Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif

10

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Kooperatif adalah sebuah kata yang memiliki arti bersifat kerja sama, bersedia membantu. Menurut Slavin, pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. 1 Anita Lie menyebutkan pembelajaran kooperatif dengan istilah pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam tugas-tugas yang terstruktur. Lebih jauh dikatakan, pembelajaran kooperatif hanya berjalan jika sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang didalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada yang umumnya terdiri dari 4-6 orang saja. 2 Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pengajaran yang baik di dalam kelompok kecil dengan siswa yang memiliki tingkat keahlian berbeda, menggunakan ragam aktivitas untuk meningkatkan pemahaman mereka pada sebuah subyek mata pelajaran. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dimana siswa 1 Isjoni, Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok, Bandung: Alfabeta, 2007, h. 15. 2 Isjoni, Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok, Bandung: Alfabeta, 2007, h. 16. . belajar dalam kelompok kecil dengan kemampuan yang berbeda dan berasal dari ras, suku, serta jenis kelamin yang berbeda pula. Di dalam kelompok kecil tersebut siswa saling belajar dan bekerjasama untuk sampai pada pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Di dalam kelompok tersebut siswa dapat berdiskusi dan saling membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan mencapai prestasi belajar tinggi. Aktivitas kerja dan belajar dalam kelompok kooperatif berbeda dengan kelompok belajar konvensional. Kelompok belajar konvensional adalah kelompok belajar yang sering diterapkan disekolah, seperti kelompok diskusi. Perbedaan tersebut dapat di lihat pada table 2.1. berikut: 3 Tabel 2.1. Perbedaan kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar Konvensional Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu, dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi promotif. Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok. Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok, dan kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar para anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan. Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok, lainnya hanya “mendompleng” keberhasilan “pemborong”. Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik, dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang memberikan bantuan. Kelompok belajar biasanya homogen. Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para anggota kelompok. Pemimpin kelompok ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing. 3 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana, 2010, h. 58. Keterampilan sosial yang diperlukan dalam kerja gotong royong seperti kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan. Keterampilan sosial sering tidak secara langsung diajarkan. Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung guru terus melakukan pemantauan melalui observasi dan melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerja sama antar-anggota kelompok. Pemantauan melalaui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang berlangsung. Guru memerhatikan secara proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar. Guru sering tidak memerhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar. Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas terapi juga hubungan interpersonal hubungan antar pribadi yang saling menghargai Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas. Belajar secara kooperatif dalam kelompok kecil membantu siswa dan anggota dalam tim untuk menyelesaikan tugas secara bersama-sama. Secara umum pembelajaran kooperatif terdiri dari lima karakteristik, yaitu: 4 1 Siswa belajar bersama pada tugas-tugas umum atau aktivitas untuk menyelesaikan tugas atau aktivitas pembelajaran. 2 Siswa saling bergantung secara positif. Aktivitas diatur sehingga siswa membutuhkan siswa lain untuk mencapai hasil bersama. 3 Siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang terdiri dari 2 sampai 5 siswa. 4 Siswa menggunakan perilaku kooperatif, pro-sosial. 5 Setiap siswa secara mandiri bertanggungjawab untuk pekerjaan pembelajaran mereka. Pembelajaran kooperatif menekankan pada struktur-struktur yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan materi. 4 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h. 131. Ada unsur yang perlu dipenuhi dalam pembelajaran kooperatif agar lebih menjamin siswa bekerja secara kooperatif. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut: 5 1 Siswa dalam kelompok harus beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”. 2 Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri. 3 Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama. 4 Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya. 5 Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiahpenghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok. 6 Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajar. 7 Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa ciri, sebagai berikut: 6 1 Setiap anggota memiliki peran, 2 Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, 3 Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya, 4 Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok, 5 Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Pembelajaran kooperatif sebagai pembelajaran kelompok akan membantu meningkatkan sikap positif terhadap materi laju reaksi. Esensi pembelajaran kooperatif adalah tanggung jawab individu 5 Muslimin Ibrahim, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: University Press, 2000, h.6. 6 Isjoni, Cooperative Learning Mengembangkan Kemampuan Belajar Kelompok, Bandung: Alfabeta, 2007, h. 20. sekaligus tanggung jawab kelompok, sehingga dalam diri siswa terbentuk sikap ketergantungan positif yang menjadikan kerja kelompok berjalan optimal. Keadaan ini mendorong siswa dalam kelompok belajar, bekerja dan bertanggung jawab dengan sungguh- sungguh sampai selesainya tugas-tugas individu dan kelompok. 7 Setiap model pembelajaran yang dikembangkan memiliki tujuan pembelajaran untuk dicapai. Johnson Johnson 1994 menyatakan bahwa tujuan pokok belajar kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara berkelompok. 8 Kemudian, model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran yang penting, yaitu: 9 1 Hasil belajar akademik Dalam pembelajaran kooperatif selain banyak mencakup beragam tujuan sosial, juga mampu memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademik lainnya. 2 Penerimaan terhadap perbedaan individu Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. 3 Pengembangan keterampilan sosial Tujuan penting pembelajaran kooperatif lainnya adalah mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan berkolaborasi. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa student ariented, terutama untuk 7 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h. 132. 8 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana, 2010 h. 67. 9 Muslimin Ibrahim, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: University Press, 2000, h. 7. mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak dapat bekerjasama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Model pembelajaran ini telah terbukti dipergunakan dalam berbagai mata pelajaran dan usia. Peningkatan belajar terjadi tidak bergantung pada usia siswa, mata pelajaran atau aktivitas belajar. Tugas-tugas belajar yang kompleks seperti pemecahan masalah, berpikir kritis, dan pembelajaran konseptual meningkat secara nyata pada saat digunakan strategi-strategi kooperatif. Siswa lebih memiliki kemungkinan menggunakan tingkat berpikir yang lebih tinggi selama dan setelah diskusi dalam kelompok kooperatif. Beberapa ahli berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Di samping itu pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan, baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan Student Teams Learning STL yang menekankan pada pencapaian ujian dan kesuksesan kelompok dalam menyelesaikan tugas kelompok dan dalam hal memahami suatu pelajaran. Dalam STL siswa tidak hanya bekerja menyelesaikan sesuatu tetapi juga mempelajari sesuatu secara kelompok. Pembelajaran kooperatif yang dikembangkan dari STL memiliki banyak bentuk, diantaranya: STAD Student Teams Achievement Division, TGT Team Games Tournament, TAI Team Accelerated Instruction, CIRC Cooperative Integrated Reading Composition, Jigsaw, TPS Think-Pair-Share, NHT Numbered Head Together. 10 10 Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h. 134. STAD Student Teams Achievement Division merupakan metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Dalam metode ini, siswa di bagi dalam bentuk kelompok beranggotakan 4-5 orang yang berbeda jenis kelamin, etnis dan kemampuan. Di dalam kelompok siswa di beri kesempatan untuk melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi. TGT Team Games Tournament merupakan metode pembelajaran dimana siswa dibagi ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-6 orang yang heterogen berdasarkan jenis kelamin, agama, dan etnis, sehingga masing-masing anggota dapat di latih kecakapan sosialnya. Kelompok tersebut kemudian melakukan suatu turnamen yang dilaksanakan tiap pekan. Dalam turnamen tersebut siswa berkompetisi dengan anggota kelompok lain agar dapat menyumbangkan poin pada kelompok masing-masing. TAI Team Accelerated Instruction merupakan metode pembelajaran yang mengkombinasikan belajar kooperatif dengan belajar individu. Tiap anggota kelompok akan di beri soal-soal bertahap yang harus mereka kerjakan sendiri-sendiri dalam kelompoknya. Setelah itu, hasil kerja mereka diperiksa oleh anggota tim lain. Jika seorang siswa telah mampu mengerjakan soal dalam satu tahap, maka ia diperbolehkan untuk mengerjakan soal selanjutnya dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Namun jika ia belum mampu menjawab suatu soal, maka ia harus mengerjakan kembali soal yang tingkat kesulitannya sama sebelum ia melanjutkan ke soal yang lebih sulit. CIRC Cooperative Integrated Reading and Composition merupakan metode pembelajaran yang sejenis dengan TAI, namun hanya ditekankan pada pengajaran membaca, menulis dan tata bahasa. Aktivitas CIRC terdiri dari siswa mengikuti urutan instruksi guru, latihan tim, asesmen awal dan kuis. Jigsaw adalah metode pembelajaran dimana siswa di bagi ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-6 orang dengan kondisi siswa yang heterogen baik dari segi kemampuan maupun karakteristik lainnya. Materi pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu dari materi yang diberikan. Selanjutnya tiap anggota bergabung dengan anggota masing-masing untuk mendiskusikan dan saling mengajarkan satu sama lain. TPS Think-Pair-Share atau berpikir berpasangan berbagi telah dikembangkan oleh Frank Lyman di Universitas Maryland. TPS merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dalam TPS guru mengajukan suatu pertanyaan dan meminta siswa untuk berpikir sendiri mencari jawaban. Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan jawaban. Kemudian pasangan-pasangan tersebut saling berbagi keseluruh kelas. NHT Numbered Head Together atau penomoran berpikir bersama atau lebih dikenal dengan kepala bernomor yang telah dikembangkan oleh Spencer Kagan 1993. Dalam NHT siswa di bagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan tiap anggota kelompok di beri nomor. Siswa berdiskusi memecahkan sebuah masalah, kemudian guru memanggil salah satu nomor dari tiap kelompok dan masing-masing siswa dengan nomor tersebut menjawab tanpa bantuan dari anggota kelompok lainnya. Penghargaan kelompok teams reward diberikan kepada kelompok yang telah mencapai kriteria yang telah ditentukan. Penghargaan kelompok diharapkan sebagai penguatan yang dapat memotivasi anggota kelompok untuk belajar dan bekerja sebaik mungkin dalam memberikan konstribusi untuk kelompoknya agar menjadi kelompok yang tebaik. Dengan demikian tiap kelompok memiliki tujuan kelompok group goal yang merupakan sasaran yang harus dicapai semua anggota. Sebagai individu setiap siswa harus bertanggung jawab untuk belajar, mengerjakan tugas dan memahami materi yang diberikan. Tujuan dan kesuksesan kelompok ditentukan oleh kesungguhan semua anggota kelompok dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai individu dan saling meyakinkan bahwa setiap individu dalam kelompok tersebut siap menghadapi tes perorangan. Kesempatan yang sama meraih keberhasilan equal opportunities for success. Dalam suatu kelompok belajar kooperatif semua anggota mempunyai kesempatan yang sama untuk meraih keberhasilan dan mengkontribusikan nilai untuk pencapaian skor kelompok.

b. Prinsip-prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI ANTARA SISWA YANG BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN TIPE TPS

0 3 79

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA PADA KONSEP IKATAN KIMIA (Kuasi Eksperimen di SMA Dharma Karya UT Tangerang Selatan)

0 13 259

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS DAN TIPE NHT ( Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Natar Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011)

0 7 36

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

11 75 34

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN TIPE TPS

0 6 11

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP

0 5 93

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENTS TEAM ACHIEVEMENTS DIVISION) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.

0 2 22

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI DAN CRH MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA.

1 4 22

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KERJA TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI HIDROKARBON.

0 9 12