Kelebihan Metode Kelebihan dan Kekurangan Metode

56 beberapa kekurangan dalam menggunakan metode role playing sebagai metode pembelajaran diantaranya sebagai berikut. 1 Pengalaman yang diperoleh melalui bermain peran tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan. 2 Pengelolaan yang kurang baik, sering menjadikan bermain peran sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan. 3 Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam melalukan bermain peran. Selain itu, Syaiful Bahri Djamarah 2013: 90 menyatakan bahwa penggunaan metode bermain peran juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya sebagai berikut. 1 Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain peran menjadi kurang kreatif. 2 Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan. 3 Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain peran sempit menjadi kurang bebas. 4 Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan dan sebagainya. Berdasarkan beberapa pendapat yang disajikan di atas, kekurangan metode role playing yang dimaksud dalam penelitian ini diantaranya, 1 57 pengalaman yang diperoleh melalui bermain peran tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan, 2 pengelolaan yang kurang baik, sering menjadikan bermain peran sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan, 3 faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa dalam melalukan bermain peran, 4 banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan, 5 memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain peran sempit menjadi kurang bebas, 6 sering kelas lain terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan dan sebagainya.

4. Prosedur Pelaksanaan Metode

Role Playing Hamzah B. Uno 2011: 26 mengemukakan bahwa keberhasilan model pembelajaran melalui bermain peran tergantung pada kualitas permainan peran enactmen yang diikuti dengan analisis terhadapnya. Disamping itu, tergantung pula pada persepsi siswa tentang peran yang dimainkan terhadap situasi yang nyata real life situation . Prosedur bermain peran terdiri atas sembilan langkah, yaitu 1 pemanasan warming up , 2 memilih partisipan, 3 menyiapkan pengamat observer, 4 menata panggung, 5 memainkan peran manggung, 6 diskusi dan evaluasi, 7 memainkan peran ulang manggung ulang, 8 diskusi dan evaluasi kedua dan 9 berbagi pengalaman dan kesimpulan Hamzah B. Uno, 2011: 26. Berikut dijelaskan masing-masing langkah prosedur metode role playing . 58 Langkah pertama , pemanasan. Guru berupaya memperkenalkan siswa pada permasalahan yang mereka sadari sebagai suatu hal yang bagi semua orang perlu mempelajari dan menguasainya. Bagian berikutnya dari proses pemanasan adalah menggambarkan permasalahan dengan jelas disertai contoh. Hal ini bisa muncul dari imajinasi siswa atau sengaja disiapkan oleh guru. Langkah kedua , memilih pemain partisipan. Siswa dan guru membahas karakter dari setiap pemain dan menentukan siapa yang akan memainkannya. Dalam pemilihan pemain ini, guru dapat memilih siswa yang sesuai untuk memainkannya atau siswa sendiri yang mengusulkan akan memainkan siapa dan mendeskripsikan peran-perannya. Misalnya, seorang guru memilihkan anak peran sebagai ayah yang galak dan berkumis tebal. Langkah ketiga , guru menunjuk berapa siswa sebagai pengamat. Pengamat disini harus terlibat aktif dalam permainan peran. Walaupun mereka ditugaskan sebagai pengamat, guru sebaiknya memberikan tugas peran terhadap mereka agar dapat terlibat aktif dalam permainan peran tersebut. Langkah keempat , menata panggung. Dalam hal ini guru mendiskusikan dengan siswa di mana dan bagaimana peran itu akan dimainkan dan apa saja kebutuhan yang diperlukan. Penataan panggung ini dapat sederhana atau kompleks. Penataan panggung yang paling sederhana adalah hanya membahas skenario tanpa dialog lengkap yang menggambarkan urutan permainan peran. Misalnya, siapa dulu yang muncul, kemudian diikuti oleh siapa dan seterusnya. Penataan panggung yang lebih kompleks meliputi aksesoris lain seperti kostum 59 dan lain-lain. Konsep sederhana memungkinkan untuk dilakukan karena intinya bukan kemewahan panggung tetapi proses bermain peran itu sendiri. Langkah kelima , permainan dimulai. Permainan peran dilaksanakan secara spontan. Pada awalnya akan banyak siswa yang masih bingung memainkan perannya atau bahkan tidak sesuai dengan peran yang seharusnya ia lakukan. Ada kemungkinan juga, ada siswa yang memainkan peran yang bukan perannya. Jika permainan sudah terlalu jauh keluar jalur, guru dapat menghentikannya untuk segera masuk ke langkah berikutnya. Langkah keenam , guru bersama siswa mendiskusikan permainan tadi dan melakukan evaluasi terhadap peran-peran yang dilakukan. Usulan perbaikan akan muncul. Mungkin ada siswa yang meminta untuk berganti peran atau bahkan alur cerita yang akan sedikit berubah. Apa pun hasil diskusi dan evaluasi tidak jadi masalah. Setelah diskusi dan evaluasi selesai, dilanjutkan ke langkah ketujuh , yaitu permainan peran ulang. Pada permainan peran kedua ini seharusnya akan berjalan lebih baik. Siswa dapat memainkan perannya lebih sesuai dengan skenario. Dalam diskusi dan evaluasi pada langkah kedelapan , pembahasan diskusi dan evaluasi lebih diarahkan pada realitas. Hal ini dikarenakan saat permainan peran dilakukan, banyak peran yang melampaui batas kenyataan. Misalnya, seorang siswa memainkan peran sebagai pembeli. Ia membeli barang dengan harga yang tidak realistis. Hal ini dapat menjadi bahan diskusi.