Mengaplikasikan Enam Jenjang Kemampuan Berpikir
35
penting dan tidak penting, dan kemudian memperhatikan informasi yang relevan atau penting. Membedakan berbeda dengan proses-proses kognitif
dalam kategori memahami, karena membedakan melibatkan proses mengorganisasi secara struktural dan menentukan bagaimana bagian-
bagian sesuai dengan struktur keseluruhannya. Nama lain untuk membedakan adalah menyendirikan, memilah, memfokuskan dan
memilih. Contoh tujuan pendidikan dan asesmennya, dalam pembelajaran sains tujuannya ialah menentukan tahap-tahap pokok dalam sebuah tulisan
tentang cara kerja sesuatu. Tugas asesmennya meminta siswa membaca satu bab buku yang menggambarkan proses terjadinya petir dan kemudian
meminta siswa memerinci proses tersebut jadi tahap-tahap pokok.
2 Mengorganisasikan
Mengorganisasikan melibatkan proses mengintifikasi elemen- elemen komunikasi atau situasi dan prroses mengenali bagaimana elemen-
elemen ini membentuk sebuah struktur yang koheren. Dalam mengorganisasi, siswa membangun hubungan-hubungan yang sistematis
dan koheren antarpotongan informasi. Mengorganisasi biasanya terjadi bersamaan
dengan proses
membedakan. Siswa
mula-mula mengidentifikasi elemen-elemen yang relevan atau penting dan kemudian
menentukan sebuah struktur yang terbentuk dari elemen-elemen itu. Mengorganisaikan juga bisa terjadi bersamaan dengan proses
mengatribusikan yang fokusnya adalah menentukan tujuan atau sudut pandang pengarang. Nama-nama lain untuk mengorganisasi adalah
36
menstrukturkan, memadukan, menemukan, menemukan koherensi, membuat garis besar dan mendeskripsikan peran.
Contoh tujuan pendidikan dan asesmennya, dalam mata pelajaran ilmu sosial, tujuannya siswa belajar menstrukturkan suatu deskripsi
sejarah untuk mendukung atau menentang penjelasan tertentu. Tugas asesmennya adalah meminta siswa menulis garis besar yang menunjukkan
fakta-fakta dalam sebuah tulisan tentang sejarah Indonesia yang mendukung dan fakta-fakta yang tidak mendukung kesimpulan bahwa
kemerdekaan Indonesia merupakan hadiah dari Jepang.
3 Mengatribusikan
Mengatribusikan terjadi saat siswa dapat menentukan sudut pandang, pendapat, nilai atau tujuan di balik komunikasi. Dalam
mengatribusikan, ketika siswa diberi informasi, mereka dapat menentukan sudut pandang atau tujuan pengarang. Mengatribusikan melibatkan proses
dekonstruksi yang di dalamnya siswa menentukan tujuan pengarang suatu tulisan yang diberikan oleh guru. Berkebalikan dengan menafsirkan yang
di dalamnya siswa berusaha memahami makna tulisan tersebut, mengatribusikan melampaui pemahaman dasar untuk menarik kesimpulan
tentang tujuan atau sudut pandang di balik tulisan itu. Nama lain untuk mengatribusikan adalah mendekonstruksi.
Contoh tujuan pendidikan dan asesmennya, dalam pelajaran sains, tujuannya adalah siswa belajar menentukan sudut pandang pengarang
suatu esai mengenai topik yang kontroversial. Tugas asesmennya meminta
37
siswa menentukan apakah sebuah laporan hutan di Kalimantan membela pelestarian lingkungan atau kepentingan bisnis.