disiplin menggunakan masker terdapat dua orang yang mengalami penurunan fungsi paru.
Pencegahan dan penanggulangan dampak debu terhadap kesehatan pekerja diperlukan pengawasan, evaluasi dan perbaikan secara kontinyu
pada langkah-langkah keselamatan dan kesehatan kerja pada PT.Unitex. Langkah-langkah yang memungkinkan untuk mengendalikan kadar debu
berdasarkan hirarki pengendalian resiko adalah dengan pengendalian administratif, modifikasi dan penggunaan APD.
Untuk menghindari lamanya paparan pekerja dapat digunakan sistem shift, dan membatasi waktu lembur pekerja. Sedangkan untuk modifikasi
tempat kerja yang lebih aman sebenarnya telah diterapkan oleh PT.Unitex yaitu dengan memasang alat penghisap debu otomatis, alat pompa angin dan
tersedianya ventilasi. Namun demikian, alat-alat ini tentunya harus dilakukan perbaikan dan pengecekan berkala. Pengecekan ini berfungsi agar
alat tersebut dapat berfungsi optimal sesuai fungsinya. Penggunaan alat pelindung diri terhadap debu pada pekerja seperti masker juga harus sesuai
dengan besar partikel debu di lingkungan kerja.
6.4 Umur Pekerja Pemintalan PT.Unitex
Umur adalah salah satu karakteristik individu yang dapat memberikan gambaran tentang faktor penyebab penyakit ataupun faktor sekunder yang
harus diperhitungkan untuk meneliti perbedaan frekuensi penyakit dengan variabel lainnya Halim, 2012.
Menurut Nelson dkk, 2005 semakin bertambah umur seseorang maka akan terjadi degenerasi otot-otot pernapasan dan elastisitas jaringan
menurun. Sehingga kekuatan otot-otot pernapasan dalam menghirup oksigen menjadi menurun. Kemudian karena faktor umur yang bertambah
maka semakin banyak alveoli yang rusak dan daya tahan tubuh semakin rendah. Karena itu seseorang tersebut rentan terkena ISPA.
Pada umumnya umur pekerja di departemen pemintalan PT.Unitex berkisar antara 19 hingga 55 tahun. Dengan rata-rata umur sebesar 36,19
tahun dan nilai tengah nya 34,50 tahun. Sedangkan standar deviasinya sebesar 10,01 tahun. Rentang antara umur pekerja cukup besar yaitu mulai
dari usia dewasa muda hingga dewasa tua. Hal ini disebabkan hampir semua pekerja di PT.Unitex merupakan lulusan SMA, SMK dan SMP. Sehingga
usia mereka mendaftar kerja di PT.Unitex adalah usia setelah lulus sekolah. Hanya sebagian kecil yang merupakan lulusan perguruan tinggi yaitu D3
atau Perguruan Tinggi. Jikapun ada yang merupakan lulusan perguruan tinggi, mereka akan bekerja di bagian office atau kantor perusahaan, bukan
di tempat produksi. Jika ada dari mereka kerja di bagian tempat produksi maka akan menjadi supervisor atau pengawas.
Adapun terdapatnya pekerja dengan umur dewasa tua dikarenakan pekerja di PT.Unitex umumnya bekerja dalam jangka waktu yang lama,
artinya pekerja cenderung bertahan di perusahaan tersebut. Dalam beberapa kasus untuk pekerja di PT.Unitex yang memiliki keahlian khusus dan telah
memiliki banyak pengalaman, pekerja tersebut dapat dipanggil kembali untuk bekerja walaupun umurnya sudah memasuki usia pensiun.
6.5 Masa Kerja Pekerja Pemintalan PT.Unitex
Masa kerja menunjukkan sudah berapa lama tahun pekerja bekerja di pemintalan, sehingga dapat mengindikasikan lama paparan dalam tahun
terhadap kondisi lingkungan di area kerja. Seperti salah satunya lama paparan terhadap kadar debu total. Semakin lama pekerja terpapar dengan
debu di lingkungan kerja, maka terdapat resiko paparan debu tersebut, terutama yang berukuran kecil 3µm akan mengendap di saluran
pernapasan bagian tengah dan dalam sehingga dapat memunculkan reaksi radang dan alergi dan gangguan lainnya Lipman, 1977.
Pekerja di departemen pemintalan PT.Unitex pada umumnya memiliki masa kerja yang bervariasi yaitu ada yang baru bekerja selama satu tahun
hingga mencapai 32 tahun. Dengan rata-rata masa kerja sebesar 12,92 tahun dan nilai tengah nya 12 tahun. Sedangkan standar deviasinya sebesar 8,517
tahun. Pekerja di PT.Unitex kebanyakan cenderung bertahan bekerja di perusahaan tersebut, sehingga terdapat pekerja yang bekerja hingga puluhan
tahun. Hal ini juga mungkin disebabkan oleh letak PT.Unitex yang berada di kabupaten Bogor, tidak terlalu banyak lapangan pekerjaan di daerah tersebut
yang dapat memberikan pendapatan pekerja sesuai upah minimum rata-rata. Sehingga PT.Unitex dipandang dapat memberikan pendapatan yang
memadai.
6.6 Distribusi Jenis Kelamin Pekerja Pemintalan PT.Unitex
Menurut Noor 2008 faktor jenis kelamin merupakan salah satu variabel deskriptif yang dapat memberikan perbedaan angkarate kejadian
pada pria dan wanita. Perbedaan insiden penyakit menurut jenis kelamin, dapat timbul karena bentuk anatomis, fisiologis dan sistem hormonal yang
berbeda antara laki-laki dan perempuan. Selain itu perbedaan frekuensi penyakit tertentu menurut jenis kelamin dapat juga disebabkan akibat
adanya perbedaan jenis pekerjaan, akses dan penggunaan ke pelayanan kesehatan, pola makan dan kerentanan.
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa pekerja di pemintalan lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki. Yaitu sebanyak 40 dari 54
pekerja, atau sebesar 74,1. Pekerja di PT.Unitex yang merupakan industri tekstil umumnya merupakan pekerjaan yang dinamis, karena jarang
ditemukan pekerja yang berdiam di satu tempat, khususnya di bagian produksi seperti pemintalan. Selain itu pekerjaan yang dilakukan juga cukup
berat dan berhubungan dengan mesin. Mungkin karena hal tersebut lebih
banyak pekerja laki-laki di bagian produksi seperti departemen pemintalan. 6.7 Tingkat Pendidikan Pekerja Pemintalan PT.Unitex
Tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang. Pengetahuan kemudian merupakan salah satu faktor yang dapat membentuk
perilaku selain dari sikap dan tindakan. Perilaku seseorang kemudian dapat memengaruhi status kesehatannya.