40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Kota Tangerang Selatan yang berlokasi di Jl. Benda Timur XI Komp. Pamulang Permai 2. Adapun waktu
yang digunakan untuk pelaksanaan penenitian ini adalah pada tanggal 1 – 20
November 2010.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen eksperimen semu. Dalam penelitian kuasi eksperimen, tidak
dilakukan randomisasi untuk memasukan subjek ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, melainkan menggunakan kelompok subjek
yang sudah ada sebelumnya. Penelitian ini di bagi dalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang
diberikan perlakuan pembelajaran kooperatif tipe NHT, dan kelas kontrol yaitu kelas yang diberikan perlakuan pembelajaran kooperatif tipe TPS.
Adapun rancangan penelitian yang penulis gunakan adalah only posttest control group design
1
yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian Kelas
Perlakuan treatment
Tes akhir
P E
1
X
1
O
1
P E
2
X
2
O
2
Keterangan: E
1
= Kelas eksperimen pertama
1
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2007, h. 66.
E
2
= Kelas eksperimen kedua Y
1
= Perlakuan pada kelas eksperimen NHT Y
2
= Perlakuan pada kelas kontrol TPS O
1
= Tes akhir pada kelas eksperimben O
2
= Tes akhir pada kelas kontrol P
= Pemilihan kelas secara purposive
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi diartikan jumlah dari keseluruhan objek yang karakteristiknya hendak di duga. Populasi ini dibedakan antara populasi
secara umum dengan populasi target. Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran keberlakuan kesimpulan penelitian kita.
2
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 3 Kota Tangerang Selatan. Sedangkan populasi umum pada penelitian ini
adalah siswa kelas XI SMAN 3 Kota Tangerang Selatan yang terdaftar pada SMA tersebut pada semester ganjil I tahun ajaran 20102011.
2. Sampel
Sampel adalah kelompok kecil yang kita amati. Menurut Sugiyono, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tertentu.
3
Teknik pengambilan sampel yang dipakai yaitu purposive sampling atau sampel bertujuan. Sampel bertujuan dilakukan
dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
4
Dalam penelitian ini, sampel berasal dari kelas XI dan akan di pilih sebanyak dua kelas yang akan menjadi kelas kontrol dan kelas
2
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Rasdakarya, 2008, h. 250.
3
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R D, Bandung: Alfabeta, 2008, h. 85.
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka, 1993, h. 183.
eksperimen. Kelas XI-IPA 6 di pilih sebagai kelas eksperimen dan kelas XI-IPA 7 sebagai kelas kontrol. Pemilihan kelas dilakukan berdasarkan
pengamatan terhadap kesetaraan kemampuan rata-rata nilai kimia dari kedua kelas tersebut.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel independen bebas : Perbandingan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT dan TPS 2.
Variabel dependen terikat : Hasil belajar kimia siswa
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes untuk mengukur hasil belajar kimia khususnya materilaju reaksi. Tes hasil belajar
yaitu tes yang yang digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang telah diberikan antara kelas eksperimen dan kontrol. Tes yang
digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda yang terdiri dari 28 soal untuk tes pokok bahasan laju reaksi.
Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen
Sebelum tes dilakukan, tes tersebut harus terlebih dahulu memenuhi persyaratan seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono bahwa “instrumen yang
Indikator Jenjang Kognitif
Jumlah C1
C2 C3
C4
Menjelaskan kemolaran larutan
1 2, 3, 4
4 Menjelaskan pengertian
laju reaksi 6
5, 7, 8 4
Menentukan nilai laju reaksi
12 9, 11, 27
4 Menjelaskan faktor-
faktor yang mempengaruhi laju
reaksi 21, 22, 26,
28 14, 15, 16,
17, 18, 25 13
10, 19, 20, 23, 24,
16 Jumlah
28
valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel”.
5
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Dalam penelitian ini, validitas tes dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
6
Keterangan: γ
pbi
= koefisien korelasi point biserial M
p
= skor rata-rata hitung yang dijawab benar oleh peserta tes M
t
= skor rata-rata total yang dicapai oleh seluruh peserta tes SD
t
= standar deviasi p
= proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir soal
q = proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir soal
q = 1- p
2. Uji Reliabilitas
Realiabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut
5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R D, Bandung: Alfabeta, 2008, h. 122.
6
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,2009, h. 79.
dapat memberikan hasil yang tetap, karena reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat untuk mengukur sejauh mana suatu alat dapat
memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya untuk mengetahui kemampuan seseorang.
Untuk mengetahui besarnya koefisien reliabilitas tes bentuk pilihan ganda maka digunakan rumus K-R 20 sebagai berikut:
7
dengan
Keterangan: r
ii
= reliabilitas tes secara keseluruhan n
= banyaknya item S
= standar deviasi p
= proporsi subyek yang menjawab benar q
= proporsi subyek yang menjawab salah ∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
Adapun kriteria pengujiannya: r
ii
= 0,91 – 1,00 : Sangat tinggi
r
ii
= 0,71 – 0,90 : Tinggi
r
ii
= 0,41 – 0,70 : Cukup
r
ii
= 0,21 – 0,40 : Rendah
r
ii
= 0,20 : Sangat rendah
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka, 1993,h. 100.
3. Taraf Kesukaran
Bilangan yang menunjukan sukar atau tidaknya suatu soal disebut indeks kesukaran. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah
atau tidak terlalu sukar. Rumus yang digunakan untuk menentukan kesukaran adalah sebagai berikut:
8
Keterangan: P = Indeks Kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi tingkat kesukaran: 0,00
– 0,30 = Sukar 0,30
– 0,70 = Sedang 0,70
– 1,00 = Mudah
4. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda digunakan untuk mengetahui kemampuan butir soal dalam membedakan kelompok siswa antara kelompok siswa
yang pandai dengan kelompok siswa yang kurang pandai.
9
Cara menghitung daya pembeda adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
10
8
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,2009, h. 208.
9
Ahmad Sofyan dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h. 104.
10
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,2009, h. 213.
Keterangan: J
= jumlah peserta tes J
B
= banyak peserta kelompok atas J
A
= banyak peserta kelompok bawah B
A
= banyak peserta kelompok atsa yang menjawab soal itu dengan benar B
B
= banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
P
A
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi harga daya pembeda:
11
0,00 – 0,20 = Jelek
0,21 – 0,40 = Cukup
0,41 – 0,70 = Baik
0,71 – 1,00 = Baik sekali
Negatif = Semuanya tidak baik soal bernilai daya pembeda negatif
sebaiknya tidak digunakan
F. Teknik Pengumpulan Data
Pada pelaksanaannya peneliti terlibat langsung dalam mengumpulkan data, mengolah serta menarik kesimpulan dari data yang di peroleh. Pada
tahap awal dalam kelas eksperimen, peneliti melakukan sebuah percobaan tentang laju reaksi yang akan menimbulkan pertanyaan dari siswa, kemudian
dilaksanakan pembelajaran kooperatif metode NHT Numbered Head Together. Pada kelas kontrol, peneliti melakukan percobaan yang sama,
kemudian dilaksanakan pembelajaran kooperatif metode TPS Think Pair Share.
Setelah materi diberikan, kemudian peneliti memberikan tes objektif kepada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berupa soal kimia pada
11
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,2009, h. 218.
pokok bahasan laju reaksi. Tes objektif yang diberikan ditinjau dari aspek kognitifnya dan berada pada rentang C
1
– C
4
.
G. Teknik Analisis Data