Pengertian Berpikir Kritis Keterampilan Berpikir Kritis
pemahamanpengertian yang kita kehendaki.
18
Menurut Garret dalam Wowo Sunaryo menjelaskan bahwa berpikir merupakan perilaku yang seringkali
tersembunyi atau setengah tersembunyi di dalam lambang atau gambaran, ide, konsep yang dilakukan seseorang.
19
Wasty Soemanto mengungkapkan berpikir berarti meletakan hubungan antarbagian pengetahuan yang diperoleh manusia.
20
Gilmer dalam Wowo Sunaryo mengemukakan bahwa berpikir merupakan suatu pemecahan masalah dan proses
penggunaan gagasan atau lambang-lambang pengganti suatu aktivitas yang tampak secara fisik.
21
Sumadi Suryabrata menjelaskan berpikir adalah proses yang dinamis yang dapat dilukiskan menurut proses atau jalannya.
22
Menurut Wowo Sunaryo, secara umum, definisi berpikir dapat dikelompokan ke dalam versi deskriptif dan normatif, yaitu sebagai berikut:
Definisi berpikir
deskriptif cenderung
bersifat psikologis,
yang memandangnya sebagai keterampilan kognitif an proses mental atau
prosedur yang terlibat dalam berbagai aspek pemikiran. Sedangkan definisi berpikir normatif adalah berpikir kritis, berhubungan erat dengan pemikiran
yang mengandung makna nilai-nilai.
23
Berpikir merupakan sebuah proses yang alamiah, terencana dan sistematis yang menghasilkan suatu perubahan terhadap objek yang mempengaruhinya.
Hasil berpikir dapat berupa ide, gagasan, penemuan, pemecahan masalah, keputusan, yang selanjutnya dapat diwujudkan baik berupa tindakan untuk tujuan
praksis atau keilmuan tertentu. Dalam kaitannya dengan perspektif deskriptif pada buku Wowo Sunaryo,
berpikir kritis merupakan analisis situasi masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah, dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan.
Keputusan dilakukan secara parsial dengan cara membuat daftar isian informasi
18
Ngalim Purwanti, Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, Cet.5, h.43
19
Wowo Sunaryo, Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, Cet. 1, h.2
20
Wasty Sunaryo, Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, Cet.5, h.31
21
Wowo Sunaryo. loc. cit.
22
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Grafindo Persada, 2010, h.55
23
Wowo sunaryo,Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, Cet.1, h. 18-19.
yang selanjutnya dievaluasi, disintesis, dan pemecahan masalah, yang akhirnya menjadi sebuah keputusan.
24
Ennis mendefinisikan bahwa berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau
dilakukan.
25
Menurut Richard Paul dalam Alec Fisher, berpikir kritis adalah mode berpikir, mengenai hal, substansi atau masalah apa saja yang dimana si pemikir
meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil struktur- struktur yang melekat alam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual
padanya.
26
Menurut Edward Glaser dalam Alec Fisher mengungkapkan bahwa berpikir kritis sebagai; 1 suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-
masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang, 2 pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang logis, dan
3 semacam suatu keterampilan untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-
kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.
27
Reber dalam Muhibbin Syah pada buku Psikologi Pendidikan mengungkapkan berpikir rasional dan kritis adalah perwujudan perilaku belajar
terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah. Dalam berpikir kritis, siswa dituntut menggunakkan stategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji
keandalan gagasan pemecahan masalah dan mengatasi kesalahan atau kekurangan.
28
Berpikir kritis adalah kemampuan untuk melakukan analisis, menciptakan dan menggunakan kriteria secara obyektif, dan melakukan evaluasi
data.
29
24
Ibid.
25
Robert H Ennis, Critical Thingking. New York: Prentice Hall, 1996, h.xvii
26
Alec Fisher, Berpikir Kritis sebuah Pengantar, Terj. dari Critical Thingking: An Introduction oleh Benyamin Hadinata dan Gugi Sagara, Jakarta: Erlangga, 2009, h.4
27
Ibid.h 3
28
Muhibinsyah. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, Cet. 17, h. 118
29
Adi W. Gunawan. Genius Learning Strategy.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003. h.177
Siswa yang berpikir kritis adalah siswa yang terampil penalarannya, memiliki kecenderungan untuk mempercayai dan bertindak sesuai dengan
penalarannya. Siswa tersebut mempunyai kemampuan untuk menggunakan penalarannya dalam suatu konteks dimana penalarannya digunakan sebagai dasar
pemikirannya. Dalam hal berpikir kritis, siswa dituntut menggunakan strategi kognitif tertentu yang tepat untuk menguji keandalan gagasan pemecahan masalah
dan mengatasi kesalahan atau kekurangan. Orang-orang yang berpikir kritis tidak puas dengan hanya satu pendapat atau jawaban tunggal, tetapi akan selalu mencari
hal-hal apa yang dihadapinya, sehingga menimbulkan motivasi yang kuat untuk belajar.
30
Jadi berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk menganalisis dan mengevaluasi suatu pernyataan atau informasi yang
diperoleh melalui keyakinan pendapat mereka sendiri serta mampu untuk mengatakan atau mengungkapkan sesuatu dengan penuh percaya diri.