan sebagai berikut: 111 Gambar 5. Diagram Perilaku Agresif Siswa 91 98 85 87 Subyek AM Pra I II III 12 4 11 9 11 6 Subyek ATS Pra I II III 10 5 10 3 10 97 Subyek ADS Pra I II III 12 13 8 12 4 13 Subyek CP Pra I II III 13 12 9 12 1 Subyek GA Pra I II III 11 5 12 5 11 7 12 1 Subyek KRFP Pra I II III 1 1 8 1 2 2 1 2 2 1 1 1 Subyek MPS Pra I II III 1 9 3 9 2 9 Subyek RMIN Pra I II III 11 12 8 10 1 90 Subyek RPA Pra I II III 11 8 11 6 11 4 11 Subyek RSY Pra I II III 112

1. Pra Tindakan

a. Indikator Menghina Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator menghina pada pra tindakan, ATS, ADS, KRFP, MPS, dan RMIN memiliki skor nilai 9,AM, CP dan GA siswa memiliki skor nilai 10, sedangkan RPA memiliki skor tertinggi dengan nilai 11. b. Indikator Mengancam Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mengancam pada pra tindakan, ATS memiliki skor nilai 2, RPA memiliki skor nilai 3. ADS, KRFP, dan RMIN memiliki skor nilai 4, AM dan MPS memiliki skor nilai 5, GA memiliki skor nilai 6 dan CP memiliki skor tertinggi dengan nilai 8. c. Indikator Marah-marah Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator marah-marah pada pra tindakan, KRFP dan RMIN memiliki skor terendah dengan nilai 1. ADS, CP dan MPS memiliki skor nilai 2, sedangkan AM, ATS, GA dan RPA memiliki skor tertinggi dengan nilai 3. d. Indikator Menolak bicara Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator menolak bicara pada pra tindakan, AM memiliki skor terendah dengan nilai 11. RPA memiliki skor kedua terendah dengan nilai 13, ADS 113 memiliki skor nilai 15, CP, KRFP, MPS dan RMIN memiliki skor nilai 16, sedangkan ATS dan GA memiliki skor tertinggi dengan nilai 20. e. Indikator Menyebarkan fitnah Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator menyebarkan fitnah pada pra tindakan, ADS, CP dan RMIN.memiliki skor terendah dengan nilai 7,AM, KRFP dan RPA memiliki skor kedua terendah dengan nilai 8, MPS, dan ATS memiliki skor nilai 10, sedangkan CPmemiliki skor tertinggi dengan nilai 11. f. Indikator Mengadu domba Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mengadu domba pada pra tindakan, AM dan RPA memiliki skor terendah dengan nilai 3,ATS dan KRFP memiliki skor nilai 5, ADS dan CP memiliki skor nilai 6, GA dan RMIN memiliki skor nilai 7, dan MPS skor tertinggi dengan nilai 10. g. Indikator Tidak Memberi Dukungan Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator tidak memberi dukungan pada pra tindakan, MPS memiliki skor terendah dengan nilai 11.AM memiliki skor nilai 13, GA memiliki skor nilai 14, ADS, KRFP dan RMIN memiliki skor nilai 15, RPA memiliki skor nilai 16, sedangkan CP memiliki skor tertinggi dengan nilai 17. 114 h. Indikator Tidak Menggunakan Hak Berpendapat Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator tidak menggunakan hak berpendapat pada pra tindakan, RMIN memiliki skor terendah dengan nilai 4. AM dan ADS memiliki skor nilai 5, ATS, CP, GA, KRFP dan MPS memiliki skor nilai 7, dan RPA memiliki skor tertinggi dengan nilai 8. i. Indikator Memukul Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator memukul pada pra tindakan, AM, ATS, ADS, RMIN dan RPA memiliki skor terendah dengan nilai 3, CP dan KRFP memiliki skor nilai 4, dan GA memiliki skor tertinggi dengan nilai 6. j. Indikator Mendorong Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mendorong pada pra tindakan, ADS, CP, MPS, RMIN dan RPA memiliki skor terendah dengan nilai 2, AM memiliki skor nilai 3, KRFP memiliki skor nilai 4, dan ATS dan GA memiliki skor tertinggi dengan nilai 5. k. Indikator Mencubit Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mencubit pada pra tindakan, AM memiliki skor terendah dengan nilai 1, ADS, CP, GA, KRFP, MPS, RMIN dan RPA memiliki skor nilai 2, dan ATS memiliki skor tertinggi dengan nilai 3. 115 l. Indikator Demonstrasi Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator demonstrasi pada pra tindakan, AM, CP, GA, KRFP, MPS, RMIN dan RPA memiliki skor terendah dengan nilai 4, ADS, memiliki skor nilai 5, dan ATS memiliki skor tertinggi dengan nilai 6. m. Indikator Merusak Barang Orang Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator merusak barang orangpada pra tindakan, AM, ADS, RMIN dan RPA memiliki skor terendah dengan nilai 3, ATS memiliki skor nilai 5, CP, GA, dan KRFP memiliki skor nilai 6, dan MPS memiliki skor tertinggi dengan nilai 8. n. Indikator Menyuruh Memukul Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator menyuruh memukul pada pra tindakan, AM dan RPA memiliki skor terendah dengan nilai 2, ATS, ADS dan RMIN memiliki skor nilai 3, sedangkan CP, GA, KRFP dan MPS memiliki skor tertinggi dengan nilai 4. o. Indikator Tidak Peduli Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator tidak peduli pada pra tindakan, AM memiliki skor terendah dengan nilai 17, RMIN memiliki skor nilai 20, ADS dan MPS memiliki skor nilai 116 24,CPmemiliki skor nilai 25, ATS dan KRFPmemiliki skor nilai 26, GA memiliki skor nilai27 dan RPA memiliki skor tertinggi dengan nilai 29.

2. Siklus I

a. Indikator Menghina Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mengancam pada siklus I, skor nilai AM, ADS dan RMIN turun menjadi 5 dari sebelumnya pada pra tindakan AM dan RMIN memiliki skor nilai 10 dan ADS memiliki skor nilai 9. Skor nilai RPA turun menjadi 6 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor tertinggi dengan nilai 11. Skor nilai MPS turun menjadi 8 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 9. Skor nilai ATS, GA, dan KRFP tetap memiliki skor nilai 10, sedangkan skor nilai CP naik menjadi 11 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 10. b. Indikator Mengancam Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mengancam pada siklus I, skor nilai AM naik menjadi 7, dari sebelumnya pada pra tindakan AM memiliki skor nilai 5. ADS tetap memiliki skor nilai 4 dan GA tetap memiliki skor nilai 6 skor nilai RMIN naik menjadi 5 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 4. Skor nilai ATS, KRFP, dan MPS naik menjadi 6 dari sebelumnya pada pra tindakan ATS memiliki skor nilai 2, KRFP memiliki skor nilai 4, dan MPS memiliki 117 skor nilai 5. Skor nilai RPA naik memiliki skor tertinggi dengan nilai 8 dari sebelumnya pada pra tindakan RPA memiliki skor nilai 3. Sedangkan CP tetap memiliki skor tertinggi dengan nilai 8. c. Indikator Marah-marah Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator marah-marah pada siklus I ADS tetap memiliki skor nilai 2. Skor nilai ATS dan GA turun menjadi 2, memiliki skor tertinggi dengan nilai 3. Skor nilai RPA turun menjadi skor terendah dengan nilai 1 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor tertinggi dengan nilai 3. Skor nilai KRFP dan RMIN naik menjadi 2, dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai 1. Skor nilai MPS naik menjadi 3, dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 2. Skor nilai AM dan CP naik menjadi skor tertinggi dengan nilai 4 dari sebelumnya pada pra tindakan AM memiliki skor tertinggi dengan nilai 3 dan CP memiliki skor nilai 2. d. Indikator Menolak bicara Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator menolak bicara pada siklus I, Skor nilai AM tetap memiliki skor terendah dengan nilai 11 dan ADS tetap memiliki skor nilai 15. Skor nilai RMIN turun menjadi 14 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki memiliki 118 skor nilai 16. Skor nilai ATS turun menjadi 16, dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki memiliki skor tertinggi dengan nilai 20. e. Indikator Menyebarkan fitnah Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator menolak bicara pada siklus I, ADS tetap memiliki nilai 7, GA tetap 9 dan MPS tetap 10.Skor nilai RMIN turun menjadi skor terendah dengan nilai 6 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai 7. Skor nilai RPA turun menjadi 7 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 8. Skor nilai ATS turun menjadi 8 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 10. AM, dan KRFP naik menjadi 9 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 8. Sedangkan CP turun menjadi skor tertinggi dengan nilai 11. dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai 7. f. Indikator Mengadu domba Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mengadu domba pada siklus I, GA tetap memiliki skor nilai 7. Skor nilai RMIN turun menjadi 3 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 7. Skor nilai ADS turun menjadi 4 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 6. Skor nilai CP turun menjadi 5 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 6. Skor nilai AM, ATS dan KRFP naik menjadi 6 dari sebelumnya pada pra tindakan AM 119 memiliki skor terendah dengan nilai 3 dan ATS dan KRFP memiliki skor nilai 5. Skor nilai MPS turun menjadi 6, dari sebelumnya pada pra tindakan skor tertinggi dengan nilai 10. Skor nilai RPA naik menjadi 8. dari sebelumnya pada pra tindakan skor terendah dengan nilai 3. g. Indikator Tidak Memberi Dukungan Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator tidak memberi dukungan pada siklus I, skor nilai AM turun menjadi 12, dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 13. Skor nilai KRFP dan RMIN turun menjadi 14, KRFP dan RMIN dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 15. Skor nilai MPS, naik menjadi 14 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai 11. Skor nilai RPA turun menjadi 14, dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 16. Skor nilai ATS turun menjadi 15 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 16. Skor nilai GA naik menjadi 15, dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 14. Skor nilai ADS naik menjadi 17 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 15. Sedangkan CP tetap memiliki skor tertinggi dengan nilai 17. h. Indikator Tidak Menggunakan Hak Berpendapat Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator tidak menggunakan hak berpendapat pada siklus I, skor nilai AM dan RPA turun menjadi 4 dari sebelumnya pada pra tindakan AM memiliki 120 skor nilai 5 dan RPA memiliki skor tertinggi dengan nilai 8. Skor nilai GA turun menjadi 6 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 7. Skor nilai RMIN naik menjadi 5, dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai 4. Skor nilai ADS naik menjadi 6, dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 5. Sedangkan ATS, CP, KRFP dan MPS tetap memiliki skor tertinggi dengan nilai 7. i. Indikator Memukul Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator memukul pada siklus I, skor nilai CP turun menjadi 3, dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 4. GA turun menjadi 5. dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor tertinggi dengan nilai 6. ADS, RMIN dan RPA tetap memiliki skor terendah dengan nilai 3. KRFP dan MPS tetap memiliki skor nilai 4. Sedangkan AM dan ATS naik menjadi 4, dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai 3. j. Indikator Mendorong Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mendorong pada siklus I, skor nilai AM turun menjadi skor terendah dengan nilai 2 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai 3. Skor nilai ATS dan GA turun menjadi 4, dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai tertinggi dengan 121 nilai 5. Skor nilai ADS dan CP naik menjadi 3 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai terendah dengan nilai 2. Skor nilai MPS dan RMIN naik menjadi 4 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai terendah dengan nilai 2. Sedangkan KRFP dan RPA naik menjadi 5 dari sebelumnya pada pra tindakan KRFP memiliki skor nilai 4, RPA memiliki skor terendah dengan nilai 2 k. Indikator Mencubit Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mencubit pada siklus I, skor nilai RPA turun menjadi skor terendah dengan nilai 1 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 2. Skor nilai ATS turun menjadi 2 dari sebelumnya pada pra tindakan skor tertinggi dengan nilai 3. Skor nilai AM naik menjadi 2 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai 1. Skor nilai GA dan RMIN memiliki skor tertinggi dengan nilai 3. GA dan RMIN memiliki skor nilai 2. Sedangkan ADS, CP, KRFP, dan MPS tetap memiliki skor nilai 2. l. Indikator Demonstrasi Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator demonstrasi pada siklus I, skor nilai AM naik menjadi 2 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai 1. Skor nilai AM, 122 ATS, dan RMIN turun menjadi skor terendah dengan nilai 3 dari sebelumnya pada pra tindakan AM dan RMIN memiliki skor terendah dengan nilai 4 dan ATS memiliki skor tertinggi dengan nilai 6. Skor nilai ADS turun menjadi 4. dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 5. Sedangkan CP, GA, KRFP, MPS, dan RPA tetap memiliki skor tertinggi dengan nilai 4. m. Indikator Merusak Barang Orang Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator merusak barang orang pada siklus I, ADS tetap memiliki skor terendah dengan nilai 3. ATS, GA, dan KRFP tetap memiliki skor nilai 6. Skor nilai MPS turun menjadi 7 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 8. Skor nilai AM naik menjadi 7, dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai 3. Skor nilai RMIN naik menjadi 5, memiliki skor terendah dengan nilai 3, sedangkan skor nilai CP dan RPA naik menjadi skor tertinggi dengan nilai 8, CP dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 6 dan RPA memiliki skor terendah dengan nilai 3. n. Indikator Menyuruh Memukul Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator menyuruh memukul pada siklus I, KRFP dan MPS tetap memiliki skor nilai 4. Skor nilai ADS dan RMIN naik menjadi 2, ADS dan RMIN dari 123 sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 3. Skor nilai AM memiliki skor nilai 3, AM memiliki skor terendah dengan nilai 2, Skor nilai ATS, KRFP, MPS dan RPA naik menjadi 4 dari sebelumnya pada pra tindakan ATS memiliki skor nilai 3, RPA memiliki skor terendah dengan nilai 2. Sedangkan GA naik menjadi skor tertinggi dengan nilai 5 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor tertinggi dengan nilai 4. o. Indikator Tidak Peduli Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator tidak peduli pada siklus I, skor nilai AM naik menjadi 19 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 17. Skor nilai RMIN turun menjadi 19 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor 20. Skor nilai ADS, dan MPS memiliki skor nilai 26, dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 24. Skor nilai GA memiliki skor nilai 28, GA memiliki skor nilai 27. Sedangkan ATS tetap memiliki skor nilai 26 dan RPA tetap memiliki skor tertinggi dengan nilai 29. sedangkan CP dan KRFP memiliki skor tertinggi dengan nilai 29. dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 26,

3. Siklus II

a. Indikator Menghina Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator menghina pada siklus II, AM dan ADS tetap memiliki skor nilai 9. Skor 124 nilai RMIN naik menjadi 6 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 5. Skor nilai RPA naik menjadi 11 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 6. Skor nilai MPS turun menjadi 7 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 8. Skor nilai GA turun menjadi 8 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 10. Skor nilai KRFP turun menjadi 9 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 10. Skor nilai CP turun menjadi 10 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 11. Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. b. Indikator Mengancam Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mengancam pada siklus II, skor nilai RMIN turun menjadi 4 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 5. Skor nilai AM turun menjadi 5 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 7. Skor nilai CP turun menjadi 6 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor tertinggi dengan nilai 8. Skor nilai RPA turun menjadi 4 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 8. ADS tetap memiliki skor nilai 4 dan GA, KRFP, dan MPS tetap memiliki skor nilai 6. Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. c. Indikator Marah-marah Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator marah-marah pada siklus II, MPS dan memiliki skor nilai 2, sedangkan 125 CP memiliki skor tertinggi dengan nilai 3. ADS, GA, RMIN dan KRFP tetap memiliki skor nilai 2. RPA tetap memiliki skor terendah dengan nilai 1. Skor nilai AM dan MPS turun menjadi 2 dari sebelumnya pada siklus I AM memiliki nilai 4 dan MPS memiliki skor nilai 3. Skor nilai CP turun menjadi 3 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 4. Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. d. Indikator Menolak bicara Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator menolak bicara pada siklus II, skor nilai AM naik menjadi 12 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 11. Skor nilai ADS turun menjadi 14 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 15. Skor nilai CP turun menjadi 18 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 20. Skor nilai GA turun menjadi 17 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 19. Skor nilai RPA turun menjadi skor terendah dengan nilai 10 dari sebelumnya pada siklus I memiliki memiliki skor nilai 26. MPS tetap memiliki skor nilai 17. Skor nilai KRFP turun menjadi 16 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 17. Skor nilai RMIN naik menjadi 15 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 14. Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. 126 e. Indikator Menyebarkan fitnah Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator menolak bicara pada siklus II, AM turun menjadi skor terendah dengan nilai 5 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor tertinggi dengan nilai 9. CP turun menjadi skor tertinggi dengan nilai 10 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor tertinggi dengan nilai 11. MPS turun menjadi skor tertinggi dengan nilai 9 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor tertinggi dengan nilai 10. ADS turun menjadi 6 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor tertinggi dengan nilai 7. GA, KRFP dan MPS tetap memiliki nilai 9 dan RMIN tetap memiliki nilai 6. RPA naik menjadi 8 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor tertinggi dengan nilai 7. Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. f. Indikator Mengadu domba Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mengadu domba pada siklus II, RPA memiliki skor tertinggi dengan nilai 7. AM turun menjadi 3 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 6. RMIN naik menjadi 4 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 6. GA turun menjadi 6 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 7. KRFP turun menjadi 5 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 6. Skor nilai RPA turun menjadi 7. dari sebelumnya pada siklus I skor nilai 8. MPS tetap memiliki skor nilai 6. CP dan ADS naik menjadi 7 127 dari sebelumnya pada siklus I CP memiliki nilai 7 dan ADS memiliki skor nilai 4. Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. g. Indikator Tidak Memberi Dukungan Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator tidak memberi dukungan pada siklus II, skor nilai AM turun menjadi skor terendah dengan nilai 8 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 12. Skor nilai ADS, KRFP dan RPA turun menjadi 13dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai ADS memiliki nilai 17 dan KRFP dan RPA memiliki nilai 14. CP turun menjadi 16 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 17. RMIN turun menjadi 14, RMIN dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 15. GA dan MPS tetap memiliki skor 15. Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. h. Indikator Tidak Menggunakan Hak Berpendapat Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator tidak menggunakan hak berpendapat pada siklus II, skor nilai AM dan GA naik menjadi skor tertinggi dengan nilai 7 dari sebelumnya pada siklus I AM memiliki skor nilai 5 dan GA memiliki skor tertinggi dengan nilai 6. Skor nilai RMIN dan RPA turun menjadi 4 dari sebelumnya pada siklus I RMIN memiliki skor nilai 5 dan RPA memiliki skor nilai 8. Skor nilai 128 ADS dan CP turun menjadi 4 dari sebelumnya pada siklus I ADS memiliki skor nilai 6 dan CP memiliki skor nilai 7. Skor nilai KRFP turun menjadi 6 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 7. MPS tetap memiliki skor tertinggi dengan nilai 7. Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. i. Indikator Memukul Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator memukul pada siklus II, ADS dan RMIN tetap memiliki skor terendah dengan nilai 3, KRFP tetap memiliki skor nilai 4. GA tetap memiliki skor nilai 5. AM turun menjadi skor terendah dengan nilai 3 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 4. Skor nilai CP naik menjadi 4, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 3. Skor nilai RPA naik menjadi 5 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor terendah dengan nilai 3. Skor nilai MPS naik menjadi 6, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 4. Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. j. Indikator Mendorong Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mendorong pada siklus II, skor nilai ADS turun menjadi 2, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 3. Skor nilai KRFP dan RMIN turun menjadi 3, dari sebelumnya pada siklus I KRFP memiliki 129 skor nilai 5 dan RMIN memiliki skor nilai 4. Skor nilai AM naik menjadi 4, dari sebelumnya pada siklus I AM memiliki skor nilai 2. Skor nilai CP, GA, dan MPS naik menjadi 5, dari sebelumnya pada siklus I CP memiliki skor nilai 3, GA dan MPS memiliki skor nilai 4. Sedangkan RPA tetap memiliki skor tertinggi dengan nilai 5.Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. k. Indikator Mencubit Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator demonstrasi pada siklus II, RPA tetap memiliki skor terendah dengan nilai 1. ADS, CP, GA, KRFP dan MPS tetap memiliki skor nilai 2. GA dan RMIN turun menjadi 2, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 3. Sedangkan AM naik menjadi 3, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 2.Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. l. Indikator Demonstrasi Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator merusak barang orang pada siklus II, AM dan RMIN tetap memiliki skor terendah dengan nilai 3. CP memiliki skor terendah dengan nilai 3, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 4. ADS, GA, dan KRFP tetap memiliki skor nilai 4. Sedangkan MPS dan RPA naik menjadi 5, 130 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 4. Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. m. Indikator Merusak Barang Orang Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator merusak barang orang pada siklus II, ADS tetap memiliki skor terendah dengan nilai 3. Skor nilai AM dan RPA turun menjadi skor terendah dengan nilai 3, dari sebelumnya pada siklus I AM memiliki skor nilai 7 dan RPA memiliki skor nilai 8. Skor nilai MPS turun menjadi 4, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 7. GA dan KRFP tetap memiliki skor nilai 6. Skor nilai CP turun menjadi 6, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 8. Skor nilai RMIN turun menjadi 6, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 5.Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. n. Indikator Menyuruh Memukul Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator menyuruh memukul pada siklus II, Skor nilai AM turun menjadi 2, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 3. Skor nilai ADS dan RMIN naik menjadi 3, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 2. Skor nilai CP dan GA turun menjadi 4, dari sebelumnya pada siklus I CP memiliki skor nilai 6 dan GA memiliki skor nilai 5. Sedangkan KRFP, 131 MPS dan RPA tetap memiliki skor nilai 4. Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. o. Indikator Tidak Peduli Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator tidak peduli pada siklus II, skor nilai CP dan GA turun menjadi 25, dari sebelumnya pada siklus I CP memiliki skor nilai 29 dan GA memiliki skor nilai 28. KRFP turun menjadi 28. dari sebelumnya pada siklus I CP memiliki skor nilai 29. RPA turun menjadi 20, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 29. Skor nilai AM dan RMIN naik menjadi 20, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 19. Sedangkan skor nilai ADS dan MPS naik menjadi 27, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 26. Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II.

4. Siklus III

a. Indikator Menghina Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mengancam pada siklus III, skor nilai AM dan ADS turun menjadi 5, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 9. Skor nilai MPS turun menjadi 6, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 7. RMIN memiliki skor nilai 6. ATS memiliki skor nilai 10.Skor nilai KRFP naik menjadi 10,dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 9. Skor 132 nilai RPA naik menjadi 12, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 11. Skor nilai CP naik menjadi 14,dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 10. Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus III. b. Indikator Mengancam Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mengancam pada siklus III, ADS , RMIN dan RPA tetap memiliki skor nilai 4. AM tetap memiliki skor nilai 5.CP, KRFP, dan MPS tetap memiliki skor nilai 6. ATS memiliki skor nilai 5. Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus III. c. Indikator Marah-marah Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator marah-marah pada siklus III, RPA tetap memiliki skor terendah dengan nilai 1. Skor nilai ADS turun menjadi 1, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 2. AM, CP, GA, KRFP, MPS dan RMIN tetap memiliki skor nilai 2.sedangkan CP turun menjadi 2, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 3. ATS memiliki skor nilai 2.Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus III. d. Indikator Menolak bicara Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator menolak bicara pada siklus III, skor nilai ATS, memiliki skor nilai 14. 133 Skor nilai ADS tetap memiliki skor nilai 14. Skor nilai AM turun menjadi 11, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 12. Skor nilai CP turun menjadi 16, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 18. Skor nilai RMIN turun menjadi 14, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 15. Skor nilai KRFP turun menjadi 15, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 16. Skor nilai RPA naik menjadi 12, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 10. Skor nilai MPS naik menjadi 19, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 17. Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus III. e. Indikator Menyebarkan fitnah Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator menyebarkan fitnah pada siklus III, RMIN tetap memiliki skor kedua terendah dengan nilai 6. ATS memiliki skor kedua terendah dengan nilai 6. ADS dan RPA turun menjadi 5, dari sebelumnya pada siklus III ADS memiliki skor nilai 6 dan RPA memiliki skor nilai 8. MPS turun menjadi 7, dari sebelumnya pada siklus III memiliki skor nilai 9.CP turun menjadi 8, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor tertinggi dengan nilai 10. KRFP turun menjadi 8, dari sebelumnya pada siklus III memiliki skor nilai 9. AM naik menjadi 6, dari sebelumnya pada siklus III memiliki skor 134 nilai 5. Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus III. f. Indikator Mengadu domba Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mengadu domba pada siklus III, ATS memiliki skor nilai 6. Skor nilai MPS dan RPA turun menjadi 3, dari sebelumnya pada siklus II MPS memiliki skor nilai 6. dan RPA memiliki skor nilai 7. Skor nilai ADS turun menjadi 6, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 7. Skor nilai AM memiliki skor nilai 5, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 3. Skor nilai KRFP memiliki skor nilai 6, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 5. RMIN tetap memiliki skor nilai 4 dan CP tetap memiliki skor tertinggi dengan nilai 7.Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. g. Indikator Tidak Memberi Dukungan Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator tidak memberi dukungan pada siklus III, ATS memiliki skor nilai 15. MPS tetap memiliki skor 15 dan RPA memiliki skor nilai 13. Skor nilai AM turun menjadi 11, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 8. Skor nilai CP turun menjadi 15. dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 16. Skor nilai RMIN turun menjadi 10, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 11. Skor nilai ADSdan 135 KRFP naik menjadi 15, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 13. Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus III. h. Indikator Tidak Menggunakan Hak Berpendapat Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator tidak menggunakan hak berpendapat pada siklus III, ATS memiliki skor nilai 7. Skor nilai AM turun menjadi 5 dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 7. Skor nilai CP dan KRFP naik menjadi 7 dari sebelumnya pada siklus II CP memiliki skor nilai 5 dan KRFP memiliki skor nilai 6. RMIN dan RPA tetap memiliki skor nilai 4, ADS tetap memiliki skor nilai 5 dan MPS tetap memiliki skor tertinggi dengan nilai 7. Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus III. i. Indikator Memukul Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator memukul pada siklus III, ATS memiliki skor nilai 3. CP dan KRFP tetap memiliki skor nilai 4. AM dan ADS naik menjadi 4, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 3. Skor nilai RMIN turun menjadi, 2, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 3. Skor nilai RPA turun menjadi, 3, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 5. Skor nilai MPS turun menjadi, 5, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor 136 nilai 6. Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus III. j. Indikator Mendorong Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mencubit pada siklus III, ATS tetap memiliki skor nilai 4. MPS tetap memiliki skor nilai 5. Skor nilai CP turun menjadi 4, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 5. Skor nilai RMIN turun menjadi, 2, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 3. Skor nilai RPA turun menjadi, 3, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 5. Skor nilai ADS turun menjadi 2, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 4. Skor nilai ADS naik menjadi 5, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 2. Skor nilai KRFP naik menjadi 4, dari sebelumnya pada siklus II AM memiliki skor nilai 3. Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus III. k. Indikator Mencubit Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mencubit pada siklus III, ATS memiliki skor nilai 2. AM dan ADS turun menjadi 1, dari sebelumnya pada siklus II AM memiliki skor nilai 3 dan ADS memiliki skor nilai 2. CP, KRFP MPS dan RMIN tetap memiliki skor nilai 2. Skor nilaiRPA naik menjadi 3, dari sebelumnya pada siklus 137 IImemiliki skor nilai 1. Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus III. l. Indikator Demonstrasi Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator demonstrasi pada siklus III, ATS memiliki skor nilai 4. MPS turun menjadi 4. dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 5. AM tetap memiliki skor nilai 3, ADS dan KRFP tetap memiliki skor nilai 4, dan RPA tetap memiliki skor nilai 5. CP dan RMIIN naik menjadi 4, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 3. Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus III. m. Indikator Merusak Barang Orang Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator merusak barang orang pada siklus III, ATS memiliki skor nilai 6. Skor nilai RMIN turun menjadi 5, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 6. ADS tetap memiliki skor terendah dengan nilai 3. MPS tetap memiliki skor terendah dengan nilai 4. KRFP tetap memiliki skor terendah dengan nilai 6. Skor nilai AM naik menjadi 4, dari sebelumnya pada siklus II AM memiliki skor nilai 3. Skor nilai CP naik menjadi 7, dari sebelumnya pada siklus II AM memiliki skor nilai 6. Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. 138 n. Indikator Menyuruh Memukul Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator menyuruh memukul pada siklus III, ATS memiliki skor nilai 4. Skor nilai RPA turun menjadi 3, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 4. Skor nilai AM tetap memiliki skor nilai 2. Skor nilai ADS dan RMIN tetap memiliki skor nilai 3. Skor nilai CP, KRFP dan MPS tetap memiliki skor nilai 4. Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus III. o. Indikator Tidak Peduli Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator tidak peduli pada siklus III, ATS memiliki skor nilai 28. Skor nilai RPA turun menjadi 17, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 200. Skor nilai MPS turun menjadi 23, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 27. Skor nilai ADS turun menjadi 24, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 27. KRFP tetap memiliki skor nilai 28. Skor nilai AM naik menjadi 22, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 20. Skor nilai RMIN naik menjadi 21, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 20. Skor nilai CP naik menjadi 27, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 25. Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. 139

F. Pembahasan

Setelah melakukan tiga kali siklusdalam penelitian tindakan ini,perilaku agresif siswa di Kelas VII C SMP Negeri 14 Yogyakarta dapat dikurangi melaluiteknik sosiodrama. Melalui sosiodrama siswa memahami perilaku agresif baik secara kognitif, dan afektif yang selanjutnya mempengaruhi berkurangnya perilaku agresif. Tabel 17Hasil Prosentase Perilaku Agresif Pra Tindakan - Siklus III No Kategori Perilaku Angket Nilai Pra Tindakan Siklus I Siklus II Siklus III F F F F 1. Tinggi X ≥ 193,33 - - - - - - - - 2. Sedang X ≥ 96,67 - 193,33 9 90 9 90 7 70 6 60 3. Rendah 96,67 1 10 1 10 2 20 3 30 Tanpa Keterangan - - - - 1 10 1 10 Perilaku agresif pada pra tindakan memiliki prosentase kriteria perilaku agresif sedang 90 dan rendah 10. Pada Siklus I prosentase belum mengalami perubahan. Pada Siklus II prosentase mengalami perubahan menghasilkan kriteria perilaku agresif sedang 70 rendah 20 dan tanpa keterangan 10. Pada Siklus III prosentase mengalami perubahan menghasilkan kriteria perilaku agresif sedang 60 rendah 30 dan tanpa 140 keterangan 10. Hasil prosentase Siklus III telah mencapai kriteria keberhasilan penelitian. Melalui sosiodrama pada siklus III remaja melakukan pembahasan materi siklus I -siklus III. Pada siklus III perbedaannya adalah tindakan lebih ditekankan pada penanaman nilai secara kognitif, afektif dan psikomotorik yang selanjutnya mempengaruhi berkurangnya perilaku agresif. Perubahan perkembangan kognitif remaja dapat dilihat dalam usaha menangkap mengetahui arti, contoh danakibatperilaku agresif. Secara afeksi remaja dapat dilihat dalam menangkap perasaan orang lain seperti perasaan tidak nyaman, sakit hati dan merasa terganggu jika ada orang yang berperilaku agresif. Selain itu remaja menangkap munculnya perasaan merasa bersalah ketika berperilaku agresif. Secara psikomotorik remaja dapat dilihat dalamperilaku tidak membalas perilaku agresif dengan perilaku agresif, meminta maaf, menaati peraturan sekolahdan berjanji tidak mengulangi perilaku agresif. Pembahasan ini memberi dampak pada siswa lebih berempati dan mulai mempraktekkan respon positif. Hal ini sesuai dengan pendapat Siswinarti, Imam Tajri dan Joko Widodo 2012 yang menyebutkan bahwa model bimbingan kelompok dengan teknik fun game dapat mengurangi perilaku agresif verbal siswa mencapai 28,29 dibanding sebelum perlakuan.Selaras dengan pendapat tersebutAnwar Sutoyo, DYP. Sugiharto dan Nur Aini dalam jurnal Bimbingan 141 Konseling Universitas Negeri Semarang 2014: 104 juga menyebutkan bahwa model bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama terbukti mampu untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa sebesar 11,7. Hasil penelitian menunjukkan 12 dari 15 indikator perilaku agresif mengalami perubahan. Indikator tersebut yaitu perilaku menghina, mengancam, menolak bicara, menyebar fitnah, mengadu domba, tidak memberi dukungan, tidak menggunakan hak berpendapat, memukul, mendorong, mencubit, menyuruh memukul dan tidak peduli. Hal ini didukung oleh pendapat Purwandari pada Jurnal Pendidikan Khusus 2005 bahwa perilaku menyimpang anak tunalaras dapat dikurangi dengan pretend play. Siswa yang memiliki perilaku mengancam teman, memaki, memukul, membantah, melanggar peraturan sekolah dan membolos apat berkurang setelah melaksanakan bermain peran. Perkembangan afeksi anak dapat dilihat dalam menangkap keinginan teman bermain dalam memainkan peran dan mengekspresikan emosi. Sedang dalam perkembangan kognitifnya dapat dilihat dalam usaha menangkap arti kata-kata yang diucapkan oleh temannya. Ada hal penting yang juga menjadi perhatian dari hasil penelitian ini, adanya indikator perilaku agresif siswa yang tidak berubah pada tiga kali siklus penelitian yaitu mengancam, demonstrasi dan merusak barang orang. Penelitian Yustisi Maharani Syahadat 2013 menyebutkan bahwa bentuk 142 perilaku agresif yang paling sering dilakukan disebabkan karena adanya kemarahan. Perilaku agresif dapat diturunkan dengan regulasi emosi dengan 5 sesi. 5 sesi tersebut yaitu sesi pertama menilai, mengatur dan mengungkap emosi. Sesi kedua role play mengatur emosi, sesi ketiga role play mengungkap emosi, sesi keempat contoh kasus. Sesi kelima pengukuhan kelulusan dari agresi. Selain itu setiap akhir pertemuan subyek diberi tugas rumah. Hal ini dijelaskan pula oleh Laela Siddiqah dalam jurnal psikologinya 2010 bahwa perlu adanya kegiatan lain yang memperkuat agar perilaku agresif menurun setelah sebelumnya melakukan pencegahan dan penanganan. Kegiatan lain yang memperkuat tersebut perlu dilakukan secara berkala dan berkelanjutan. Indikator perilaku agresif yang tidak mengalami perubahan perlu ditindaklanjuti secara khusus melalui beberapa tahap tindakan. Pada penelitian tersebut menjelaskan perilaku agresif dapat dikurangi dengan 5 sesi yang merupakan desain tahapan untuk mengurangi perilaku agresif yang disebabkan kemarahan. Terkait dengan berbagai faktor yang menjelaskan, Hasballah Muhammad Saad 2003: 49-53 bahwa faktor yang mempengaruhi munculnya perilaku agresif adalah kondisi lingkungan, kualitas hubungan dengan orang tua dan konsep diri. Kondisi lingkungan tempat tinggal yang tidak berkualitas, tidak nyaman, tidak layak, dan tidak memenuhi standar kesehatan akan berakibat pada munculnya perilaku agresif. Kualitas hubungan dengan orang 143 tua yang rendah akan berpengaruh pada kondisi psikologis individu untuk melakukan perilaku agresif. Selain itu juga, konsep dirimencakup pengetahuan, harapan dan penilaian diri sendiri. Kecenderungan perilaku agresif pada individu memiliki hubungan yang kuat dengan konsep diri.Sehubungan dengan itu, dapat disimpulkan bahwa indikator perilaku agresif yang tidak mengalami perubahan adalah pengaruh dari hasil belajar siswa dalam memberikan tanggapan dan reaksi terhadap rangsangan yang diterima. Tanggapan dan reaksi hasil belajar siswa dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal, hubungan dengan orang tua dan konnsep diri siswa. Menurut Skinner dalam Koswara 1991:77 individu adalah organisme yang memperoleh perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Perspektif behaviorisme Skinner menyebutkan studi tentang kepribadian yang merupakan keseluruhan dari perilaku, menyebutkkan bahwa perilaku melibatkan sejarah hidup atau pengalaman belajar dan latar belakang atau faktor bawaan.Perilaku yang telah terbentuk melalui proses belajar selama masa hidup remaja perlu mengalami pengulangan jika akan diubah menjadi perilaku yang berbeda dari perilaku sebelumnya. Selain pengulangan, pemberian kesadaran terhadap perilaku yang dilakukan dirasa perlu. Berdasarkan pendapat dan penelitian terkait indikator perilaku agresif yang tidak mengalami perubahan di atas, diketahui bahwa penanganan khusus 144 perlu diberikan karena perilaku agresif yang disebabkan adanya kemarahan. Selain itu terdapat faktor hasil belajar yang mempengaruhi perilaku agresif.

G. Keterbatasan