Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat

informasi, f menggunakan sumber daya yang ada di sekolah, g tugas utama siswa adalah memahami isi buku teks. 2. Pembelajaran sains dengan pendekatan STM Pembelajaran sains dengan pendekatan STM yang biasanya diterapkan antara lain; a sesuai dengan kurikulum dan menjawab permasalahan masyarakat, b mutidisipliner dan diajarkan secara menyeluruh, c topikarahfokus ditentukan oleh siswa atau isu yang ada disekitarnya, d dimulai dengan aplikasi sains IPA dan teknologi yang ada di masyarakat, e guru sebagai fasilitator, f menggunakan sumber daya yang ada dilingkungannya, g tugas utama siswa adalah mencari informasi, mengolah dan menyimpulkan. Penelitian ini menggunakan dua kelas yang dibagi menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok ekperimen menggunakan pendekatan STM dan kelompok kontrol menggunakan pendekatan saintifik. Alasan menggunakan pendekatan saintifik karena tuntutan dari kurikulum 2013. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri atas kegiatan mengamati, merumuskan pertanyaan, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, mengasosiasi mengolah data informasi dan menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pendekatan saintifik dan pendekatan STM keduanya sama-sma menekankan bahwa pengetahuan itu dibentuk oleh individu itu sendiri dalam struktur kognitif melalui beragam aktivitas-aktivitas ilmiah dalam pembelajaran. pendekatan saintifik menekankan lima pengalaman belajar untuk membantu siswa memahami dan mengaplikasikan konsep materi ajar. Penerapan pendekatan STM dalam pembelajaran menekankan dimensi proses bagaimana konsep materi dipahami dan diaplikasikan kemudian dikaitkan dengan teknologi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

2. Keterampilan Berpikir Kritis

a. Pengertian Berpikir Kritis

Menurut Ngalim Purwanto, berpikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan penemuan terarah yang bertujuan untuk menemukan pemahamanpengertian yang kita kehendaki. 18 Menurut Garret dalam Wowo Sunaryo menjelaskan bahwa berpikir merupakan perilaku yang seringkali tersembunyi atau setengah tersembunyi di dalam lambang atau gambaran, ide, konsep yang dilakukan seseorang. 19 Wasty Soemanto mengungkapkan berpikir berarti meletakan hubungan antarbagian pengetahuan yang diperoleh manusia. 20 Gilmer dalam Wowo Sunaryo mengemukakan bahwa berpikir merupakan suatu pemecahan masalah dan proses penggunaan gagasan atau lambang-lambang pengganti suatu aktivitas yang tampak secara fisik. 21 Sumadi Suryabrata menjelaskan berpikir adalah proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau jalannya. 22 Menurut Wowo Sunaryo, secara umum, definisi berpikir dapat dikelompokan ke dalam versi deskriptif dan normatif, yaitu sebagai berikut: Definisi berpikir deskriptif cenderung bersifat psikologis, yang memandangnya sebagai keterampilan kognitif an proses mental atau prosedur yang terlibat dalam berbagai aspek pemikiran. Sedangkan definisi berpikir normatif adalah berpikir kritis, berhubungan erat dengan pemikiran yang mengandung makna nilai-nilai. 23 Berpikir merupakan sebuah proses yang alamiah, terencana dan sistematis yang menghasilkan suatu perubahan terhadap objek yang mempengaruhinya. Hasil berpikir dapat berupa ide, gagasan, penemuan, pemecahan masalah, keputusan, yang selanjutnya dapat diwujudkan baik berupa tindakan untuk tujuan praksis atau keilmuan tertentu. Dalam kaitannya dengan perspektif deskriptif pada buku Wowo Sunaryo, berpikir kritis merupakan analisis situasi masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah, dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan. Keputusan dilakukan secara parsial dengan cara membuat daftar isian informasi 18 Ngalim Purwanti, Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, Cet.5, h.43 19 Wowo Sunaryo, Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, Cet. 1, h.2 20 Wasty Sunaryo, Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, Cet.5, h.31 21 Wowo Sunaryo. loc. cit. 22 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grafindo Persada, 2010, h.55 23 Wowo sunaryo,Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, Cet.1, h. 18-19.