Batasan dan Perumusan Masalah

a. Menjelaskan apa saja aspek-aspek hukum Pidana Islam di Indonesia yang pernah diberlakukan pada masa kerajaan Aceh, masa kolonial Belanda hingga masa pasca kemerdekaan; b. Memberi gambaran isi dan menjelaskan mengapa putusan MK No. 19PUU- VI2008 menolak wacana pemberlakuan hukum pidana Islam dalam komptensi absolut Peradilan Agama; c. Menjelaskan prospek pemberlakuan aspek-aspek hukum pidana Islam di Indonesia dari segi konstitusi khususnya pasca putusan judicial review yang sudah dikeluarkan oleh Mahkamah Konstitusi.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada civitas akademik terkait wacana pemberlakuan hukum pidana Islam dalam kompetensi Absolut Peradilan Agama di indonesia. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para pembaca bahwasanya sejumlah aspek hukum pidana Islam suatu waktu di masa lalu pernah berlaku dan diterapkan dalam sejarah bangsa Indonesia. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terkait prospek pemberlakuan aspek-aspek hukum pidana Islam dalam kompetensi absolut Peradilan Agama di Indonesia.

D. Tinjauan Pustaka

Sejumlah penelitian terkait wacana pemberlakuan hukum pidana Islam dalam kompetensi absolut Peradilan Agama telah dilakukan, baik yang secara spesifik mengkaji isu tersebut maupun yang menyinggungnya secara umum. Berikut ini paparan tinjauan umum atas sebagian karya-karya penelitian yang berkaitan dengan judul ini. 1. Karya Simon Butt, yang mengusung judul Islam, the State and the Constitutional Court In Indonesia. Karya ini dimuat dalam Pacific Rim Law and Policy Journal Association, Volume 19 No. 2 Tahun 2010. Hal yang menarik dalam artikel ini yaitu Simon Butt juga membahas terkait kasus Judicial Review Undang-undang Peradilan Agama pada tahun 2008. Dalam kajiannya, Simon mengemukakan bahwa sedikitnya dukungan akan partai-partai Islam di Indonesia menandakan bahwa kebanyakan masyarakat Indonesia belum mengingkan pemberlakuan hukum Islam secara utuh oleh negara. Meskipun ada sebagian masyarakat Indonesia yang mengharapkan hukum Islam untuk sepenuhnya dapat diakomodir ke dalam kompetensi absolut Peradilan Agama termasuk di dalamnya hukum pidana Islam. Melihat realitas seperti itu, Simon berpendapat bahwasanya sebagian masyarakat Islam yang mengharapkan pemberlakuan hukum Islam secara utuh oleh negara harus tekendala dengan kurangnya dukungan akan partai- parta Islam dalam pemilihan umum. Yang mana partai-partai Islam tidak akan mampu mereresentasikan apa yang menjadi aspirasi umat Islam tersebut. 2. Karya M. Arskal Salim, GP, Ph.D, yang mengusung judul Politik Hukum Pidana Islam di Indonesia: Eksistensi Historis, Kontribusi Fungsional dan Prospek Masa Depan. Tulisan ini merupakan sub judul dari buku Pidana Islam di Indonesia, Peluang, Prospek dan Tantangan. Temuan pokok dalam sub bab ini adalah membahas mengenai prospek hukum pidana Islam di Indonesia. Menurut Arskal Salim, peluang bagi masuknya aspek-aspek hukum pidana Islam ke dalam sistem hukum nasional bergantung pada bagaimana politik hukum pidana Islam di Indonesia. Arskal Salim menambahkan, harus ada kesadaran hukum pidana Islam di kalangan umat Muslim Indonesia jika memang hukum pidana Islam benar-benar ingin diterapkan. 3. Karya Dr. Khamami Zada, yang mengusung judul Sentuhan Adat dalam pemberlakuan Syariat Islam di Aceh dan dimuat dalam Jurnal Karsa Vol. 20 No. 2 Desember 2012. Artikel ini membahas mengenai akar pemberlakuan hukum Jinayah Hudud dan Kisas di Aceh pada masa Kerajaan Aceh Darussalam. Dalam artikel ini nampak bahwa hukum pidana Islam yang berlaku di Aceh tidaklah sepenuhnya sesuai dengan ketentuan syariah. 4. Karya Ayang Utriza NWAY, yang mengusung judul Adakah Penerapan Syari’at Islam di Aceh?. Tulisan ini dipublikasikan dalam Jurnal Tashwirul Afkar No. 24 Tahun 2008. Tidak jauh berbeda dengan Khamami Zada di atas, temuan pokok dalam artikel ini mencoba menguraikan bahwa hukum pidana yang dipraktikkan di Aceh tidak sepenuhnya sesuai dengan ketentuan syariah melainkan terkontaminasi dengan unsur-unsur lainnya.