76 kelas dengan ribut mengobrol dengan temannya saat guru menerangkan. ATS
dan RSY dilaporkan sering membuat gadus saat berada di kelas.
C. Deskripsi Data Studi Awal Sebelum Penelitian
Sebelum melaksanaan tindakan peneliti memberikan untuk melihat
tingkat perilaku agresif 10 siswa yang diperoleh melalui observasi sebelumnya. Data penelitian studi awal ini diperoleh dari angketLikertuntuk
mengukur tingkat perilaku agresif siswa. Angket ini terdiri dari 58 item dengan empat pilihan jawaban.
Tabel 3. Hasil Angket Perilaku Agresif Pra Tindakan
No. Inisial Nama
LP Skor Hasil
Angket Kategorisasi
1. AM
L 91
Rendah 2.
ATS P
124 Sedang
3. ADS
L 105
Sedang 4.
CP L
120 Sedang
5. GA
L 130
Sedang 6.
KRFP L
115 Sedang
7. MPS
L 118
Sedang 8.
RMIN L
100 Sedang
9. RPA
L 110
Sedang 10.
RSY P
118 Sedang
Berdasarkan Tabel 3. tersebut, dapat dipahami bahwa setiap siswa memiliki perilaku agresif dengan skor hasil angket yang beragam. Dapat
dilihat dari 10 siswa, 9 siswa memiliki perilaku agresif kategori sedang dan 1 siswa memiliki perilaku agresif kategori rendah. Berikut adalah
prosentase perilaku agresif dilihat dari kriteria tingkatan :
77
Tabel 4. Prosentase Perilaku Agresif Pra Tindakan
No. Kategori
Perilaku Angket Nilai
F Prosentase
1. Tinggi
X ≥ 193,33
- -
2. Sedang
X ≥ 96,67 - 193,33 9
90 3.
Rendah 96,67
1 10
Berdasarkan Tabel 4. dapat disimpulkan, dari 10 orang siswa, 90siswa diantaranya memiliki perilaku agresif sedang dan 10
diantaranya memiliki perilaku agresif rendah.
D. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan
1. Siklus I
a. Perencanaan Tahap perencanaan yang disusun untuk Siklus I adalah sebagai
berikut: 1 Peneliti dan guru pembimbing mengorganisasi siswa yang akan
dijadikan anggota pada konseling kelompok. 2 Peneliti dan Guru BK menetapkan jadwal pertemuan dan tempat
pelaksanaan. Waktu pertemuan tindakan siklus I adalah tanggal 5 Juni 2015 dan 6 Juni 2015 dengan alokasi waktu 40-55 menit.
Pelaksanaan di Ruang BK bagian Bimbingan Kelompok. 3 Peneliti menyiapkan satuan layanan satlan bimbingan dan
konseling dan materi yang akan diberikan. Pertemuan pertama menyiapkan
materi pengertian
dan contoh
perilaku
78 agresif.Pertemuan kedua adalah naskah drama dengan judul
“Akibat Kebiasaan Marah” 4 Peneliti dan Guru BK menyiapkan pedoman observasi untuk
merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. 5 Peneliti menentukan kriteria keberhasilan setelah melakukan
tindakan pada hasil penelitian. b. Tindakan Siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Setiap pertemuan membahas materi dengan durasi 40-
55 menit. Materi disampaikan peneliti dengan monitoring peneliti dan Guru BK sebagai observer. Setiap pertemuan diharapkan mampu
mengungkapkan dan permasalahan. Pada pertemuan pertama akan dibahas mengenai pengertian, dan contoh perilaku agresif. Siswa
difokuskan mengerti pengertian perilaku agresif dan dapat menyebutkan contoh perilaku agresif. Pertemuan kedua mulai
melakukan konseling kelompok dengan teknik sosiodrama dengan judul“Akibat Kebiasaan Marah tanpa Alasan”. Tujuan pertemuan
kedua untuk mengungkap dan menyelesaikan permasalahan remajaakibat kebiasaan marah.
1 Pertemuan pertama, 5 Juni 2015 Pelaksanaan penelitian tindakan dalam rangka mengurangi
perilaku agresif pada siswa Kelas VII C di SMP Negeri 14
79 Yogyakarta dilaksanakan mulai tanggal 5 Juni 2015. Pertemuan
pertama ini dilaksanakansetelah pulang sekolah dengan durasi 60 menit. Waktu pelaksanaan telah disepakatioleh peneliti, Guru BK
dan pihak sekolah. Pengkondisian dilakukan dengan siswa berkumpul di Ruang
BK, kegiatan awal adalah pembukaan. Peneliti membuka kegiatan dengan salam, berdoa dan memberi arahan bahwa pertemuan ini
adalah mulai kegiatan konseling kelompok dan akan berlanjut sesuai kesepakatan. Peneliti memberikan penjelasan tujuan layanan
bimbingan kelompok dan siswa pada pertemuan pertama dapat memahami pengertian dan contoh perilaku agresif.
Kegiatan konseling kelompok dipandu peneliti sebagai pemimpin kelompok dan siswa sebagai anggota kelompok. Guru
BK sebagai observer yang mengamati jalannya kegiatan konseling kelompok. Pemimpin kelompok membuka kegiatan dengan doa
dan selanjutnya membangun keakraban anggota kelompok melalui perkenalan. Anggota kelompok antusias selama proses perkenalan
walaupun sudah saling mengenal sebelumnya. Harapannya, anggota kelompok akan saling memberikan tanggapan dan ikut
berpartisipasi dalam kegiatan konseling kelompok untuk membantu menyelesaikan masalah perilaku agresif yang muncul
nantinya.
80 Selanjutnya adalah tahap peralihan, pemimpin kelompok
memberikan penjelasan tujuan penelitian dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama konseling kelompok. Pemimpin kelompok
menjelaskan materi perilaku agresif terlampir dalam Lampiran hal. 160
Sebagian besaranggota kelompok ikut serta memberikan tanggapan perilaku agresif, tapi sebagian lain tidak berkenan
memberikan tanggapan. Anggota kelompokmemberikan tanggapan terkait pengetahuan mereka tentang perilaku agresif, pengertian,
contoh dan perasaannya ketika berperilaku agresif. Kegiatan konseling kelompok telah berlangsung selama 60
menit. Pemimpin kelompokmemandu anggota kelompok untuk sikap duduk dan memperhatikan. Pemimpin kelompok menutup
dengan pertanyaan terhadap materi perilaku agresif. Anggota kelompok yang tidak memberikan tanggapan masih belum dapat
menjawab pertanyaan pemimpin kelompok terkait perilaku agresif. Pemimpin kelompok kemudian membantu anggota kelompok
menyimpulkan hasil kegiatan pada pertemuan pertama dan menjelaskan sekilas rencana kegiatan bimbingan kelompok
pertemuan kedua dengan teknik sosiodrama. 2 Pertemuan kedua, 6 Juni 2015
81 Penelitian tindakan pertemuan kedua dalam rangka
mengurangi perilaku agresif dilaksanakanpada tanggal 6 Juni 2015. Pertemuan kedua ini dilaksanakan setelah pulang sekolah
dengan durasi 60 menit. Pengkondisian
dilakukan dengan
anggota kelompok
berkumpul di Ruang BK.Kegiatan awal adalah pembukaan. Pemimpin kelompok membuka kegiatan dengan salam, dan
berdoa. Pada tahap peralihan, pemimpin kelompok memberikan penjelasan tujuan penelitian dan kegiatan yang akan dilaksanakan
pada pertemuan kedua konseling kelompok. Pemimpin kelompok menjelaskan pertemuan kedua konseling kelompok kali ini
menggunakan teknik sosiodrama. Pemimpin kelompok juga mengulang kembali tujuan penelitian ini adalah untuk mengurangi
perilaku agresif. Masuk dalam kegiatan isi, pemimpin kelompok membacakan
naskah drama yang akan diperankan anggota kelompok. Judul diperankan adalah
“Akibat Kebiasaan Marah”. Pemimpin kelompok membacakan naskah drama terlampir dalam Lampiran
hal. 162 Pemimpin kelompok kemudian mengajukan kepada anggota
kelompok yang bersedia maju menjadi pemain peran. Anggota saling menunjuk temannya dalam pemilihan pemain peran, ada
82 yang menunjuk temannya dengan berkata mengejek, ada yang
menunjuk dengan labeling danada yang menunjuk temannya dengan alasan temannya itu memiliki karakter sesuai aktor yang
akan diperankan. Pemeran sosiodrama pada pertemuan kedua adalah CP, MPS, dan ADS. CP, MPS, dan ADS awal mulanya
diajukkan teman-temannya, setelah peneliti menyebutkan contoh bagian drama yang diperankan, CP, MPS dan ADS setuju menjadi
pemain. Pemimpin kelompok kemudian melanjutkan dengan tanya
jawab siswa nilai yang didapat setelah memainkan peran atau melihat drama yang telah dilaksanakan. Kegiatan ditutup dengan
evaluasi terhadap materi perilaku agresif. Pemimpin kelompok membantu memberikan kesimpulan akhir kegiatan pertemuan
kedua. Selama proses sosiodrama RPA tidak memberikan respon
apa-apa, terlihat mengacuhkan pembicaraan pemimpin kelompok dan tidak memperhatikan drama yang sedang diperankan
temannnya.Setelah pertemuan kedua selesai, peneliti menanyakan secara langsung alasan perilaku RPA yang tidak memperhatikan
dan mengacuhkan pembicaraan. Diketahui dari observasi bahwa RPA tidak menyukai kegiatan drama. Peneliti kemudian
menawarkan RPA pada pertemuan selanjutnya untuk menjadi
83 pemain pada sosiodrama. RPA bersikeras tidak ingin menjadi
pemeran dan berkata tidak akan mengikuti bimbingan kelompok pertemuan selanjutya jika diharuskan menjadi pemain sosiodrama.
Peneliti kemudian menyetujui agar RPA tidak menjadi pemeran, namun tetap mengikuti layanan bimbingan kelompok.
3 Hasil Tindakan Siklus I Pada akhir pelaksanaan tindakan atau akhir siklus I dilakukan
uji perilaku agresif untuk mengetahui kondisi perilaku agresif siswa. Hasil uji perilaku agresif digunakan sebagai pedoman
pelaksanaan tindakan siklus II.
Tabel 5. Hasil Angket Perilaku Agresif SiklusI
No. Inisial Nama
LP Skor Hasil
Angket Kategorisasi
1. AM
L 98
Sedang 2.
ATS P
119 Sedang
3. ADS
L 103
Sedang 4.
CP L
138 Sedang
5. GA
L 129
Sedang 6.
KRFP L
125 Sedang
7. MPS
L 122
Sedang 8.
RMIN L
93 Rendah
9. RPA
L 128
Sedang 10.
RSY P
116 Sedang
Berdasarkan Tabel 5. tersebut, dapat dilihat dari 10 orang siswa, 9siswa menunjukkan skor sedang dan 1siswa menunjukkan skor rendah.
Didapat pula skor tertinggi perilaku agresif 138, dan skor terendah 93.
84 Berikut adalah prosentase perilaku agresif setelah tindakan siklus I dilihat
dari kriteria tingkatan :
Tabel 6. Prosentase Perilaku AgresifSiklusI
No. Kategori
Perilaku Angket Nilai
F Prosentase
1. Tinggi
X ≥ 193,33 -
- 2.
Sedang X ≥ 96,67 - 193,33
9 90
3. Rendah
96,67 1
10
Berdasarkan Tabel6. dapat disimpulkan 90 orang diantaranya memiliki perilaku agresif sedang dan 10 diantaranya memiliki perilaku
agresif rendah. c. Observasi
Hasil observasi pada tindakan pertama, siswa belum begitu paham dengan pengertian dan contoh perilaku agresif. Hal ini dilihat dari jawaban
siswa untuk menjawab pertanyaan terkait pengertian dan contoh perilaku agresif.
Pada tindakan kedua peneliti dapat melihat bahwa para siswa sudah mulai paham dengan pengertian perilaku agresif dan contohnya. Namun
siswa tidak memahami bahwa bersikap agresif merupakan hal yang tidak boleh dilakukan. Dilihat dari cara siswa berinteraksi dengan temannya
pada saat siswa melaksanakan sosiodrama dan dari respon yang diberikan ketika temannya bermain peran. Dalam diskusi dan pelaksanaan
sosiodrama, siswa masih cenderung berperilaku agresif sehingga hasil
85 observasi peneliti dan Guru BK menunjukkan masih belum ada
perubahan. Perilaku agresif yang muncul dari siswa hasil observasi dapat
dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 7. Deskripsi Perilaku Agresif Siklus I
No. Subyek Indikator Perilaku
Agresif Hasil
1. AM
Menolak bicara Menolak bicara dengan orang lain
Tidak peduli Tidak menghiraukan pelaksanaan
sosiodrama yang dilaksanakan. 2.
ATS Tidak
menggunakan hak berpendapat
Tidak menggunakan kesempatannya mengemukakan pendapat
3. ADS
Tidak menggunakan
hak berpendapat Menolak memberikan tanggapan
4. CP
Menghina Merendahkan dan memaki temannya
Marah-marah Mengeluarkan kata-kata negatif yang
ditujukan kepada temannya. 5.
GA Menghina
Merendahkan temannya Marah-marah
Mengeluarkan kata-kata negative 6.
KRFP Tidak peduli
Bermain hp dan tidak memperhatikan kegiatan
7. MPS
Mendorong Memaksa dengan fisik, mendorong
temannya dari belakang. 8.
RMIN Menghina
Memberikan labeling kepada temannya 9.
RPA Menghina
Memberikan labeling kepada temannya 10. RSY
Tidak menggunakan
hak berpendapat Tidak menggunakan kesempatannya
mengemukakan pendapat
d. Refleksi I Tabel 8. Perbandingan Pra Tindakan dan Refleksi I
86 No.
Inisial Nama LP
Pra Tindakan
Refleksi I Penurunan
1. AM
L 91
98 - 4
2. ATS
P 124
119 2,9
3. ADS
L 105
103 1,1
4. CP
L 120
138 -10
5. GA
L 130
129 0,6
6. KRFP
L 115
125 -6
7. MPS
L 118
122 -2
8. RMIN
L 100
93 4
9. RPA
L 110
128 -10
10. RSY
P 118
116 1,1
Hasil angket yang diisi siswa menunjukkan tidak adanya penurunan perilaku agresif. Hasil pengisian angket menunjukkan perilaku agresif
siswa setelah dilakukannya tindakan meningkat. Meskipun pada tingkat perilaku agresif tidak ada perubahan, namun nilai menunjukkan ada
peningkatan. Hal ini perlu adanya evaluasi peneliti dan Guru BK terkait
pelaksanaan tindakan pada siklus I. Berdasarkan observasi peneliti dan Guru BK hal yang mempengaruhi peningkatan terhadap hasil angket
perilaku agresif siswa adalah kurangnya pengulangan tujuan pelaksanaan konseling kelompok. Kurangnya keseriusan siswa dalam mengerjakan
angket perilaku agresif juga mempengaruhi hasil angket. Ada dari sebagian anggota kelompok mengerjakannya dengan menyontek jawaban
temannya. Maka di siklus II direncanakan peneliti sebagai pemimpin kelompok menegaskan tujuan dan kesimpulan pelaksanaan konseling
87 kelompok sesuai yang dilaksanakan. Guru BK berperan sebagai orang
yang mengkondisikan keseriusan siswa dalam mengerjakan angket perilaku agresif. Refleksisiklus I, diharapkan tindakan pada siklus II akan
memberi dampak mengurangi perilaku agresif pada siswa. Hambatan yang ditemui pada siklus I salah satunya adalah sulitnya
mengumpulkan siswa diluar jam sekolah. Meskipun beberapa hari sebelumnya telah diingatkan bahwa terdapat jadwal bimbingan kelompok,
siswa tetap perlu dikondisikan untuk segera berkumpul di ruang BK.
2. Siklus II
a. Perencanaan Tahap perencanaan yang disusun untuk siklus II adalah sebagai
berikut: 1 Peneliti dan Guru BK menetapkan jadwal pertemuan dan tempat
pelaksanaan. Waktu pertemuan tindakan siklus II adalah tanggal 08 Juni 2015 dan 12 Juni 2015 dengan alokasi waktu 40-55 menit.
Pelaksanaan di Ruang BK bagian Bimbingan Kelompok. 2 Peneliti menyiapkan satuan layanan satlan bimbingan dan
konseling dan materi yang akan diberikan. Pertemuan pertama adalah naskah drama dengan
judul“Akibat Ribut di Kelas dan Menghina Teman
”. Pertemuan kedua adalahnaskah drama dengan judul“Akibat Melanggar Peraturan”.
88 3 Peneliti dan Guru BK menyiapkan pedoman observasi untuk
merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung. b. Tindakan Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Setiap pertemuan membahas materi dengan durasi 40-
55 menit. Materi disampaikan peneliti dengan monitoring peneliti dan Guru BK sebagai observer. Setiap pertemuan diharapkan mampu
mengungkapkan dan permasalahan. 1 Pertemuan pertama, 08 Juni 2015
Pertemuan pertama siklus II ini dilaksanakan setelah pulang sekolah dengan durasi 40 menit. Waktu pelaksanaan telah
disepakati oleh peneliti, Guru BK dan pihak sekolah. Pengkondisian dilakukan dengan siswa berkumpul di
Ruang BK. Kegiatan awal adalah pembukaan, peneliti membuka dengan mengucap salam dan menanyakan kabar anggota. Peneliti
kemudian memberikan penjelasan kembali tujuan layanan bimbingan kelompok dan pengertian perilaku agresif.
Masuk dalam kegiatan isi, pemimpin kelompok membacakan naskah drama yang akan diperankan anggota kelompok. Judul
yang diperankan adalah “Akibat Ribut di Kelas dan Menghina
Teman ”. Pemimpin kelompok membacakan naskah terlampir
dalam Lampiran hal.163
89 Pemimpin kelompok kemudian mengajukan kepada
anggota kelompok yang bersedia maju menjadi pemain peran. Pemeran sosiodrama pertemuan kedua adalah GA, KRFP, RMIN,
RPA, MPS dan anggota lainnya memperhatikan sosiodrama. Pemimpin kelompok kemudian melanjutkan dengan tanya
jawab siswa nilai yang didapat setelah memainkan peran atau melihat drama yang telah dilaksanakan. Kegiatan ditutup dengan
evaluasi terhadap materi perilaku agresif. Pemimpin kelompok membantu memberikan kesimpulan akhir kegiatan pertemuan
kedua. 2 Pertemuan kedua, 12 Juni 2015
Penelitian tindakan pertemuan kedua dalam rangka mengurangi perilaku agresif dilaksanakan pada tanggal 12 Juni
2015. Pertemuan kedua ini dilaksanakan setelah pulang sekolah dengan durasi 60 menit.
Pengkondisian dilakukan dengan siswa berkumpul di Ruang BK, kegiatan awal adalah pembukaan, peneliti membuka
dengan mengucap salam dan menanyakan kabar anggota. Pemimpin kelompok menjelaskan tujuan konseling kelompok dan
mengulangi kesimpulan penjelasan pada pertemuan pertama. Pada tahap peralihan, pemimpin kelompok memberikan
penjelasan judul apa yang akan dimainkan untuk sosiodrama.
90 Masuk dalam kegiatan isi, pemimpin kelompok membacakan
naskah drama yang akan diperankan anggota kelompok. Judul yang diperankan adalah
“Akibat tidak TaatPeraturan”. Pemimpin kelompok membacakan naskah terlampir dalam Lampiran hal.
164 Pemimpin kelompok kemudian mengajukan kepada
anggota kelompok yang bersedia maju menjadi pemain peran. Pemeran sosiodrama pertemuan kedua adalah GA, MPS, ADS,
RMIN, RPA KRFP, dan RSY, anggota lainnya memperhatikan. Pemimpin kelompok kemudian melanjutkan dengan tanya
jawab siswa nilai yang didapat setelah memainkan peran atau melihat drama yang telah dilaksanakan. Kegiatan ditutup dengan
evaluasi terhadap materi perilaku agresif. Pemimpin kelompok membantu memberikan kesimpulan akhir kegiatan pertemuan
kedua dan mengulas tujuan dilaksanakannya bimbingan kelompok ini.
3 Hasil Tindakan Siklus II Pada akhir pelaksanaan tindakan atau akhir siklus II
dilakukan uji perilaku agresif untuk mengetahui kondisi perilaku agresif siswa. Hasil uji perilaku agresif digunakan sebagai
pedoman pelaksanaan tindakan siklus II.
Tabel 9. Hasil Angket Perilaku Agresif SiklusII
91 No.
Inisial Nama LP
Skor Hasil Angket
Kategorisasi 1.
AM L
85 Rendah
2. ATS
P -
- 3.
ADS L
100 Sedang
4. CP
L 124
Sedang 5.
GA L
121 Sedang
6. KRFP
L 117
Sedang 7.
MPS L
122 Sedang
8. RMIN
L 92
Rendah 9.
RPA L
101 Sedang
10. RSY
P 114
Sedang
Berdasarkan Tabel 9. tersebut, dapat dilihat dari 10 orang siswa, 7 orang menunjukkan skor sedang,2 orang lain menunjukkan skor rendah
dan 1 orang tidak dapat hadir. Didapat pula skor tertinggi perilaku agresif 124, dan skor terendah 85.Berikut adalah prosentase perilaku agresif
dilihat dari kriteria tingkatan :
Tabel 10. Prosentase Perilaku Agresif Siklus II
No. Kategori Perilaku
Angket Nilai F
Prosentase 1.
Tinggi X ≥ 193,33
- -
2. Sedang
X ≥ 96,67 - 193,33 7
70 3.
Rendah 96,67
2 20
Tanpa Keterangan 1
10 Berdasarkan Tabel 10.dapat disimpulkan 70 orang diantaranya
memiliki perilaku agresif sedang dan 20 diantaranya memiliki perilaku agresif rendah dan 10 tanpa keterangan. Dapat disimpulkan bahwa hasil
92 angket perilaku agresif setelah layanan RefleksiII menurun jika
dibandingkan hasil angket perilaku agresif sebelum layanan RefleksiI. c. Observasi
Hasil observasi pada tindakan pertama pada siklus II siswa masih beranggapan bahwa perilaku agresif adalah perilaku yang biasa dilakukan
dan merupakan hal diperbolehkan untuk bercanda. Dapat dilihat dari hasil observasi peneliti dan Guru BK ketika siswa memberikan respon ketika
pelaksanaan sosiodrama. Pada tindakan kedua pada siklus II, siswa mulai memahami bahwa
bersikap agresif merupakan hal yang tidak boleh dilakukan. Dilihat dari cara siswa berinteraksi dengan temannya pada saat siswa melaksanakan
sosiodrama dan dari respon yang diberikan ketika temannya bermain peran. Dalam diskusi dan pelaksanaan sosiodrama, siswa sudah mulai
bertanya apa yang akan atau sering dilakukannya adalah perilaku agresif. Sehingga hasil observasi peneliti dan Guru BK menunjukkan masih ada
perubahan perilaku pada siswa meskipun belum signifikan. Perilaku agresif yang muncul dari siswa hasil observasi dapat
dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 11. Deskripsi Perilaku Agresif Sklus II
No. Subyek Indikator
Perilaku Agresif
Hasil
93 1.
AM Menolak
bicara Menolak bicara dengan orang lain
Tidak peduli Tidak
peduli dengan
pelaksanaan sosiodrama yang dilaksanakan
2. ATS
Tidak mengikuti
layanan Tidak mengikuti layanan
3. ADS
Tidak menggunakan
hak berpendapat
Tidak menggunakan
kesempatannya mengemukakan pendapat
4. CP
Menghina Merendahkan dan memaki temannya
Marah – marah Mengeluarkan kata-kata negatif yang
ditujukan kepada temannya 5.
GA Menghina
Meredahkantemannya Marah
– marah Mengeluarkan kata-kata negative 6.
KRFP Tidak peduli
Bermain hp dan tidak memperhatikan kegiatan
7. MPS
Mendorong Memaksa dengan fisik, mendorong
temannya dari belakang 8.
RMIN Menghina
Memberikan labeling kepada temannya 9.
RPA Menghina
Memberikan labeling kepada temannya 10. RSY
Tidak menggunakan
hak berpendapat
Tidak menggunakan
kesempatannya mengemukakan pendapat
94 d. Refleksi II
Tabel 12. Perbandingan Refleksi I danRefleksi II No.
Inisial Nama LP
Refleksi I Refleksi II
Penurunan 1.
AM L
98 85
7,5 2.
ATS P
119 -
- 3.
ADS L
103 100
1,7 4.
CP L
138 124
8 5.
GA L
129 121
4,6 6.
KRFP L
125 117
4,6 7.
MPS L
122 122
8. RMIN
L 93
92 0,6
9. RPA
L 128
101 16
10. RSY
P 116
114 1,1
Dari hasil angket yang diisi siswa menunjukkan adanya penurunan perilaku agresif. Hasil pengisian angket menunjukkan perilaku agresif
siswa setelah dilakukannya tindakan menurun. Pada dasarya siklus II sudah berjalan sesuai dengan rencana. Sudah
terlihat adanya penurunan.. Namun penurunan belum signifikan sesuai dengan kriteria, maka perlu adanya pelaksanaan tindakan siklus
III.Hambatan yang ditemui pada siklus II salah satunya adalah sulitnya mengumpulkan siswa di jam luar sekolah.
3. Siklus III
a. Perencanaan Tahap perencanaan yang disusun untuk siklus III adalah
sebagai berikut:
95 1 Peneliti dan Guru BK menetapkan jadwal pertemuan dan tempat
pelaksanaan. Waktu pertemuan tindakan siklus III adalah tanggal 22 Juni 2015 dan 23 Juni 2015 dengan alokasi waktu 30menit.
Pelaksanaan di Ruang BK bagian Bimbingan Kelompok. 2 Peneliti menyiapkan satuan layanan satlan bimbingan dan
konseling dan materi yang akan diberikan. Pertemuan pertama adalah naskah drama dengan judul
“Menyesal sudah Menghina”. Pertemuan kedua berdiskusi tertkait siklus I dan siklus II.
3 Peneliti dan Guru BK menyiapkan pedoman observasi untuk merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
b. Tindakan dan Observasi Siklus III Pelaksanaan tindakan pada siklus IIIdilaksanakan sebanyak dua
kali pertemuan. Setiap pertemuan membahas materi dengan durasi 40- 55 menit. Materi disampaikan peneliti dengan monitoring peneliti dan
Guru BK sebagai observer. Setiap pertemuan diharapkan mampu mengungkapkan dan permasalahan.
1 Pertemuan pertama, 22 Juni 2015 Pertemuan pertama siklus II ini dilaksanakan setelah jam
mengaji, dengan durasi tindakan 40 menit. Waktu pelaksanaan telah disepakati oleh peneliti, Guru BK dan pihak sekolah.
Pengkondisian dilakukan dengan siswa berkumpul di Ruang BK, Kegiatan awal adalah pembukaan. Peneliti memberikan
96 penjelasan kembali tujuan layanan bimbingan kelompok dan
pengertian perilaku agresif. Masuk dalam kegiatan isi, pemimpin kelompok membacakan naskah drama yang akan diperankan
anggota kelompok. Judul yang diperankan adalah “Menyesal
karena telah Menghina ”. Pemimpin kelompok membacakan
naskah drama terlampir dalam Lampiran hal 165 Pemimpin kelompok kemudian mengajukan kepada
anggota kelompok yang bersedia maju menjadi pemain peran. Pemeran sosiodrama pertemuan kedua adalah RMIN, RPA, MPS
dan anggota lainnya memperhatikan sosiodrama. Pemimpin kelompok kemudian melanjutkan dengan tanya
jawab siswa nilai yang didapat setelah memainkan peran atau melihat drama yang telah dilaksanakan. Kegiatan ditutup dengan
evaluasi terhadap materi perilaku agresif. Pemimpin kelompok membantu memberikan kesimpulan akhir kegiatan pertemuan
kedua. 2 Pertemuan kedua, 23 Juni 2015
Penelitian tindakan pertemuan kedua dalam rangka mengurangi perilaku agresif dilaksanakan pada tanggal 23 Juni
2015. Pertemuan kedua ini dilaksanakanpada waktu istirahat Pesantren Kilat dengan durasi 30 menit.
97 Pengkondisian dilakukan dengan siswa berkumpul di
Ruang BK. Kegiatan awal adalah pembukaan. Pemimpin kelompok
menjelaskan tujuan
konseling kelompok
dan mengulangi
kesimpulan penjelasan
pada pertemuan
pertama.Masuk dalam kegiatan isi, pemimpin kelompok memberikan penjelasan nilai-nilai tindakan dari siklus I, siklus II
dan siklus III pertemuan pertama. Pemimpin kelompok kemudian membantu menyimpulkan perilaku agresif, nilai-nilai dan dampak
yang akan diterima.Kegiatan ditutup dengan evaluasi dan pemberian tugas agar anggota bersikap mengurangi perilaku
agresif mereka. 3 Hasil Tindakan Siklus III
Pada akhir pelaksanaan tindakan atau akhir siklus III dilakukan uji perilaku agresif untuk mengetahui kondisi perilaku
agresif siswa. Hasil uji perilaku agresif digunakan sebagai pedoman pelaksanaan tindakan siklus III.
Berdasarkan Tabel 13. tersebut, dapat dilihat dari 10 orang siswa, 6 siswa menunjukkan skor sedang, 3 orang lain
menunjukkan skor rendah dan 1 orang tidak dapat hadir. Didapat pula skor tertinggi perilaku agresif 130 dan skor terendah 87.
98
Tabel 13. Hasil Angket Perilaku Agresif SiklusIII
No. Inisial Nama
LP Skor Hasil
Angket Kategorisasi
1. AM
L 87
Rendah 2.
ATS P
116 Sedang
3. ADS
L 97
Sedang 4.
CP L
130 Sedang
5. GA
L -
-
6. KRFP
L 121
Sedang 7.
MPS L
111 Sedang
8. RMIN
L 90
Rendah 9.
RPA L
90 Rendah
10. RSY
P 110
Sedang
Berikut adalah prosentase perilaku agresif dilihat dari kriteria tingkatan :
Tabel 14. Prosentase Perilaku Agresif
No. Kategori
Perilaku Angket Nilai
F Prosentase
1. Tinggi
X ≥ 193,33 -
- 2.
Sedang X ≥ 96,67 - 193,33
6 60
3. Rendah
96,67 3
30 Tanpa Keterangan
1 10
e. Observasi Hasil observasi pada tindakan pertama pada siklus ketiga siswa
memahami bahwa bersikap agresif merupakan hal yang tidak boleh dilakukan dan jika melakukannya harus segera meminta maaf. Dapat
dilihat dari hasil observasi peneliti dan Guru BK terhadap perilaku siswa ketika pelaksanaan sosiodrama.
99 Pada tindakan kedua pada siklus ketiga, lebih memahami bahwa
bersikap agresif merupakan hal yang tidak boleh dilakukan. Dilihat dari diskusi yang dilakukan pada tindakan kedua. Sehingga hasil observasi
peneliti dan Guru BK menunjukkan masih ada perubahan perilaku pada siswa yang signifikan.
Dari hasil angket yang diisi siswa menunjukkan adanya penurunan perilaku agresif. Hasil pengisian angket menunjukkan perilaku agresif
siswa setelah dilakukannya tindakan meningkat. Perilaku agresif yang muncul dari siswa hasil observasi dapat dijabarkan sebagai berikut :
Tabel 15. Deskripsi Perilaku Agresif SiklusIII
No. Subyek Indikator Perilaku
Agresif Hasil
1. AM
Menolak bicara Menolak ajakan dengan
menunjukkan rasa marah 2.
ATS Tidak terlihat perilaku
agresif Tidak terlihat perilaku agresif
3. ADS
Tidak terlihat perilaku agresif
Tidak terlihat perilaku agresif 4.
CP Tidak peduli
Tidak menghiraukan 5.
GA Tidak mengikuti
layanan Tidak mengikuti layanan
6. KRFP
Tidak peduli Sesekali membuka handphone
7. MPS
Tidak terlihat perilaku agresif
Tidak terlihat perilaku agresif 8.
RMIN Menghina
Memberikan labeling kepada temannya
9. RPA
Menghina Memberikan labeling kepada
temannya 10. RSY
Tidak terlihat perilaku agresif
Tidak terlihat perilaku agresif
100 c. Refleksi III
Tabel 16. Perbandingan Refleksi I danRefleksi II
No. Inisial Nama
LP Refleksi II
Refleksi II Penurunan
1. AM
L 85
87 -1
2. ATS
P -
116 -
3. ADS
L 100
97 1,7
4. CP
L 124
130 -3
5. GA
L 121
- -
6. KRFP
L 117
121 -2
7. MPS
L 122
111 6,3
8. RMIN
L 92
90 1,1
9. RPA
L 101
90 6,3
10. RSY
P 114
110 2,3
Siklus III sudah berjalan sesuai dengan rencana. Adanya penurunan perilaku agresif. Dapat dilihat dari hasil angket, penurunan perilaku agresif
cukup signifikan telah mencapai 30 dari siswa memiliki perilaku agresif rendah.
Hambatan yang ditemui pada siklus III salah satunya adalah perlunya koordinasi kembali dengan Guru BK dan Guru PAI karena bertepatan dengan
pelaksanaan pesantren kilat di sekolah sehingga tindakan kedua dilaksanakan dengan diskusi nilai-nilai sosiodrama yang telah diperankan, waktu
pelaksanaan pada tindakan kedua adalah jam istirahat pesantren kilat sehingga dapat diperkirakan remaja mengalami kelelahan.
Pengaruh sosiodrama terhadap perilaku agresif pada siswa kelas VII C SMP Negeri 14 Yogyakarta dapat diketahui dari skor rata-rata dan prosentase
hasil angket perilaku agresif. Dapat dilihat pula dari pengurangan nilai rata-
101 rata. perilaku agresif dari mulai Pra tindakan ke pascatindakan I, lalu ke pasca
tindakan II, kemudian ke pasca tindakan III. Dapat dilihat pula dari hasil observasi peneliti dan Guru BK menunjukkan adanya perubahan yang
signifikan pada siswa. Subyek pada penelitian ini adalah 11 siswa Kelas II C. Penentuan
subyek berdasarkan wawancara dan observasi dari Guru BK dan 2 orang siswa kelas VII C. Hasil tersebut menunjukkan ada 10 orang remaja yang
memiliki kecenderungan berperilaku agresif. Subyek penelitian ini terdiri dari siswa laki-laki 8 orang dan siswa perempuan 2 orang. Berdasarkan data yang
didapat dari hasil observasi dan wawancara Guru BK dan 2 orang siswa pada Kelas VII C di dapat data bahwa terdapat 10 orang dari 35 siswa diindikasi
memiliki ciri-ciri perilaku agresif. Ciri-ciri perilaku agresif yang ada pada 10 orang siswa tersebut adalah tindakan marah-marah kepada guru, tidak disiplin
di sekolah tidak menaati perintah, menjawab saat dinasehati, membuat gaduh di kelas, mengobrol saat guru menerangkan dan bersikap kasar pada
guru. Guru BK mengakui, kelas VII C banyak mendapat keluhan dari guru yang mengajar dan siswa yang merasa terganggu. Menurut pemaparan Guru
BK, 10 orang siswa yang memiliki ciri-ciri agresif adalah laki-laki terdiri dari AM, ADS, CP, GA, KRFP, MPS, RMIN, dan RPA serta perempuan terdiri
dari ATS, dan RSY.
Sebelum melaksanaan
tindakan peneliti
memberikan pra
tindakanterlebih dahulu untuk melihat tingkat perilaku agresif 10 siswa yang
102 diperoleh melalui observasi sebelumnya. Peneliti membadi angket perilaku
agresif kepada 10 siswa. Data penelitian studi awal ini diperoleh dari angketLikert untuk mengukur tingkat perilaku agresif siswa. Angket ini terdiri
dari 58 item dengan empat pilihan jawaban. Berdasarkan Tabel 3. tersebut, dapat dipahami bahwa setiap siswa
memiliki perilaku agresif dengan skor hasil angket yang beragam. Dapat dilihat dari 10 siswa, 9 siswa memiliki perilaku agresif kategori sedang dan 1
siswa memiliki perilaku agresif kategori rendah. Berdasarkan Tabel 4. dapat disimpulkan dari 10 orang siswa, 90 siswa diantaranya memiliki perilaku
agresif sedang dan 10 diantaranya memiliki perilaku agresif rendah. Pada siklus I peneliti dan Guru BK merencremajaan siklus I. Waktu
pertemuan tindakan Siklus I adalah tanggal 5 Juni 2015 dan 6 Juni 2015 dengan alokasi waktu 40-55 menit. Pelaksanaan di Ruang BK bagian
Bimbingan Kelompok. Pertemuan pertama menyiapkan materi pengertian dan contoh perilaku agresif. Pertemuan kedua peneliti menyiapkan naskah
drama dengan judul “Akibat Kebiasaan Marah”.
Pelaksanaan penelitian tindakan dilaksanakan mulai tanggal 5 Juni 2015, setelah pulang sekolah dengan durasi 60 menit. Peneliti membuka kegiatan
dengan berdoa, membangun keakraban anggota melalui perkenalan, dan kemudian memberikan penjelasan tujuan layanan bimbingan kelompok yaitu
siswa dapat memahami pengertian dan contoh perilaku agresif. Sebagian besar siswa ikut serta memberikan tanggapan perilaku agresif, tapi sebagian
103 lain tidak berkenan memberikan tanggapan. Siswa memberikan tanggapan
terkait pengetahuan mereka tentang perilaku agresif, pengertian, contoh dan perasaannya ketika berperilaku agresif. Kegiatan konseling kelompok telah
berlangsung selama 60 menit. Hasil observasi pada tindakan pertama, siswa belum begitu paham dengan pengertian dan contoh perilaku agresif. Hal ini
dilihat dari jawaban siswa untuk menjawab pertanyaan terkait pengertian dan contoh perilaku agresif.
Penelitian tindakan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 6 Juni 2015, setelah pulang sekolah dengan durasi 60 menit. Pemimpin kelompok
mengulangi kesimpulan penjelasan pada pertemuan pertama mengenai pengertian dan contoh perilaku agresif. Kemudian pemimpin kelompok
membacakan naskah drama yang akan diperankan anggota kelompok. Judul yang diperankan adalah
“Akibat Kebiasaan Marah”. Pemimpin kelompok kemudian mengajukan kepada anggota kelompok yang bersedia maju menjadi
pemain peran. Anggota saling menunjuk temannya dalam pemilihan pemain peran. Pemeran sosiodrama pertemuan kedua adalah CP, MPS, ADS dan
anggota lainnya memperhatikan. Pada akhir pelaksanaan tindakan atau akhir siklus I dilakukan uji
perilaku agresif untuk mengetahui kondisi perilaku agresif siswa. Berdasarkan Tabel 5. tersebut, dapat dilihat dari 10 orang siswa, 9 siswa menunjukkan skor
sedang dan 1 siswa menunjukkan skor rendah. Didapat pula skor tertinggi perilaku agresif 138, dan skor terendah 93. Berdasarkan Tabel 6. dapat
104 disimpulkan 90 orang diantaranya memiliki perilaku agresif sedang dan
10 diantaranya memiliki perilaku agresif rendah. Pada tindakan kedua peneliti dapat melihat bahwa para siswa sudah
mulai paham dengan pengertian perilaku agresif dan contohnya. Namun siswa tidak memahami bahwa bersikap agresif merupakan hal yang tidak boleh
dilakukan. Dilihat dari cara siswa berinteraksi dengan temannya pada saat siswa melaksanakan sosiodrama dan dari respon yang diberikan ketika
temannya bermain peran. Dalam diskusi dan pelaksanaan sosiodrama, siswa masih cenderung berperilaku agresif sehingga hasil observasi peneliti dan
Guru BK menunjukkan masih belum ada perubahan. Berdasarkan observasi peneliti dan Guru BK hal yang mempengaruhi
peningkatan terhadap hasil angket perilaku agresif siswa adalah kurangnya pengulangan tujuan pelaksanaan konseling kelompok. Kurangnya keseriusan
siswa dalam mengerjakan angket perilaku agresif juga mempengaruhi hasil angket. Ada dari sebagian anggota kelompok mengerjakannya dengan
menyontek jawaban temannya. Maka di siklus II direncanakan peneliti sebagai pemimpin kelompok menegaskan tujuan dan kesimpulan pelaksanaan
konseling kelompok sesuai yang dilaksanakan. Guru BK berperan sebagai orang yang mengkondisikan keseriusan siswa dalam mengerjakan angket
perilaku agresif. Refleksi siklus I, diharapkan tindakan pada siklus II akan memberi dampak mengurangi perilaku agresif pada siswa.
105 Hambatan yang ditemui pada siklus I salah satunya adalah sulitnya
mengumpulkan siswa diluar jam sekolah. Meskipun beberapa hari sebelumnya telah diingatkan bahwa terdapat jadwal bimbingan kelompok,
siswa tetap perlu dikondisikan untuk segera berkumpul di ruang BK. Siklus II dilaksanakan tanggal 08 Juni 2015 dan 12 Juni 2015 dengan
alokasi waktu 40-60 menit. Pertemuan pertama adalah naskah drama dengan judul
“Akibat Ribut di Kelas dan Menghina Teman”. Pertemuan kedua adalahnaskah drama dengan judul
“Akibat Melanggar Peraturan”. Pertemuan pertama dilaksanakan tanggal 08 Juni 2015, setelah pulang sekolah dengan
durasi 40 menit. Pemimpin kelompok membacakan naskah drama yang akan diperankan anggota kelompok. Pemimpin kelompok kemudian mengajukan
kepada anggota kelompok yang bersedia maju menjadi pemain peran. Pemeran sosiodrama pertemuan kedua adalah GA, KRFP, RMIN, RPA, MPS
dan anggota lainnya memperhatikan sosiodrama. Hasil observasi pada tindakan pertama pada siklus II siswa masih beranggapan bahwa perilaku
agresif adalah perilaku yang biasa dilakukan dan merupakan hal diperbolehkan untuk bercanda. Dapat dilihat dari hasil obserbvasi peneliti dan
Guru BK ketika siswa memberikan respon ketika pelaksanaan sosiodrama. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2015, setelah
pulang sekolah dengan durasi 60 menit. Pemimpin kelompok membacakan naskah drama yang akan diperankan anggota kelompok. Judul yang
diperankan adalah “Akibat Melanggar Peraturan”. Pemeran sosiodrama
106 pertemuan kedua adalah GA, MPS, ADS, RMIN, RPA KRFP, dan RSY,
anggota lainnya memperhatikan. Pada tindakan kedua pada siklus II, siswa mulai memahami bahwa
bersikap agresif merupakan hal yang tidak boleh dilakukan. Dilihat dari cara siswa berinteraksi dengan temannya pada saat siswa melaksanakan
sosiodrama dan dari respon yang diberikan ketika temannya bermain peran. Dalam diskusi dan pelaksanaan sosiodrama, siswa sudah mulai bertanya apa
yang akan atau sering dilakukannya adalah perilaku agresif. Sehingga hasil observasi peneliti dan Guru menunjukkan masih ada perubahan perilaku pada
siswa meskipun belum signifikan. Hambatan yang ditemui pada siklus II salah satunya adalah sulitnya mengumpulkan siswa di jam luar sekolah.
Pada akhir pelaksanaan tindakan atau akhir siklus II dilakukan uji perilaku agresif untuk mengetahui kondisi perilaku agresif siswa. Berdasarkan
Tabel 9. tersebut, dapat dilihat dari 10 orang siswa, 7 orang menunjukkan skor sedang, 2 orang lain menunjukkan skor rendah dan 1 orang tidak dapat hadir.
Didapat pula skor tertinggi perilaku agresif 124, dan skor terendah 85. Berdasarkan Tabel 10. dapat disimpulkan 70 orang diantaranya memiliki
perilaku agresif sedang dan 20 diantaranya memiliki perilaku agresif rendah dan 10 tanpa keterangan. Dapat disimpulkan bahwa hasil angket perilaku
agresif setelah layanan refleksiII menurun jika dibandingkan hasil angket perilaku agresif sebelum layanan refleksi I.
107 Siklus III dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2015 dan 23 Juni 2015
dengan alokasi waktu 30-40 menit. Pelaksanaan di Ruang BK bagian Bimbingan Kelompok. Pertemuan pertama dilaksanakan sosiodrama dengan
judul “Menyesal sudah Menghina”. Pertemuan kedua berdiskusi tertkait siklus
I dan siklus II. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2015 setelah jam
mengaji, dengan durasi tindakan 40 menit. Pemimpin kelompok membacakan naskah drama yang akan diperankan anggota kelompok. Judul yang
diperankan adalah menyesal telah menghina. Pemeran sosiodrama pertemuan kedua adalah RMIN, RPA, MPS dan anggota lainnya memperhatikan
sosiodrama. Hasil observasi pada tindakan pertama pada siklus ketiga siswa memahami bahwa bersikap agresif merupakan hal yang tidak boleh dilakukan
dan jika melakukannya hasrus segera meminta maaf. Dapat dilihat dari hasil observasi peneliti dan Guru BK terhadap perilaku siswa ketika pelaksanaan
sosiodrama. Pertemuan kedua dalam dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2015, pada
waktu istirahat Pesantren Kilat dengan durasi 30 menit. Pemimpin kelompok memberikan penjelasan nilai-nilai apa yang didapat selama tindakan dari
siklus I, siklus II dan siklus III pertemuan pertama. Pemimpin kelompok kemudian membantu menyimpulkan perilaku agresif, nilai-nilai dan dampak
yang akan diterima. Pada tindakan kedua pada siklus ketiga, lebih memahami bahwa bersikap agresif merupakan hal yang tidak boleh dilakukan. Dilihat
108 dari diskusi yang dilakukan pada tindakan kedua. Sehingga hasil observasi
peneliti dan Guru BK menunjukkan ada perubahan perilaku pada siswa yang signifikan.
Pada akhir pelaksanaan tindakan atau akhir siklus III dilakukan uji perilaku agresif untuk mengetahui kondisi perilaku agresif siswa. Berdasarkan
Tabel 12. tersebut, dapat dilihat dari 10 orang siswa, 6 siswa menunjukkan skor sedang, 3 orang lain menunjukkan skor rendah dan 1 orang tidak dapat
hadir. Berdasarkan Tabel 13. dapat disimpulkan 60 orang diantaranya memiliki perilaku agresif sedang dan 30 diantaranya memiliki perilaku
agresif rendah dan 10 tanpa keterangan. Dapat disimpulkan bahwa hasil angket perilaku agresif setelah layanan refleksiIII menurun jika
dibandingkan hasil angket perilaku agresif sebelum layanan refleksi II. Siklus III sudah berjalan sesuai dengan rencana. Adanya penurunan perilaku
agresif. Dapat dilihat dari hasil angket, penurunan perilaku agresif cukup signifikan telah mencapai 30 dari siswa memiliki perilaku agresif rendah.
Hambatan yang ditemui pada siklus III salah satunya adalah perlunya koordinasi kembali dengan Guru BK dan Guru PAI karena bertepatan dengan
pelaksanaan pesantren kilat di sekolah sehingga tindakan kedua dilaksanakan dengan diskusi nilai-nilai sosiodrama yang telah diperankan, waktu
pelaksanaan pada tindakan kedua adalah jam istirahat pesantren kilat sehingga dapat diperkirakan remaja mengalami kelelahan.
109 Penelitian ini bermula dari laporan guru terdapat perilaku agresif pada
siswaSMP Negeri 14 Yogyakarta kelas VII C. Hasil observasi menunjukan bahwa 10 orang siswa kelas VII C memiliki kecenderungan berperilaku
agresif. Siswa menunjukkan perilaku diantaranya gaduh di kelas, menghina terkait fisik temannya yang lemah, marah-marah dan bersikap kasar pada
guru, tidak menaati perintah atau aturan sekolah menyontek, dan membuat gaduh di kelas. Pemilihan pengurangan perilaku agresif menggunakan teknik
sosiodrama dikarenakan teknik sosiodrama membantu mendramatisasi konflik-konflik yang terjadi pada keseharian remaja dan secara tidak langsung
membantu remaja
memahami perilaku
agresif tidak
boleh dilakukan.Pelaksanaan sosiodrama pun menarik bagi remaja karena
menggunakan metode bermain peran. Muhibbin Syah 2011: 120 menyebutkan, teknik yang diperlukan untuk
mengurangi perilaku agresif adalah teknik untuk memecahkan masalah sosial. Dengan tujuan agar remaja memiliki kecakapan dalam memecahkan masalah
keluarga, persahabatan, kelompok dan masalah yang bersifat kemasyarakatan. Menurut Djumhur dan Muh Surya, 2001:109 sosiodrama dipergunakan
sebagai salah satu teknik untuk memecahkan masalah-masalah sosial dengan melalui kegiatan bermain peran. Menurut Wingkel 2004: 470 sosiodrama
merupakan dramatisasi dari persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan dengan orang lain, tingkat konflik-konflik yang dialami dalam
pergaulan sosial.
110
E. Kesimpulan Analisis Hasil Penelitian
Hipotesis dalam penelitian tindakan penurunan perilaku agresif ini adalah teknik sosiodrama dapat mengurangi perilaku agresif pada siswa kelas
VII C SMP Negeri 14 Yogyakarta. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan analisis data dengan menggunakan rumus Saifuddin Azwar: 2013:
147-150dengan kriteria 30 siswa memiliki kategori perilaku agresif rendah.Jika 30 siswa memiliki kategori perilaku agresif rendah, maka
terdapat penurunan perilaku agresif pada siswa kelas VII C SMP Negeri 14 Yogyakarta. Dari hasil refleksiIII diketahui bahwa 60 siswa memiliki
tingkat kategori sedang dan 30 siswa memiliki tingkat kategori rendah dan 10 siswa tidak mengikuti tindakan. Dapat disimpulkan bahwa 30 siswa
memiliki tingkat kategori rendah, Ha diterimaada penurunan perilaku agresif pada siswa kelas VII C SMP Negeri 14 Yogyakarta.
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi dapat dipahami perubahan perilaku agresif siswa. Berikut akan digambarkan perubahan perilaku agresif
siswa setelah mengikuti layananpada Diagram 5. dengan keterangan sebagai berikut:
111
Gambar 5. Diagram Perilaku Agresif Siswa
91 98
85 87
Subyek AM
Pra I
II III
12 4
11 9
11 6
Subyek ATS
Pra I
II III
10 5 10
3 10 97
Subyek ADS
Pra I
II III
12 13
8
12 4
13
Subyek CP
Pra I
II III
13 12
9 12
1
Subyek GA
Pra I
II III
11 5
12 5
11 7
12 1
Subyek KRFP
Pra I
II III
1 1
8 1
2 2
1 2
2
1 1
1
Subyek MPS
Pra I
II III
1 9
3 9
2 9
Subyek RMIN
Pra I
II III
11 12
8 10
1 90
Subyek RPA
Pra I
II III
11 8 11
6 11 4
11
Subyek RSY
Pra I
II III
112
1. Pra Tindakan
a. Indikator Menghina Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
menghina pada pra tindakan, ATS, ADS, KRFP, MPS, dan RMIN memiliki skor nilai 9,AM, CP dan GA siswa memiliki skor nilai 10,
sedangkan RPA memiliki skor tertinggi dengan nilai 11. b. Indikator Mengancam
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mengancam pada pra tindakan, ATS memiliki skor nilai 2, RPA memiliki
skor nilai 3. ADS, KRFP, dan RMIN memiliki skor nilai 4, AM dan MPS memiliki skor nilai 5, GA memiliki skor nilai 6 dan CP memiliki skor
tertinggi dengan nilai 8. c. Indikator Marah-marah
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator marah-marah pada pra tindakan, KRFP dan RMIN memiliki skor terendah
dengan nilai 1. ADS, CP dan MPS memiliki skor nilai 2, sedangkan AM, ATS, GA dan RPA memiliki skor tertinggi dengan nilai 3.
d. Indikator Menolak bicara Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
menolak bicara pada pra tindakan, AM memiliki skor terendah dengan nilai 11. RPA memiliki skor kedua terendah dengan nilai 13, ADS
113 memiliki skor nilai 15, CP, KRFP, MPS dan RMIN memiliki skor nilai
16, sedangkan ATS dan GA memiliki skor tertinggi dengan nilai 20. e. Indikator Menyebarkan fitnah
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator menyebarkan fitnah pada pra tindakan, ADS, CP dan RMIN.memiliki skor
terendah dengan nilai 7,AM, KRFP dan RPA memiliki skor kedua terendah dengan nilai 8, MPS, dan ATS memiliki skor nilai 10, sedangkan
CPmemiliki skor tertinggi dengan nilai 11. f. Indikator Mengadu domba
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mengadu domba pada pra tindakan, AM dan RPA memiliki skor terendah
dengan nilai 3,ATS dan KRFP memiliki skor nilai 5, ADS dan CP memiliki skor nilai 6, GA dan RMIN memiliki skor nilai 7, dan MPS skor
tertinggi dengan nilai 10. g. Indikator Tidak Memberi Dukungan
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator tidak memberi dukungan pada pra tindakan, MPS memiliki skor terendah
dengan nilai 11.AM memiliki skor nilai 13, GA memiliki skor nilai 14, ADS, KRFP dan RMIN memiliki skor nilai 15, RPA memiliki skor nilai
16, sedangkan CP memiliki skor tertinggi dengan nilai 17.
114 h. Indikator Tidak Menggunakan Hak Berpendapat
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator tidak menggunakan hak berpendapat pada pra tindakan, RMIN memiliki
skor terendah dengan nilai 4. AM dan ADS memiliki skor nilai 5, ATS, CP, GA, KRFP dan MPS memiliki skor nilai 7, dan RPA memiliki skor
tertinggi dengan nilai 8. i. Indikator Memukul
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator memukul pada pra tindakan, AM, ATS, ADS, RMIN dan RPA memiliki
skor terendah dengan nilai 3, CP dan KRFP memiliki skor nilai 4, dan GA memiliki skor tertinggi dengan nilai 6.
j. Indikator Mendorong Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
mendorong pada pra tindakan, ADS, CP, MPS, RMIN dan RPA memiliki skor terendah dengan nilai 2, AM memiliki skor nilai 3, KRFP memiliki
skor nilai 4, dan ATS dan GA memiliki skor tertinggi dengan nilai 5. k. Indikator Mencubit
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mencubit pada pra tindakan, AM memiliki skor terendah dengan nilai 1,
ADS, CP, GA, KRFP, MPS, RMIN dan RPA memiliki skor nilai 2, dan ATS memiliki skor tertinggi dengan nilai 3.
115 l. Indikator Demonstrasi
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator demonstrasi pada pra tindakan, AM, CP, GA, KRFP, MPS, RMIN dan
RPA memiliki skor terendah dengan nilai 4, ADS, memiliki skor nilai 5, dan ATS memiliki skor tertinggi dengan nilai 6.
m. Indikator Merusak Barang Orang Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
merusak barang orangpada pra tindakan, AM, ADS, RMIN dan RPA memiliki skor terendah dengan nilai 3, ATS memiliki skor nilai 5, CP,
GA, dan KRFP memiliki skor nilai 6, dan MPS memiliki skor tertinggi dengan nilai 8.
n. Indikator Menyuruh Memukul Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
menyuruh memukul pada pra tindakan, AM dan RPA memiliki skor terendah dengan nilai 2, ATS, ADS dan RMIN memiliki skor nilai 3,
sedangkan CP, GA, KRFP dan MPS memiliki skor tertinggi dengan nilai 4.
o. Indikator Tidak Peduli Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
tidak peduli pada pra tindakan, AM memiliki skor terendah dengan nilai 17, RMIN memiliki skor nilai 20, ADS dan MPS memiliki skor nilai
116 24,CPmemiliki skor nilai 25, ATS dan KRFPmemiliki skor nilai 26, GA
memiliki skor nilai27 dan RPA memiliki skor tertinggi dengan nilai 29.
2. Siklus I
a. Indikator Menghina Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
mengancam pada siklus I, skor nilai AM, ADS dan RMIN turun menjadi 5 dari sebelumnya pada pra tindakan AM dan RMIN memiliki skor nilai 10
dan ADS memiliki skor nilai 9. Skor nilai RPA turun menjadi 6 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor tertinggi dengan nilai 11.
Skor nilai MPS turun menjadi 8 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 9. Skor nilai ATS, GA, dan KRFP tetap memiliki skor
nilai 10, sedangkan skor nilai CP naik menjadi 11 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 10.
b. Indikator Mengancam Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
mengancam pada siklus I, skor nilai AM naik menjadi 7, dari sebelumnya pada pra tindakan AM memiliki skor nilai 5. ADS tetap memiliki skor
nilai 4 dan GA tetap memiliki skor nilai 6 skor nilai RMIN naik menjadi 5 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 4. Skor nilai ATS,
KRFP, dan MPS naik menjadi 6 dari sebelumnya pada pra tindakan ATS memiliki skor nilai 2, KRFP memiliki skor nilai 4, dan MPS memiliki
117 skor nilai 5. Skor nilai RPA naik memiliki skor tertinggi dengan nilai 8
dari sebelumnya pada pra tindakan RPA memiliki skor nilai 3. Sedangkan CP tetap memiliki skor tertinggi dengan nilai 8.
c. Indikator Marah-marah Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
marah-marah pada siklus I ADS tetap memiliki skor nilai 2. Skor nilai ATS dan GA turun menjadi 2, memiliki skor tertinggi dengan nilai 3. Skor
nilai RPA turun menjadi skor terendah dengan nilai 1 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor tertinggi dengan nilai 3. Skor nilai KRFP
dan RMIN naik menjadi 2, dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai 1. Skor nilai MPS naik menjadi 3, dari
sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 2. Skor nilai AM dan CP naik menjadi skor tertinggi dengan nilai 4 dari sebelumnya pada pra
tindakan AM memiliki skor tertinggi dengan nilai 3 dan CP memiliki skor nilai 2.
d. Indikator Menolak bicara Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
menolak bicara pada siklus I, Skor nilai AM tetap memiliki skor terendah dengan nilai 11 dan ADS tetap memiliki skor nilai 15. Skor nilai RMIN
turun menjadi 14 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki memiliki
118 skor nilai 16. Skor nilai ATS turun menjadi 16, dari sebelumnya pada pra
tindakan memiliki memiliki skor tertinggi dengan nilai 20. e. Indikator Menyebarkan fitnah
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator menolak bicara pada siklus I, ADS tetap memiliki nilai 7, GA tetap 9 dan
MPS tetap 10.Skor nilai RMIN turun menjadi skor terendah dengan nilai 6 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai 7.
Skor nilai RPA turun menjadi 7 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 8. Skor nilai ATS turun menjadi 8 dari sebelumnya
pada pra tindakan memiliki skor nilai 10. AM, dan KRFP naik menjadi 9 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 8. Sedangkan CP
turun menjadi skor tertinggi dengan nilai 11. dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai 7.
f. Indikator Mengadu domba Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
mengadu domba pada siklus I, GA tetap memiliki skor nilai 7. Skor nilai RMIN turun menjadi 3 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor
nilai 7. Skor nilai ADS turun menjadi 4 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 6. Skor nilai CP turun menjadi 5 dari
sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 6. Skor nilai AM, ATS dan KRFP naik menjadi 6 dari sebelumnya pada pra tindakan AM
119 memiliki skor terendah dengan nilai 3 dan ATS dan KRFP memiliki skor
nilai 5. Skor nilai MPS turun menjadi 6, dari sebelumnya pada pra tindakan skor tertinggi dengan nilai 10. Skor nilai RPA naik menjadi 8.
dari sebelumnya pada pra tindakan skor terendah dengan nilai 3. g. Indikator Tidak Memberi Dukungan
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator tidak memberi dukungan pada siklus I, skor nilai AM turun menjadi 12,
dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 13. Skor nilai KRFP dan RMIN turun menjadi 14, KRFP dan RMIN dari sebelumnya
pada pra tindakan memiliki skor nilai 15. Skor nilai MPS, naik menjadi 14 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai
11. Skor nilai RPA turun menjadi 14, dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 16. Skor nilai ATS turun menjadi 15 dari sebelumnya
pada pra tindakan memiliki skor nilai 16. Skor nilai GA naik menjadi 15, dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 14. Skor nilai ADS
naik menjadi 17 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 15. Sedangkan CP tetap memiliki skor tertinggi dengan nilai 17.
h. Indikator Tidak Menggunakan Hak Berpendapat Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
tidak menggunakan hak berpendapat pada siklus I, skor nilai AM dan RPA turun menjadi 4 dari sebelumnya pada pra tindakan AM memiliki
120 skor nilai 5 dan RPA memiliki skor tertinggi dengan nilai 8. Skor nilai GA
turun menjadi 6 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 7. Skor nilai RMIN naik menjadi 5, dari sebelumnya pada pra tindakan
memiliki skor terendah dengan nilai 4. Skor nilai ADS naik menjadi 6, dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 5. Sedangkan ATS,
CP, KRFP dan MPS tetap memiliki skor tertinggi dengan nilai 7. i. Indikator Memukul
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator memukul pada siklus I, skor nilai CP turun menjadi 3, dari sebelumnya
pada pra tindakan memiliki skor nilai 4. GA turun menjadi 5. dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor tertinggi dengan nilai 6.
ADS, RMIN dan RPA tetap memiliki skor terendah dengan nilai 3. KRFP dan MPS tetap memiliki skor nilai 4. Sedangkan AM dan ATS naik
menjadi 4, dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai 3.
j. Indikator Mendorong Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
mendorong pada siklus I, skor nilai AM turun menjadi skor terendah dengan nilai 2 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah
dengan nilai 3. Skor nilai ATS dan GA turun menjadi 4, dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai tertinggi dengan
121 nilai 5. Skor nilai ADS dan CP naik menjadi 3 dari sebelumnya pada pra
tindakan memiliki skor terendah dengan nilai terendah dengan nilai 2. Skor nilai MPS dan RMIN naik menjadi 4 dari sebelumnya pada pra
tindakan memiliki skor terendah dengan nilai terendah dengan nilai 2. Sedangkan KRFP dan RPA naik menjadi 5 dari sebelumnya pada pra
tindakan KRFP memiliki skor nilai 4, RPA memiliki skor terendah dengan nilai 2
k. Indikator Mencubit Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
mencubit pada siklus I, skor nilai RPA turun menjadi skor terendah dengan nilai 1 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 2.
Skor nilai ATS turun menjadi 2 dari sebelumnya pada pra tindakan skor tertinggi dengan nilai 3. Skor nilai AM naik menjadi 2 dari sebelumnya
pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai 1. Skor nilai GA dan RMIN memiliki skor tertinggi dengan nilai 3. GA dan RMIN
memiliki skor nilai 2. Sedangkan ADS, CP, KRFP, dan MPS tetap memiliki skor nilai 2.
l. Indikator Demonstrasi Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
demonstrasi pada siklus I, skor nilai AM naik menjadi 2 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai 1. Skor nilai AM,
122 ATS, dan RMIN turun menjadi skor terendah dengan nilai 3 dari
sebelumnya pada pra tindakan AM dan RMIN memiliki skor terendah dengan nilai 4 dan ATS memiliki skor tertinggi dengan nilai 6. Skor nilai
ADS turun menjadi 4. dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 5. Sedangkan CP, GA, KRFP, MPS, dan RPA tetap memiliki skor
tertinggi dengan nilai 4. m. Indikator Merusak Barang Orang
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator merusak barang orang pada siklus I, ADS tetap memiliki skor terendah
dengan nilai 3. ATS, GA, dan KRFP tetap memiliki skor nilai 6. Skor nilai MPS turun menjadi 7 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor
nilai 8. Skor nilai AM naik menjadi 7, dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor terendah dengan nilai 3. Skor nilai RMIN naik menjadi 5,
memiliki skor terendah dengan nilai 3, sedangkan skor nilai CP dan RPA naik menjadi skor tertinggi dengan nilai 8, CP dari sebelumnya pada pra
tindakan memiliki skor nilai 6 dan RPA memiliki skor terendah dengan nilai 3.
n. Indikator Menyuruh Memukul Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
menyuruh memukul pada siklus I, KRFP dan MPS tetap memiliki skor nilai 4. Skor nilai ADS dan RMIN naik menjadi 2, ADS dan RMIN dari
123 sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 3. Skor nilai AM
memiliki skor nilai 3, AM memiliki skor terendah dengan nilai 2, Skor nilai ATS, KRFP, MPS dan RPA naik menjadi 4 dari sebelumnya pada
pra tindakan ATS memiliki skor nilai 3, RPA memiliki skor terendah dengan nilai 2. Sedangkan GA naik menjadi skor tertinggi dengan nilai 5
dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor tertinggi dengan nilai 4. o. Indikator Tidak Peduli
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator tidak peduli pada siklus I, skor nilai AM naik menjadi 19 dari sebelumnya
pada pra tindakan memiliki skor nilai 17. Skor nilai RMIN turun menjadi 19 dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor 20. Skor nilai ADS,
dan MPS memiliki skor nilai 26, dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 24. Skor nilai GA memiliki skor nilai 28, GA memiliki
skor nilai 27. Sedangkan ATS tetap memiliki skor nilai 26 dan RPA tetap memiliki skor tertinggi dengan nilai 29. sedangkan CP dan KRFP
memiliki skor tertinggi dengan nilai 29. dari sebelumnya pada pra tindakan memiliki skor nilai 26,
3. Siklus II
a. Indikator Menghina Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
menghina pada siklus II, AM dan ADS tetap memiliki skor nilai 9. Skor
124 nilai RMIN naik menjadi 6 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor
nilai 5. Skor nilai RPA naik menjadi 11 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 6. Skor nilai MPS turun menjadi 7 dari sebelumnya
pada siklus I memiliki skor nilai 8. Skor nilai GA turun menjadi 8 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 10. Skor nilai KRFP turun
menjadi 9 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 10. Skor nilai CP turun menjadi 10 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 11.
Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. b. Indikator Mengancam
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mengancam pada siklus II, skor nilai RMIN turun menjadi 4 dari
sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 5. Skor nilai AM turun menjadi 5 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 7. Skor nilai
CP turun menjadi 6 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor tertinggi dengan nilai 8. Skor nilai RPA turun menjadi 4 dari sebelumnya pada
siklus I memiliki skor nilai 8. ADS tetap memiliki skor nilai 4 dan GA, KRFP, dan MPS tetap memiliki skor nilai 6. Sedangkan ATS tidak
mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. c. Indikator Marah-marah
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator marah-marah pada siklus II, MPS dan memiliki skor nilai 2, sedangkan
125 CP memiliki skor tertinggi dengan nilai 3. ADS, GA, RMIN dan KRFP
tetap memiliki skor nilai 2. RPA tetap memiliki skor terendah dengan nilai 1. Skor nilai AM dan MPS turun menjadi 2 dari sebelumnya pada siklus I
AM memiliki nilai 4 dan MPS memiliki skor nilai 3. Skor nilai CP turun menjadi 3 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 4. Sedangkan
ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. d. Indikator Menolak bicara
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator menolak bicara pada siklus II, skor nilai AM naik menjadi 12 dari
sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 11. Skor nilai ADS turun menjadi 14 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 15. Skor
nilai CP turun menjadi 18 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 20. Skor nilai GA turun menjadi 17 dari sebelumnya pada siklus I
memiliki skor nilai 19. Skor nilai RPA turun menjadi skor terendah dengan nilai 10 dari sebelumnya pada siklus I memiliki memiliki skor
nilai 26. MPS tetap memiliki skor nilai 17. Skor nilai KRFP turun menjadi 16 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 17. Skor nilai RMIN
naik menjadi 15 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 14. Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II.
126 e. Indikator Menyebarkan fitnah
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator menolak bicara pada siklus II, AM turun menjadi skor terendah dengan
nilai 5 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor tertinggi dengan nilai 9. CP turun menjadi skor tertinggi dengan nilai 10 dari sebelumnya pada
siklus I memiliki skor tertinggi dengan nilai 11. MPS turun menjadi skor tertinggi dengan nilai 9 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor
tertinggi dengan nilai 10. ADS turun menjadi 6 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor tertinggi dengan nilai 7. GA, KRFP dan MPS tetap
memiliki nilai 9 dan RMIN tetap memiliki nilai 6. RPA naik menjadi 8 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor tertinggi dengan nilai 7.
Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. f. Indikator Mengadu domba
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mengadu domba pada siklus II, RPA memiliki skor tertinggi dengan nilai
7. AM turun menjadi 3 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 6. RMIN naik menjadi 4 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai
6. GA turun menjadi 6 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 7. KRFP turun menjadi 5 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor
nilai 6. Skor nilai RPA turun menjadi 7. dari sebelumnya pada siklus I skor nilai 8. MPS tetap memiliki skor nilai 6. CP dan ADS naik menjadi 7
127 dari sebelumnya pada siklus I CP memiliki nilai 7 dan ADS memiliki skor
nilai 4. Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II.
g. Indikator Tidak Memberi Dukungan Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
tidak memberi dukungan pada siklus II, skor nilai AM turun menjadi skor terendah dengan nilai 8 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai
12. Skor nilai ADS, KRFP dan RPA turun menjadi 13dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai ADS memiliki nilai 17 dan KRFP dan
RPA memiliki nilai 14. CP turun menjadi 16 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 17. RMIN turun menjadi 14, RMIN dari sebelumnya
pada pra tindakan memiliki skor nilai 15. GA dan MPS tetap memiliki skor 15. Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti
siklus II. h. Indikator Tidak Menggunakan Hak Berpendapat
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator tidak menggunakan hak berpendapat pada siklus II, skor nilai AM dan GA
naik menjadi skor tertinggi dengan nilai 7 dari sebelumnya pada siklus I AM memiliki skor nilai 5 dan GA memiliki skor tertinggi dengan nilai 6.
Skor nilai RMIN dan RPA turun menjadi 4 dari sebelumnya pada siklus I RMIN memiliki skor nilai 5 dan RPA memiliki skor nilai 8. Skor nilai
128 ADS dan CP turun menjadi 4 dari sebelumnya pada siklus I ADS
memiliki skor nilai 6 dan CP memiliki skor nilai 7. Skor nilai KRFP turun menjadi 6 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 7. MPS tetap
memiliki skor tertinggi dengan nilai 7. Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II.
i. Indikator Memukul Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
memukul pada siklus II, ADS dan RMIN tetap memiliki skor terendah dengan nilai 3, KRFP tetap memiliki skor nilai 4. GA tetap memiliki skor
nilai 5. AM turun menjadi skor terendah dengan nilai 3 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 4. Skor nilai CP naik menjadi 4, dari
sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 3. Skor nilai RPA naik menjadi 5 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor terendah dengan
nilai 3. Skor nilai MPS naik menjadi 6, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 4. Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena
tidak mengikuti siklus II. j. Indikator Mendorong
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mendorong pada siklus II, skor nilai ADS turun menjadi 2, dari
sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 3. Skor nilai KRFP dan RMIN turun menjadi 3, dari sebelumnya pada siklus I KRFP memiliki
129 skor nilai 5 dan RMIN memiliki skor nilai 4. Skor nilai AM naik menjadi
4, dari sebelumnya pada siklus I AM memiliki skor nilai 2. Skor nilai CP, GA, dan MPS naik menjadi 5, dari sebelumnya pada siklus I CP memiliki
skor nilai 3, GA dan MPS memiliki skor nilai 4. Sedangkan RPA tetap memiliki skor tertinggi dengan nilai 5.Sedangkan ATS tidak mendapatkan
nilai karena tidak mengikuti siklus II. k. Indikator Mencubit
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator demonstrasi pada siklus II, RPA tetap memiliki skor terendah dengan nilai
1. ADS, CP, GA, KRFP dan MPS tetap memiliki skor nilai 2. GA dan RMIN turun menjadi 2, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai
3. Sedangkan AM naik menjadi 3, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 2.Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak
mengikuti siklus II. l. Indikator Demonstrasi
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator merusak barang orang pada siklus II, AM dan RMIN tetap memiliki skor
terendah dengan nilai 3. CP memiliki skor terendah dengan nilai 3, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 4. ADS, GA, dan KRFP
tetap memiliki skor nilai 4. Sedangkan MPS dan RPA naik menjadi 5,
130 dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 4. Sedangkan ATS tidak
mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. m. Indikator Merusak Barang Orang
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator merusak barang orang pada siklus II, ADS tetap memiliki skor terendah
dengan nilai 3. Skor nilai AM dan RPA turun menjadi skor terendah dengan nilai 3, dari sebelumnya pada siklus I AM memiliki skor nilai 7
dan RPA memiliki skor nilai 8. Skor nilai MPS turun menjadi 4, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 7. GA dan KRFP tetap
memiliki skor nilai 6. Skor nilai CP turun menjadi 6, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 8. Skor nilai RMIN turun menjadi 6, dari
sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 5.Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II.
n. Indikator Menyuruh Memukul Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
menyuruh memukul pada siklus II, Skor nilai AM turun menjadi 2, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 3. Skor nilai ADS dan RMIN
naik menjadi 3, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 2. Skor nilai CP dan GA turun menjadi 4, dari sebelumnya pada siklus I CP
memiliki skor nilai 6 dan GA memiliki skor nilai 5. Sedangkan KRFP,
131 MPS dan RPA tetap memiliki skor nilai 4. Sedangkan ATS tidak
mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II. o. Indikator Tidak Peduli
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator tidak peduli pada siklus II, skor nilai CP dan GA turun menjadi 25, dari
sebelumnya pada siklus I CP memiliki skor nilai 29 dan GA memiliki skor nilai 28. KRFP turun menjadi 28. dari sebelumnya pada siklus I CP
memiliki skor nilai 29. RPA turun menjadi 20, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 29. Skor nilai AM dan RMIN naik menjadi
20, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 19. Sedangkan skor nilai ADS dan MPS naik menjadi 27, dari sebelumnya pada siklus I
memiliki skor nilai 26. Sedangkan ATS tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II.
4. Siklus III
a. Indikator Menghina Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
mengancam pada siklus III, skor nilai AM dan ADS turun menjadi 5, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 9. Skor nilai MPS turun
menjadi 6, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 7. RMIN memiliki skor nilai 6. ATS memiliki skor nilai 10.Skor nilai KRFP naik
menjadi 10,dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 9. Skor
132 nilai RPA naik menjadi 12, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor
nilai 11. Skor nilai CP naik menjadi 14,dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 10. Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena
tidak mengikuti siklus III. b. Indikator Mengancam
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mengancam pada siklus III, ADS , RMIN dan RPA tetap memiliki skor
nilai 4. AM tetap memiliki skor nilai 5.CP, KRFP, dan MPS tetap memiliki skor nilai 6. ATS memiliki skor nilai 5. Sedangkan GA tidak
mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus III. c. Indikator Marah-marah
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator marah-marah pada siklus III, RPA tetap memiliki skor terendah dengan
nilai 1. Skor nilai ADS turun menjadi 1, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 2. AM, CP, GA, KRFP, MPS dan RMIN tetap
memiliki skor nilai 2.sedangkan CP turun menjadi 2, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 3. ATS memiliki skor nilai 2.Sedangkan
GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus III. d. Indikator Menolak bicara
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator menolak bicara pada siklus III, skor nilai ATS, memiliki skor nilai 14.
133 Skor nilai ADS tetap memiliki skor nilai 14. Skor nilai AM turun menjadi
11, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 12. Skor nilai CP turun menjadi 16, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 18.
Skor nilai RMIN turun menjadi 14, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 15. Skor nilai KRFP turun menjadi 15, dari
sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 16. Skor nilai RPA naik menjadi 12, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 10. Skor
nilai MPS naik menjadi 19, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 17. Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti
siklus III. e. Indikator Menyebarkan fitnah
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator menyebarkan fitnah pada siklus III, RMIN tetap memiliki skor kedua
terendah dengan nilai 6. ATS memiliki skor kedua terendah dengan nilai 6. ADS dan RPA turun menjadi 5, dari sebelumnya pada siklus III ADS
memiliki skor nilai 6 dan RPA memiliki skor nilai 8. MPS turun menjadi 7, dari sebelumnya pada siklus III memiliki skor nilai 9.CP turun menjadi
8, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor tertinggi dengan nilai 10. KRFP turun menjadi 8, dari sebelumnya pada siklus III memiliki skor
nilai 9. AM naik menjadi 6, dari sebelumnya pada siklus III memiliki skor
134 nilai 5. Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti
siklus III. f. Indikator Mengadu domba
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mengadu domba pada siklus III, ATS memiliki skor nilai 6. Skor nilai
MPS dan RPA turun menjadi 3, dari sebelumnya pada siklus II MPS memiliki skor nilai 6. dan RPA memiliki skor nilai 7. Skor nilai ADS
turun menjadi 6, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 7. Skor nilai AM memiliki skor nilai 5, dari sebelumnya pada siklus II
memiliki skor nilai 3. Skor nilai KRFP memiliki skor nilai 6, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 5. RMIN tetap memiliki
skor nilai 4 dan CP tetap memiliki skor tertinggi dengan nilai 7.Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II.
g. Indikator Tidak Memberi Dukungan Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
tidak memberi dukungan pada siklus III, ATS memiliki skor nilai 15. MPS tetap memiliki skor 15 dan RPA memiliki skor nilai 13. Skor nilai
AM turun menjadi 11, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 8. Skor nilai CP turun menjadi 15. dari sebelumnya pada siklus II
memiliki skor nilai 16. Skor nilai RMIN turun menjadi 10, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 11. Skor nilai ADSdan
135 KRFP naik menjadi 15, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai
13. Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus III.
h. Indikator Tidak Menggunakan Hak Berpendapat Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
tidak menggunakan hak berpendapat pada siklus III, ATS memiliki skor nilai 7. Skor nilai AM turun menjadi 5 dari sebelumnya pada siklus II
memiliki skor nilai 7. Skor nilai CP dan KRFP naik menjadi 7 dari sebelumnya pada siklus II CP memiliki skor nilai 5 dan KRFP memiliki
skor nilai 6. RMIN dan RPA tetap memiliki skor nilai 4, ADS tetap memiliki skor nilai 5 dan MPS tetap memiliki skor tertinggi dengan nilai
7. Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus III.
i. Indikator Memukul Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator
memukul pada siklus III, ATS memiliki skor nilai 3. CP dan KRFP tetap memiliki skor nilai 4. AM dan ADS naik menjadi 4, dari sebelumnya
pada siklus II memiliki skor nilai 3. Skor nilai RMIN turun menjadi, 2, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 3. Skor nilai RPA turun
menjadi, 3, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 5. Skor nilai MPS turun menjadi, 5, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor
136 nilai 6. Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak mengikuti
siklus III. j. Indikator Mendorong
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mencubit pada siklus III, ATS tetap memiliki skor nilai 4. MPS tetap
memiliki skor nilai 5. Skor nilai CP turun menjadi 4, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 5. Skor nilai RMIN turun menjadi, 2,
dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 3. Skor nilai RPA turun menjadi, 3, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 5. Skor
nilai ADS turun menjadi 2, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 4. Skor nilai ADS naik menjadi 5, dari sebelumnya pada siklus II
memiliki skor nilai 2. Skor nilai KRFP naik menjadi 4, dari sebelumnya pada siklus II AM memiliki skor nilai 3. Sedangkan GA tidak
mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus III. k. Indikator Mencubit
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator mencubit pada siklus III, ATS memiliki skor nilai 2. AM dan ADS turun
menjadi 1, dari sebelumnya pada siklus II AM memiliki skor nilai 3 dan ADS memiliki skor nilai 2. CP, KRFP MPS dan RMIN tetap memiliki
skor nilai 2. Skor nilaiRPA naik menjadi 3, dari sebelumnya pada siklus
137 IImemiliki skor nilai 1. Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena
tidak mengikuti siklus III. l. Indikator Demonstrasi
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator demonstrasi pada siklus III, ATS memiliki skor nilai 4. MPS turun
menjadi 4. dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 5. AM tetap memiliki skor nilai 3, ADS dan KRFP tetap memiliki skor nilai 4, dan
RPA tetap memiliki skor nilai 5. CP dan RMIIN naik menjadi 4, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 3. Sedangkan GA tidak
mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus III. m. Indikator Merusak Barang Orang
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator merusak barang orang pada siklus III, ATS memiliki skor nilai 6. Skor
nilai RMIN turun menjadi 5, dari sebelumnya pada siklus I memiliki skor nilai 6. ADS tetap memiliki skor terendah dengan nilai 3. MPS tetap
memiliki skor terendah dengan nilai 4. KRFP tetap memiliki skor terendah dengan nilai 6. Skor nilai AM naik menjadi 4, dari sebelumnya pada siklus
II AM memiliki skor nilai 3. Skor nilai CP naik menjadi 7, dari sebelumnya pada siklus II AM memiliki skor nilai 6. Sedangkan GA tidak
mendapatkan nilai karena tidak mengikuti siklus II.
138 n. Indikator Menyuruh Memukul
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator menyuruh memukul pada siklus III, ATS memiliki skor nilai 4. Skor nilai
RPA turun menjadi 3, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 4. Skor nilai AM tetap memiliki skor nilai 2. Skor nilai ADS dan RMIN
tetap memiliki skor nilai 3. Skor nilai CP, KRFP dan MPS tetap memiliki skor nilai 4. Sedangkan GA tidak mendapatkan nilai karena tidak
mengikuti siklus III. o. Indikator Tidak Peduli
Berdasarkan hasil perhitungan nilai angket diketahui nilai indikator tidak peduli pada siklus III, ATS memiliki skor nilai 28. Skor nilai RPA
turun menjadi 17, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 200. Skor nilai MPS turun menjadi 23, dari sebelumnya pada siklus II memiliki
skor nilai 27. Skor nilai ADS turun menjadi 24, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 27. KRFP tetap memiliki skor nilai 28. Skor
nilai AM naik menjadi 22, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 20. Skor nilai RMIN naik menjadi 21, dari sebelumnya pada siklus II
memiliki skor nilai 20. Skor nilai CP naik menjadi 27, dari sebelumnya pada siklus II memiliki skor nilai 25. Sedangkan GA tidak mendapatkan
nilai karena tidak mengikuti siklus II.
139
F. Pembahasan
Setelah melakukan tiga kali siklusdalam penelitian tindakan ini,perilaku agresif siswa di Kelas VII C SMP Negeri 14 Yogyakarta dapat dikurangi
melaluiteknik sosiodrama. Melalui sosiodrama siswa memahami perilaku agresif baik secara kognitif, dan afektif yang selanjutnya mempengaruhi
berkurangnya perilaku agresif. Tabel 17Hasil Prosentase Perilaku Agresif Pra Tindakan - Siklus III
No Kategori
Perilaku Angket
Nilai Pra
Tindakan Siklus I
Siklus II Siklus III
F F
F F
1. Tinggi
X ≥ 193,33 -
- -
- -
- -
- 2.
Sedang X ≥ 96,67 -
193,33 9
90 9
90 7
70 6
60 3.
Rendah 96,67
1 10
1 10
2 20
3 30
Tanpa Keterangan -
- -
- 1
10 1
10
Perilaku agresif pada pra tindakan memiliki prosentase kriteria perilaku agresif sedang 90 dan rendah 10. Pada Siklus I prosentase belum
mengalami perubahan. Pada Siklus II prosentase mengalami perubahan menghasilkan kriteria perilaku agresif sedang 70 rendah 20 dan tanpa
keterangan 10. Pada Siklus III prosentase mengalami perubahan menghasilkan kriteria perilaku agresif sedang 60 rendah 30 dan tanpa
140 keterangan 10. Hasil prosentase Siklus III telah mencapai kriteria
keberhasilan penelitian. Melalui sosiodrama pada siklus III remaja melakukan pembahasan
materi siklus I -siklus III. Pada siklus III perbedaannya adalah tindakan lebih ditekankan pada penanaman nilai secara kognitif, afektif dan psikomotorik
yang selanjutnya mempengaruhi berkurangnya perilaku agresif. Perubahan perkembangan kognitif remaja dapat dilihat dalam usaha menangkap
mengetahui arti, contoh danakibatperilaku agresif. Secara afeksi remaja dapat dilihat dalam menangkap perasaan orang lain seperti perasaan tidak nyaman,
sakit hati dan merasa terganggu jika ada orang yang berperilaku agresif. Selain itu remaja menangkap munculnya perasaan merasa bersalah ketika
berperilaku agresif. Secara psikomotorik remaja dapat dilihat dalamperilaku tidak membalas perilaku agresif dengan perilaku agresif, meminta maaf,
menaati peraturan sekolahdan berjanji tidak mengulangi perilaku agresif. Pembahasan ini memberi dampak pada siswa lebih berempati dan mulai
mempraktekkan respon positif. Hal ini sesuai dengan pendapat Siswinarti, Imam Tajri dan Joko
Widodo 2012 yang menyebutkan bahwa model bimbingan kelompok dengan teknik fun game dapat mengurangi perilaku agresif verbal siswa
mencapai 28,29 dibanding sebelum perlakuan.Selaras dengan pendapat tersebutAnwar Sutoyo, DYP. Sugiharto dan Nur Aini dalam jurnal Bimbingan
141 Konseling Universitas Negeri Semarang 2014: 104 juga menyebutkan
bahwa model bimbingan kelompok dengan teknik sosiodrama terbukti mampu untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa sebesar 11,7.
Hasil penelitian menunjukkan 12 dari 15 indikator perilaku agresif mengalami perubahan. Indikator tersebut yaitu perilaku menghina,
mengancam, menolak bicara, menyebar fitnah, mengadu domba, tidak memberi dukungan, tidak menggunakan hak berpendapat, memukul,
mendorong, mencubit, menyuruh memukul dan tidak peduli. Hal ini didukung oleh pendapat Purwandari pada Jurnal Pendidikan
Khusus 2005 bahwa perilaku menyimpang anak tunalaras dapat dikurangi dengan pretend play. Siswa yang memiliki perilaku mengancam teman,
memaki, memukul, membantah, melanggar peraturan sekolah dan membolos apat berkurang setelah melaksanakan bermain peran. Perkembangan afeksi
anak dapat dilihat dalam menangkap keinginan teman bermain dalam memainkan peran dan mengekspresikan emosi. Sedang dalam perkembangan
kognitifnya dapat dilihat dalam usaha menangkap arti kata-kata yang diucapkan oleh temannya.
Ada hal penting yang juga menjadi perhatian dari hasil penelitian ini, adanya indikator perilaku agresif siswa yang tidak berubah pada tiga kali
siklus penelitian yaitu mengancam, demonstrasi dan merusak barang orang. Penelitian Yustisi Maharani Syahadat 2013 menyebutkan bahwa bentuk
142 perilaku agresif yang paling sering dilakukan disebabkan karena adanya
kemarahan. Perilaku agresif dapat diturunkan dengan regulasi emosi dengan 5 sesi. 5 sesi tersebut yaitu sesi pertama menilai, mengatur dan mengungkap
emosi. Sesi kedua role play mengatur emosi, sesi ketiga role play mengungkap emosi, sesi keempat contoh kasus. Sesi kelima pengukuhan
kelulusan dari agresi. Selain itu setiap akhir pertemuan subyek diberi tugas rumah. Hal ini dijelaskan pula oleh Laela Siddiqah dalam jurnal psikologinya
2010 bahwa perlu adanya kegiatan lain yang memperkuat agar perilaku agresif menurun setelah sebelumnya melakukan pencegahan dan penanganan.
Kegiatan lain yang memperkuat tersebut perlu dilakukan secara berkala dan berkelanjutan. Indikator perilaku agresif yang tidak mengalami perubahan
perlu ditindaklanjuti secara khusus melalui beberapa tahap tindakan. Pada penelitian tersebut menjelaskan perilaku agresif dapat dikurangi dengan 5 sesi
yang merupakan desain tahapan untuk mengurangi perilaku agresif yang disebabkan kemarahan.
Terkait dengan berbagai faktor yang menjelaskan, Hasballah Muhammad Saad 2003: 49-53 bahwa faktor yang mempengaruhi munculnya
perilaku agresif adalah kondisi lingkungan, kualitas hubungan dengan orang tua dan konsep diri. Kondisi lingkungan tempat tinggal yang tidak berkualitas,
tidak nyaman, tidak layak, dan tidak memenuhi standar kesehatan akan berakibat pada munculnya perilaku agresif. Kualitas hubungan dengan orang
143 tua yang rendah akan berpengaruh pada kondisi psikologis individu untuk
melakukan perilaku agresif. Selain itu juga, konsep dirimencakup pengetahuan, harapan dan penilaian diri sendiri. Kecenderungan perilaku
agresif pada individu memiliki hubungan yang kuat dengan konsep diri.Sehubungan dengan itu, dapat disimpulkan bahwa indikator perilaku
agresif yang tidak mengalami perubahan adalah pengaruh dari hasil belajar siswa dalam memberikan tanggapan dan reaksi terhadap rangsangan yang
diterima. Tanggapan dan reaksi hasil belajar siswa dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal, hubungan dengan orang tua dan konnsep diri
siswa. Menurut Skinner dalam Koswara 1991:77 individu adalah organisme
yang memperoleh perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Perspektif behaviorisme Skinner menyebutkan studi tentang kepribadian yang
merupakan keseluruhan dari perilaku, menyebutkkan bahwa perilaku melibatkan sejarah hidup atau pengalaman belajar dan latar belakang atau
faktor bawaan.Perilaku yang telah terbentuk melalui proses belajar selama masa hidup remaja perlu mengalami pengulangan jika akan diubah menjadi
perilaku yang berbeda dari perilaku sebelumnya. Selain pengulangan, pemberian kesadaran terhadap perilaku yang dilakukan dirasa perlu.
Berdasarkan pendapat dan penelitian terkait indikator perilaku agresif yang tidak mengalami perubahan di atas, diketahui bahwa penanganan khusus
144 perlu diberikan karena perilaku agresif yang disebabkan adanya kemarahan.
Selain itu terdapat faktor hasil belajar yang mempengaruhi perilaku agresif.
G. Keterbatasan