50
Metode ini dibuat dengan berbagai asumsi. Hamzah B. Uno 2011: 25 menyatakan bahwa asumsi pertama metode
role playing
dibuat berdasarkan asumsi sangatlah mungkin menciptakan analogi otentik ke dalam suatu situasi
permasalahan kehidupan nyata. Kedua, bahwa bermain peran dapat mendorong siswa mengekspresikan perasaannya dan bahkan melepaskannya. Ketiga,
bahwa proses psikologis melibatkan sikap, nilai dan keyakinan kita serta mengarahkan pada kesadaran melalui keterlibatan spontan yang disertai
analisis. Metode ini dipelopori oleh George Shaftel.
Role Playing
bermain peran merupakan sebuah model pengajaran yang berasal dari dimensi pendidikan individu maupun sosial Miftakhul Huda,
2013: 115. Model ini membantu masing-masing siswa untuk menemukan makna pribadi dalam dunia sosial mereka dan membantu memecahkan dilema
pribadi dengan bantuan kelompok. Dalam dimensi sosial, model ini memudahkan individu untuk bekerja sama dalam menganalisis kondisi sosial,
khususnya masalah kemanusiaan. Model ini juga menyokong beberapa cara dalam proses pengembangan sikap sopan dan demokratis dalam menghadapi
masalah. Esensi
role playing
adalah keterlibatan partisipan dan peneliti dalam situasi permasalahan dan adanya keinginan untuk memunculkan resolusi damai
serta memahami apa yang dihasilkan dari keterlibatan langsung ini. Unsur yang menonjol dalam metode
role playing
adalah unsur hubungan sosial Conny Semiawan, 1992: 82. Melalui metode bermain peran, siswa
dapat mencoba menempatkan diri sebagai tokoh atau pribadi tertentu, misalnya sebagai pahlawan, petani, dokter, polisi, guru dan lain-lain. Siswa dilatih
51
menghargai jasa dan peranan orang lain dan dibina meresapi nilai-nilai kebersamaan dan tenggang rasa. Siswa dapat berlaku sebagai benda-benda,
baik benda hidup maupun benda mati, misalnya berperan sebagai gunung, pohon, awan dan lain-lain. Melalui aktivitas ini siswa dilatih mengembangkan
daya imajinasi mereka. Berdasarkan beberapa pendapat yang disajikan di atas, pengertian
metode
role playing
atau bermain peran dalam penelitian ini adalah metode yang termasuk kedalam kategori pendekatan pembelajaran sosial dan siswa
mencoba memerankanmenempatkan diri sebagai tokoh dapat berupa benda hidup atau benda mati guna memahami kondisi sebenarnya yang dialami oleh
peran tersebut.
2. Tujuan Penerapan Metode
Role Playing
Metode pembelajaran yang diterapkan di kelas oleh guru tentunya memiliki tujuan tertentu. Guru kelas berusaha menyesuaikan metode
pembelajaran dengan kebutuhan siswanya. Guru juga dapat menerapkan metode
role playing
di kelasnya. Penerapan metode
role playing
juga bukan berarti tanpa tujuan. Berikut dijelaskan tujuan penerapan metode
role playing
. Conny Semiawan 1992: 82 menjelaskan bahwa tujuan penerapan
metode
role playing
diantaranya siswa dapat mencoba menempatkan diri sebagai tokoh atau pribadi tertentu, misalnya sebagai pahlawan, petani, dokter,
polisi, guru dan lain-lain. Siswa dilatih menghargai jasa dan peranan orang lain dan dibina meresapi nilai-nilai kebersamaan dan tenggang rasa. Siswa dapat
berlaku sebagai benda-benda, baik benda hidup maupun benda mati, misalnya
52
berperan sebagai gunung, pohon, awan dan lain-lain. Melalui aktivitas ini siswa dilatih mengembangkan daya imajinasi mereka.
Miftakhul Huda 2013: 155 menjelaskan bahwa tujuan penerapan metode
role playing
diantaranya membantu masing-masing siswa untuk menemukan makna pribadi dalam dunia sosial mereka dan membantu
memecahkan dilema pribadi dengan bantuan kelompok. Metode ini memudahkan individu untuk bekerja sama dalam menganalisis kondisi sosial,
khususnya masalah kemanusiaan. Metode ini juga menyokong beberapa cara dalam proses pengembangan sikap sopan dan demokratis dalam menghadapi
masalah. Selain itu, metode ini juga dapat meningkatkan rasa empati siswa terhadap orang lain.
Berdasarkan beberapa pendapat yang disajikan di atas, tujuan penerapan metode
role playing
di kelas yang dimaksud dalam penelitian ini diantaranya siswa dapat mencoba menempatkan diri sebagai tokoh atau pribadi tertentu,
siswa dilatih menghargai jasa dan peranan orang lain dan dibina meresapi nilai- nilai kebersamaan dan tenggang rasa, siswa dapat berlaku sebagai benda-
benda, baik benda hidup maupun benda mati. Melalui metode
role playing
ini siswa dilatih mengembangkan daya imajinasi mereka.
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode
Role Playing
a. Kelebihan Metode
Role Playing
Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dengan menggunakan metode
role playing
sebagai metode mengajar. Abdul Majid 2013: 207-
53
208 menyatakan bahwa ada beberapa kelebihan dalam menggunakan metode
role playing
, diantaranya adalah sebagai berikut.
1 Bermain peran dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam
menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
2 Bermain peran dapat mengembangkan kreativitas siswa karena
melalui bermain peran siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan.
3 Bermain peran dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4 Dengan bermain peran dapat memperkaya pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
5 Bermain peran dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses
pembelajaran. Selain itu, Syaiful Bahri Djamarah 2013: 89 menyatakan bahwa
penggunaan metode bermain peran memiliki beberapa kelebihan, diantaranya sebagai berikut.
1 Siswa melatih dirinya untuk melatih, memahami dan mengingat isi
bahan yang didramakan. Siswa sebagai pemain harus memahami dan menghayati isi cerita secara keseluruhan terutama untuk materi yang
harus diperankannya. Dengan demikian, daya ingatan siswa akan tajam dan tahan lama.