Uji Normalitas Uji Prasyarat Hipotesis

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung uji normalitas yang pertama adalah mengurutkan data dari yang terkecil hingga terbesar, kemudian menghitung nilai Zi dari masing-masing data berikut dengan rumus: Z= Keterangan: Xi= data, X= rata-rata data tunggal dan S= simpangan Baku. Setelah itu, dengan mengacu pada tabel distribusi normal baku, tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z, berdasarkan tabel Z ditulis FZ≤Zi yang mempunyai rumus FZi = 0,5 ± Z. dilanjutkan dengan menghitung proporsi Z1, Z2, ..., Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S Zi, maka: SZi= Setelah FZi dan SZi sudah diketahui, kemudian hitung selisih absolut FZi-SZi, pada masing-masing data, kemudian tentukan harga mutlaknya. kriteria harga mutlak adalah yang paling besar adalah L hitung yang dicari. L hitung tersebut dibandingkan dengan L tabel pada tabel “nilai kritis untuk uji Liliefors”. Jika L hitung L tabel , maka data berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas sebagai uji persyaratan analisis data yang bertujuan untuk mengetahui apakah data persyaratan normalitas terpenuhi, yakni data dinyatakan berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakkan uji Fisher pada taraf signifikansi 0,05, dengan rumus sebagai berikut: F= dengan kriteria: F hitung ≤ F tabel , maka data homogen F hitung ≥ F tabel , maka data tidak homogen

c. Uji Hipotesis

Uji analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t pada taraf signifikan α=0,05. Rumus uji t: 15 √ keterangan: t = uji hipotesis 15 Sugiono, Statistik untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2010, h.138 X 1 = rerata kelas eksperimen X 2 = rerata kelas kontrol S= Simpangan baku n= Number of cases Kriteria pengujian Jika t hitung t tabel , maka Ho ditolak, Ha diterima Jika t hitung t tabel , maka Ho diterima, Ha ditolak

2. Uji N-Gain

N-Gain adalah selisih antara nilai pretest dan posttest, N-Gain menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Uji N-Gain dibutuhkan untuk melihat adakah peningkatan yang terjadi pada siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Rumus indeks gain menurut Meltzer yaitu: 16 N-Gain = dengan kategori perolehan Gain adalah: g tinggi : nilai g 0,70 g sedang : nilai 0,70 e” g e” 0,30 g rendah : nilai g 0,30

3. Teknik Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Untuk mengetahui presentase ketercapaian keterampilan berpikir kritis dapat digunakan rumus sebagai berikut 17 : NP = x 100 Keterangan: NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = bilangan tetap Selanjutnya, persentase keterampilan berpikir kritis siswa dikelompokan dalam lima kategori. Kategori ketrampilan berpikir kritis dapat dilihat dalam tabel 3.8: 16 David E Meltzer. The relationship between mathematics preparation and conceptual learning gains in physics: A possible ‘‘hidden variable’’ in diagnostic pretest scores. American Association of Physics Teacher. 2002, h. 1260-1261 17 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2010 Cet.16, h.102-103