Bagian Garansi Mutu TINJAUAN PUSTAKA
sendiri pekerjanya berjumlah 153 laki-laki dan 15 perempuan
sehingga totalnya adalah sebesar 168 orang. 2.6
Kerangka Teori
Pencemaran udara yang terjadi di lingkungan secara garis besar berasal dari dua sumber yaitu akibat kegiatan manusia ataupun karena sebab
alamiah. Pencemaran udara akibat kegiatan manusia diantaranya yaitu akibat penggunaan bahan bakar, kegiatan tambang, kegiatan rumah tangga
maupun industri. Sedangkan sebab alami salah satunya adalah karena erupsi gunung berapi.
Pencemaran udara ini dihasilkan oleh polutan atau zat pencemar udara diantaranya adalah berbagai jenis debu, nitrogen oksida, sulfur oksida,
karbon monoksida, dan partikulat dengan berbagai ukuran diantaranya yaitu PM
10
, PM
5
dan PM
2,5
. Polutan ini kemudian akan terdeposisi di atmosfer dalam jangka waktu tertentu. Lamanya polutan terdeposisi di atmosfer
tergantung dari ukuran polutan tersebut dan juga karena faktor lingkungan lainnya seperti suhu, kelembapan, curah hujan, dan kecepatan arah angin.
Pencemaran selain terjadi di luar rungan juga dapat terjadi di dalam ruangan atau lebih dikenal dengan istilah Indoor Air Pollution IAP.
Pencemaran udara dalam ruangan diantaranya berasal dari asap rokok, asap dari penggunaan bahan bakar memasak, ataupun dari penggunaan obat
nyamuk. Polutan yang berada di udara atau atmosfer ini kemudian dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan. Jika polutan ini
masuk ke dalam saluran pernapasan maka polutan tersebut akan menjadi iritan dan mengganggu kesehatan pernapasan.
Adapun besar dampak dari polutan tersebut bagi kesehatan pernapasan dapat berbeda tiap orangnya. Hal ini tergantung karakteristik maupun
perilaku dari individu itu sendiri. Karakteristik individu diantara lain adalah umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, masa kerja, lama pajanan, tingkat
pendidikan maupun status sosial ekonomi. Sedangkan perilaku yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan pernapasan seperti perilaku merokok
maupun penggunaan masker. Selain bersifat iritan, polutan pencemar udara ini juga dapat menimbulkan penyakit kronik maupun penyakit akut.
Penyakit kronik seperti silikosis, bisinosis, asbestosis, berryliosis, dan paru obstruktif kronik. Sedangkan penyakit akutnya dapat berupa ISPA, asma
maupun bronkhitis akut. Dengan demikan dapat dirumuskan kerangka teori sebagaimana dalam bagan 2.3 kerangka teori berikut :
Bagan 2.3 Kerangka Teori
Sumber : Depkes RI 2002, Dharmage 2009, Suryo 2010, Sormin 2012, Suma’mur, 1991, Florencia, 2013.