Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Januari tahun 2015 di delapan SDN di Kelurahan Pondok Benda Kecamatan
Pamulang Kota Tangerang Selatan, pangan jajanan yang dijajakan di sekitar sekolah antara lain sosis, saos, kue, jelly serta minuman berwarna maunpun
es dimana beberapa pangan jajanan tersebut mungkin menggunakan pewarna sintetik berbahaya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil uji pendahuluan yang dilakukan di 3 sekolah yaitu SDN Pondok Benda II, SDN Pondok Benda III dan SDN Pondok Benda VI
pada 3 pedagang pangan jajanan anak sekolah ditemukan pedagang dengan sampel pangan jajanan es merah yang positif mengandung Rhodamin B
kemudian pada pedagang lainnya ditemukan sampel minuman merah yang positif mengandung Eritrosin namun Eritrosin tidak dapat digunakan pada
minuman, selain itu masih pada pedagang yang sama ditemukan sampel minuman yang mengandung Orange SS oleh karena itu peneliti tertarik untuk
meneliti faktor-faktor perilaku yang mempengaruhi pedagang menggunakan pewarna sintetik seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, aksesibilitas,
peraturan, pengaruh sesama pedagang, pembinaan dan pengawasan serta hubungannya dengan penggunaan Eritrosin dan Rhodamin B pada pangan
jajanan anak sekolah yang dijual oleh pedagang di SDN Sekelurahan Pondok Benda Tahun 2015.
1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana praktek pedagang pangan jajanan anak sekolah dalam penggunaan Eritrosin dan Rhodamin B pada pangan jajanan yang
dijajakan di SDN Sekelurahan Pondok Benda? 2. Bagaimana pengetahuan pedagang pangan jajanan anak sekolah di SDN
Sekelurahan Pondok Benda mengenai pewarna? 3. Bagaimana sikap pedagang pangan jajanan anak sekolah di SDN
Sekelurahan Pondok Benda terhadap penggunaan pewarna? 4. Bagaimana keterampilan pedagang pangan jajanan anak sekolah di SDN
Sekelurahan Pondok Benda dalam mengolah pangan jajanan yang dijajakan?
5. Bagaimana aksesibilitas pedagang pangan jajanan anak sekolah di SDN Sekelurahan Pondok Benda dalam memperoleh pewarna?
6. Bagaimana peraturan yang diterapkan oleh sekolah terkait kebijakan berjualan pangan jajanan anak sekolah di SDN Sekelurahan Pondok
Benda? 7. Bagaimana pengaruh sesama pedagang pangan jajanan anak sekolah di
SDN Sekelurahan Pondok Benda terkait penggunaan bahan pangan jajanan anak sekolah?
8. Bagaimana pembinaan dan pengawasan oleh petugas kesehatan mengenai pangan jajanan anak sekolah di SDN Sekelurahan Pondok Benda?
9. Bagaimana pembinaan dan pengawasan oleh sekolah mengenai pangan jajanan anak sekolah di SDN Sekelurahan Pondok Benda?
10. Bagaimana hubungan antara pengetahuan pedagang pangan jajanan anak sekolah di SDN Sekelurahan Pondok Benda mengenai pewarna dengan
penggunaan Eritrosin dan Rhodamin B? 11. Bagaimana hubungan antara sikap pedagang pangan jajanan anak sekolah
di SDN Sekelurahan Pondok Benda mengenai pewarna dengan penggunaan Eritrosin dan Rhodamin B?
12. Bagaimana hubungan antara keterampilan pedagang pangan jajanan anak sekolah di SDN Sekelurahan Pondok Benda dengan penggunaan Eritrosin
dan Rhodamin B? 13. Bagaimana hubungan antara aksesibilitas pedagang pangan jajanan anak
sekolah di SDN Sekelurahan Pondok Benda dengan penggunaan Eritrosin dan Rhodamin B?
14. Bagaimana hubungan antara peraturan sekolah di SDN Sekelurahan Pondok Benda dengan penggunaan Eritrosin dan Rhodamin B?
15. Bagaimana hubungan antara pengaruh sesama pedagang pangan jajanan anak sekolah di SDN Sekelurahan Pondok Benda dengan penggunaan
Eritrosin dan Rhodamin B? 16. Bagaimana hubungan antara pembinaan dan pengawasan oleh petugas
kesehatan dengan penggunaan Eritrosin dan Rhodamin B oleh pedagang pangan jajanan anak sekolah?
17. Bagaimana hubungan antara pembinaan dan pengawasan oleh sekolah dengan penggunaan Eritrosin dan Rhodamin B oleh pedagang pangan
jajanan anak sekolah?
1.4 Tujuan Penelitian