Berdasarkan Tabel 4.12 menunjukan bahwa pada kelas ekperimen siswa yang berkategori N-Gain rendah sebanyak 4 siswa, yang berkategori sedang
sebanyak 34 siswa, dan yang berkategori tinggi sebanyak 2 siswa. Sedangkan pada kelas kontrol siswa yang berkategori rendah sebanyak 8 siswa, yang
berkategori sedang sebanyak 31 siswa dan tidak ada yang berkategori tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar yang lebih baik pada
siswa adalah yang menggunakan pembelajaran sains teknologi masyarakat dibanding dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pretest pada kelompok eksperimen dan kontrol, nilai rata- rata pretest pada kelompok eksperimen tidak jauh berbeda dari kelompok kontrol.
Pada kelompok eksperimen, rata-rata pretest sebesar 32,34. Sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata pretest sebesar 32,00. Namun, hal ini tidak
berpengaruh terhadap hasil uji homogenitas pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang menyatakan bahwa kedua kelompok homogen. Sedangkan
uji normalitas pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dinyatakan normal.
Berdasarkan tabel 4.2 dan tabel 4.3, dijabarkan data ketercapaian aspek berpikir kritis pada pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Dilihat dari rata-ratanya, hasil pretest dan posttest mengalami peningkatan yang signifikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.1
berikut ini:
Gambar 4.1 Grafik hasil pretest dan posttest keterampilan berpikir kritis kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
10 20
30 40
50 60
1 2
3 4
5 Pretest
Eksperimen Pretest
Kontrol 10
20 30
40 50
60 70
80
1 2
3 4
5 Posttest
eksperimen Posttest
Kontrol
Keterangan: 1. Aspek memberikan penjelasan sederhana
2. Aspek membangun keterampilan dasar 3. Aspek kesimpulan
4. Aspek membuat penjelasan lebih lanjut 5. Aspek strategi dan taktik
Berdasarkan hasil posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol, rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol. Namun demikian, hasil
uji homogenitas menyatakan kedua kelompok memiliki kemampuan yang homogen. Sedangkan hasil uji normalitas, menunjukan bahwa kedua kelompok
berdistribusi normal. Karena kedua kelompok berdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis posttest menggunakkan uji-t. Hasil uji-t menyatakan bahwa
skor posttest kedua kelompok terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara hasil keterampilan berpikir kritis
kelompok eksperimen dengan hasil keterampilan berpikir kritis kelompok kontrol. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t, pada taraf kepercayaan 95. Uji
hipotesis pretes dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok eksperimen dan pretes kelompok kontrol,
diperoleh nilai t-hitung = 0,197 dan t-tabel= 1,99. Hasil pengujian diperoleh bahwa nilai t
hit
t
tab,
atau 0.197 1.99 dengan demikian Ho diterima dan Ha
ditolak pada taraf kepercayaan 95. Hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok ekperimen dengan skor
pretest kelompok kontrol. Uji hipotesis posttest juga dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok ekperimen dengan skor posttest kelompok kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh t-hitung=2.13
dan nilai t-tabel =1.99, maka t
hit
t
tab,
2.131.99. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 95, hal ini menunjukan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok eksperimen dan kontrol. Berdasarkan rata-rata hasil pretest kelompok ekperimen dan kelompok
kontrol mempunyai nilai yang hampir sama, jika terjadi perbedaan hasil posttest dikarenakan perbedaan perlakuan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Adapun hasil posttest menunjukan adanya perbedaan yang signifikan.