Definisi Hukum Pidana Istilah Hukum Pidana di Indonesia

b. KUHPM sebagaimana ditentukan pada Undang-undang No.39 Tahun 1947. c. Perundang-undangan hukum pidana lainnya antara lain tindak pidana korupsi UU No. 20 tahun 2001, tindak pidana narkoba UU No. 35 tahun 2009, tindak pidana pencucian uang UU No. 8 tahun 2010 dan lain sebagainya. d. HIR dan beberapa pasal tertentu dari Strafvordering, Undang-undang No. 1 Drt tahun 1951, yang sejak tanggal 31 Desember 1981 telah diganti dengan KUHAP Undang-undang No. 8 tahun 1981, Undang-undang pokok kepolisian, Undang-undang pokok kejaksaan, Undang-undang hukum acara pidana militer, Undang-undang pokok kekuasaan kehakiman dan lain sebagainya.

3. Tujuan Hukum Pidana

Mengenai tujuan hukum pidana, dewasa ini diketahui bahwa tujuan hukum pidana pada umumnya adalah untuk melindungi kepentingan orang perseorangan dan melindungi kepentingan-kepentingan masyarakat dan negara. Salah satu cara atau alat untuk mencapai tujuan hukum pidana adalah dengan memidana seseorang yang telah melakukan suatu tindak pidana. Pada dasarnya terdapat tiga pokok pemikiran tentang tujuan yang ingin dicapai dengan suatu pemidanaan, yaitu : 7 a. Untuk memperbaiki pribadi dari penjahat itu sendiri. b. Untuk membuat orang menjadi jera dalam melakukan kejahatan-kejahatan. c. Untuk membuat penjahat tertentu menjadi tidak mampu melakukan 7 P.A.F Lamintang dan Theo Lamintang, Hukum Penitensier Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2010, h. 11. kejahatan yang lain, yakni penjahat yang dengan cara-cara yang lain sudah tidak dapat diperbaiki lagi. Dengan kata lain, tujuan atau alasan dari pemidanaan dapat digolongkan ke dalam tiga golongan pokok yaitu golongan teori pembalasan, golongan teori tujuan dan golongan teori gabungan. 8 a. Teori Pembalasan Teori pembalasan membenarkan pemidanaan karena seseorang telah melakukan suatu tindak pidana. Terhadap pelaku tindak pidana mutlak harus diadakan pembalasan yang berupa pidana. Dan tidak mempersoalkan akibat dari pemidanaan bagi terpidana. Ini merupakan wujud pembalasan dari apa yang telah dilakukan oleh si terpidana. b. Teori Tujuan Teori-teori yang termasuk golongan teori tujuan membenarkan pemidanaan atau tergantung kepada tujuan pemidanaan, yaitu untuk perlindungan masyarakat atau pencegahan terjadinya kejahatan. c. Teori Gabungan Teori ini merupakan perpaduan antara teori pembalasan dan teori tujuan. Artinya, alasan pemidanaan bukan hanya semata-mata untuk membalas si pelaku tindak kejahatan, namun di sisi lain pemidanaan tersebut juga dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dan mencegah perbuatan pidana lainnya. 8 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2008, h. 157.