Sumber Hukum Pidana Istilah Hukum Pidana di Indonesia

kejahatan yang lain, yakni penjahat yang dengan cara-cara yang lain sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Dengan kata lain, tujuan atau alasan dari pemidanaan dapat digolongkan ke dalam tiga golongan pokok yaitu golongan teori pembalasan, golongan teori tujuan dan golongan teori gabungan. 8 a. Teori Pembalasan Teori pembalasan membenarkan pemidanaan karena seseorang telah melakukan suatu tindak pidana. Terhadap pelaku tindak pidana mutlak harus diadakan pembalasan yang berupa pidana. Dan tidak mempersoalkan akibat dari pemidanaan bagi terpidana. Ini merupakan wujud pembalasan dari apa yang telah dilakukan oleh si terpidana. b. Teori Tujuan Teori-teori yang termasuk golongan teori tujuan membenarkan pemidanaan atau tergantung kepada tujuan pemidanaan, yaitu untuk perlindungan masyarakat atau pencegahan terjadinya kejahatan. c. Teori Gabungan Teori ini merupakan perpaduan antara teori pembalasan dan teori tujuan. Artinya, alasan pemidanaan bukan hanya semata-mata untuk membalas si pelaku tindak kejahatan, namun di sisi lain pemidanaan tersebut juga dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dan mencegah perbuatan pidana lainnya. 8 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2008, h. 157.

B. Istilah Hukum Pidana Islam

1. Definisi Hukum Pidana Islam

Dalam pembahasan hukum pidana Islam, ada juga yang menyebutnya dengan istilah Fiqh Jinayah yang terdiri dari dua kata, yaitu fiqh dan jinayah. 9 Secara Etimologis, fiqh berasal dari kata هقف - هقفي yang berarti paham atau memahami ucapan secara baik. Sedangkan secara terminologis, fiqh didefinisikan oleh Wahbah al Zuhaili, Abdul karim Zaidan dan Umar Sulaiman dengan mengutip definisi al- Syafi‟i dan al-Amidi, yaitu ilmu tentang hukum- hukum syariat yang bersifat amaliah yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang terperinci. Adapun istilah jinayah, secara etimologis berasal dari kata ىنج - ىنجي - اينج - ي انج yang berarti بن ذ أ berbuat dosa. Sedangkan secara terminologis, jinayah didefinisikan dengan semua perbuatan yang dilarang dan mengandung kemudharatan terhadap jiwa atau terhadap selain jiwa. 10 Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian fiqh jinayah ad alah ilmu tentang hukum syara‟ yang berkaitan dengan masalah perbuatan yang dilarang jarimah dan hukumannya yang diambil dari dalil- dalil yang terperinci. Para fuqaha menyatakan bahwa lafal jinayah sama artinya dengan jarimah. 11 Dan dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa objek pembahasan fiqh jinayah itu secara garis besar ada dua, yaitu jarimah atau tindak pidana dan uqubah atau hukumannya. 12 9 M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, Jakarta:Amzah, 2013, h. 1. 10 M. Nurul Irfan, Korupsi dalam Hukum Pidana Islam, cet. 1, Jakarta: Amzah, 2011, h. 66. 11 Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fikih Jinayah, Jakarta: Sinar Grafika, 2004, h. 13. 12 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2005, h. Ix. Pengertian jarimah sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam Al Mawardi adalah sebagai berikut. ا ج ا ع ش ار ظح ئ ي عت ا ّحب ا نع اعت ه ا ا ج ي Jarimah adalah perbuatan- perbuatan yang dilarang oleh syara’ yang diancam oleh Allah dengan hukuman had atau ta’zir. 13 Dalam Istilah lain jarimah disebut juga dengan jinayah. Menurut Abdul Qadir Audah pengertian jinayah adalah sebagai berikut. ع ش ح عف س ا ي انج اف ك ذ يغ أ ا أ سفن ى ع عف ا عق ء ا س ،ا Jinayah adalah suatu istilah untuk perbuatan yang dilarang oleh syara’, baik perbuatan tersebut mengenai jiwa, harta atau yang lainnya. 14 Diantara pembagian jarimah yang paling penting adalah pembagian yang ditinjau dari segi hukumannya. Jarimah ditinjau dari segi hukumannya terbagi kepada tiga bagian yaitu; jarimah Hudud, jarimah Qishas dan Diyat serta jarimah Ta’zir. 15 a. Jarimah Hudud Jarimah hudud adalah jarimah yang diancam dengan hukuman had. Sedangkan menurut Abdul Qadir Audah, hukuman had adalah hukuman yang telah ditentukan oleh syara‟ dan merupakan hak Allah. Oleh karena hukuman itu merupakan hak Allah, maka hukuman tersebut tidak bisa digugurkan oleh perseorangan orang yang menjadi korban atau keluarganya atau oleh masyarakat yang diwakili oleh negara. Jarimah hudud ini terdiri dari tujuh macam, yaitu: Jarimah Zina; Jarimah Qadzaf; 13 Ibid 14 Ibid 15 Ibid, h. x.