20 langsung atau tidak langsung meningkatkan kemungkinan timbulnya
perilaku agresif lain dari individu yang menyaksikan. Penelitian ini mengambil tiga pendapat di atas mengenai dampak
perilaku agresif. Dapat disimpulkan bahwa dampak yang ditimbulkan dari perilaku agresif adalah remaja ditolak dari lingkungan sosialnya, remaja
tidak disukai teman-temannya karena memiliki kecenderungan perilaku agresif dibanding dengan yang lain. Penolakkan tersebut dapat berdampak
selanjutnya kepada peningkatan perilaku agresif pada remaja yang mengakibatkan isolasi sosial yang lebih ekstrem dari teman-teman sebaya.
Selain itu, dampak perilaku agresif yaitu adalah meningkatnya kemungkinan perilaku agresif lain pada individu yang menyaksikan.
B. Sosiodrama
1. Pengertian Sosiodrama
Menurut Djumhur dan Muh Surya 2001:109 sosiodrama dipergunakan sebagai salah satu teknik untuk memecahkan masalah-
masalah sosial melalui kegiatan bermain peran. Dalam sosiodrama ini seseorang akan memerankan suatu peran tertentu dari situasi masalah
sosial. Menurut Wingkel 2004:470 sosiodrama merupakan dramatisasi dari persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan dengan
orang lain, tingkat konflik-konflik yang dialami dalam pergaulan sosial. Pendapat lain dari Oemar Hamalik 2010: 199 menyebutkan sosiodrama
adalah suatu jenis teknik simulasi yang umumnya digunakan untuk
21 pendidikan sosial dan hubungan antara manusia yang melibatkan studi
kasus, individu dan tingkah lakunya dalam bentuk dramatisasi. Penelitian ini mengacu pada tiga pendapat di atas. Pendapat tersebut
dapat disimpulkan bahwa sosiodrama adalah salah satu teknik untuk memecahkan masalah-masalah sosial melalui kegiatan bermain peran,
merupakan dramatisasi dari persoalan-persoalan atau studi kasus yang timbul dari hubungan antar individu.
2. Tujuan Sosiodrama
Menurut Oemar Hamalik 2010: 199 tujuan bermain peran sesuai dengan jenis belajarnya adalah sebagai berikut :
a. Belajar dengan berbuat, siswa melakukan suatu perantertentu sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya. Hal ini bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan
interaktif atau
keterampilan reaktif; b. Belajar melalui peniruan imitasi, siswa yang mengamati drama
menyamakan dirinya dengan pelaku atau aktor dan tingkah laku mereka;
c. Belajar melalui umpan balik, siswa yang mengamati mengomentari menanggapi perilaku para pemain atau pemegang peran yang telah
ditampilkan. Tujuannya adalah untuk mengembangkan prosedur kognitif dan prinsip dasar perilaku yang didramatisasikan pelaku atau
aktor;
22 d. Belajar melalui pengkajian, penilaian dan pengulangan. Pemain dapat
memperbaiki keterampilan-keterampilan siswa dengan mengulanginya dalam penampilan berikutnya.
Pendapat di atas menjadi acuan penelitian, bahwa tujuan sosiodrama adalah agar siswa baik sebagai pelaku ataupun pengamat dapat
mengembangkan keterampilan
interaktif-reaktif, mengimitasi
dan mengembangkan kemampuan kognitif melaui belajar berbuat, peniruan
imitasi, umpan balik dan proses pengkajian, penilaian dan pengulangan.
3. Langkah-langkah Pelaksanaan Sosiodrama