Eritrosin Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Eritrosin dan Rhodamin B Pada Pangan Jajanan Anak Sekolah Yang Dijual Oleh Pedagang Di SDN Sekelurahan Pondok Benda Tahun 2015

C. I. Pigment Red 53:1, DC Red No. 9, Merah K10 DC Red No. 9, C.I. Food Red 15 dan Merah K11.

2.2 Eritrosin

Eritrosin pada dasarnya terdiri dari garam disodium dari 9-o- carboxyphenyl-6-hidroksi-2,4,5,7-tetraiodo-3-isoxanthone monohydrate dan digabung bersama dengan air, natrium klorida danatau natrium sulfat sebagai pokok komponen tidak berwarna. Nama lain Eritrosin adalah CI Food Red 14, FDC Red No. 3, CI 1975 No. 45430 INS No. 127 FAO, 1993. Sebagai tambahan pangan, Eritrosin memiliki nomor E E127 Praja, 2015. Eritrosin merupakan pewarna sintetik yang termasuk dalam golongan xanten Sutomo, 2008. Serapan maksimum Eritrosin adalah pada 530nm dalam larutan air dan tunduk pada fotodegredasi Praja, 2015. Menurut Pasal 3 ayat 3 Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2013 tentang batas maksimum penggunaan bahan tambahan pangan pewarna, Eritrosin memiliki Acceptable Daily Intake ADI sebesar 0-0,1mgkg berat badan sedangkan batas penggunaan pada pangan adalah 20-300mgkg namun Arisman 2008 berpendapat bahwa Eritrosin sebaiknya tidak digunakan untuk pangan. Berikut adalah batas maksimum penggunaan Eritrosin berdasarkan kategori pangan tertetntu: Tabel 2.3 Batas Maksimum Penggunaan Eritrosin Kategori Pangan Batas Maksimum mgkg Buah bergula 100 Produk buah untuk isi pastri 100 Kembang gula keras permen keras 25 Kembang gula permen lunak 25 Kembang gula karet permen karet 25 Dekorasi bakery, topping non-buah dan saus manis 100 Premiks untuk roti tawar dan produk bakeri tawar 20 Keik, kukis dan pai isi buah atau custard,vla 300 Premiks untuk produk bakeri istimewa keik, panekuk 20 Produk olahan daging ungags dan hewan buruan yang utuh potongan 30 Produk olahan daging unggas dan hewan buruan yang dihaluskan 30 Sumber: Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2013 Eritrosin merupakan pewarna sintetik berupa tepung coklat, larutannya dalam alkohol 95 menghasilkan warna merah sedangkan larutannya dalam air berwarna cherry-pink jika ditambahkan pada pangan namun Eritrosin tidak dapat dipakai dalam produk minuman karena Eritrosin mudah diendapkan oleh asam Karunia, 2013. Eritrosin umumnya digunakan dalam pengolahan beberapa permen, es loli dan bahkan lebih banyak digunakan dalam menghias kue gel. Pewarna ini juga digunakan untuk mewarnai kacang pistachio Praja, 2015. Eritrosin yang digunakan sebagai pewarna permen anak-anak berpengaruh kuat sebagai neurocompetitive dopamine inhibitor ketika dipajakan pada otak tikus percobaan, pengurangan laju dopamine turnover inilah yang menyebabkan utama hipersensitivitas anak. Peneliti lain menemukan keterkaitan Eritrosin dengan reduksi noradrenalin, selain berkemungkinan bersifat karsinogenik Arisman, 2008. Begitu pula menurut Karunia 2013 jika mengonsumsi Eritrosin dalam dosis tinggi dapat bersifat kasinogen. Selain itu juga dapat mengakibatkan reaksi alergi seperti nafas pendek, dada sesak, sakit kepala, dan iritasi kulit. Kemudian studi lebih lanjut melaporkan penurunan aktivitas motorik dan serotonergik akibat Eritrosin dimulai dari tingkat dosis oral tunggal 10 mgkg. Selain itu, Eritrosin juga dapat membuat anak menjadi hiperaktif dan menimbulkan efek kurang baik pada otak dan perilaku Nasir, 2010. Karunia 2013 juga mengatakan efek samping lain Eritrosin yaitu meningkatnya hiperaktivitas. Hal tersebut diperkuat dengan pendapat The Hyperactive Childrens Support Group yang menyatakan bahwa ada hubungan antara Eritrosin dan gangguan perilaku hiperaktif pada anak-anak United Kingdom Food Guide, 2013. Pendapat-pendapat tersebut mungkin didasarkan pada penelitian yang baru-baru ini dilakukan pada Eritrosin bersama dengan beberapa pewarna lainnya telah dibahas karena keterkaitannya dengan hiperaktivitas pada anak- anak misalnya oleh McCann pada tahun 2007. Tanpa memberikan rincian atau referensi untuk penyelidikan tertentu, Tema Nord pada tahun 2002 menyatakan bahwa “Eritrosin telah dilaporkan dalam menginduksi hiperaktif pada anak-anak, tetapi hal ini belum sepenuhnya didem onstrasikan” European Commission, 2010. Sebagaimana adanya efek hiperaktif, Tanaka pada tahun 2001 melaporkan efek samping pada parameter neurobehavioural dengan NOAEL 0,0015 dalam pangan 22,35 mgkg bbhari untuk laki-laki dan 27,86 mgkg bbhari untuk wanita European Commission, 2010. Eritrosin selain sebagai pewarna pangan juga dapat digunakan dalam pencetakan tinta atau sebagai noda biologis, agen pengungkap plak gigi serta sebagai sensitizer untuk film orthochromatic dalam dunia fotografi Praja, 2015.

2.3 Rhodamin B