Cara penggunaan HVS High Volume Sampler :

4. Membersihkan data Tahap terakhir yaitu melakukan pengecekan ulang pada data yang telah dimasukkan untuk memastikan data tersebut tidak ada yang salah sebelum dilakukan analisis data.

4.7 Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah semua data yang diperlukan dimasukkan dan dilakukan pengecekan ulang untuk membersihkan data. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis univariat. Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel dependen dan independen. Variabel dependen nya adalah gejala ISPA ringan dan variabel independennya adalah kadar debu total, umur, masa kerja, bagian kerja, jenis kelamin, lama pajanan, masa kerja, perilaku merokok dan tingkat pendidikan.

4.8 Penyajian Data

Secara umum penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tabel dan grafik. Tabel digunakan untuk melihat distribusi frekunesi variabel independen dan dependen. Seperti distribusi frekunesi gejala ISPA ringan, kadar debu total, umur, jenis kelamin, masa kerja, perilaku merokok dan lama pajanan. Kemudian, grafik digunakan untuk melihat distribusi frekuensi variabel pendidikan dan bagian kerja yang sebelum dianalisis memiliki kategori lebih dari dua. 68

BAB V HASIL

5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Gejala ISPA Ringan pada pekerja pemintalan Macam-macam gejala yang digunakan untuk menentukan pekerja mengalami gejala ISPA merujuk pada klasifikasi ISPA ringan oleh Depkes RI, 2002. Diantaranya yaitu batuk tanpa pernapasan cepat, pilek mengeluarkan lendir, serak, sesak yang disertai serta napas terengah-engah. Selain itu gejala tersebut juga disebutkan oleh Depkes RI, 2002 mengenai klasifikasi ISPA. Adapun distribusi frekuensi gejala ISPA pada pekerja pemintalan non-shift di PT.Unitex Tbk, Bogor adalah sebagai berikut : Jumlah responden adalah sebanyak 54 orang, dengan rincian merupakan pekerja tekstil bagian pemintalanspinning non-shift jam kerja 08.00-16.00. Adapun berdasarkan tabel 5.1 pekerja pemintalan di PT.Unitex yang mengalami gejala ISPA tergolong cukup banyak, hal ini ditunjukkan oleh lebih dari setengah responden yaitu sebanyak 31 orang atau 57,4 mengalami gejala ISPA.

5.1.2 Kadar debu total di bagian pemintalan

Pengukuran Kadar Debu Total dilakukan di dua bagian departemen pemintalan yaitu di ruang Blowing Carding dan Ring Spinning pada jam kerja normal 08.00-16.00. Panduan yang digunakan untuk mengetahui nialai ambang batas kadar debu total adalah Kepmenkes RI No.1405 Tahun 2002 mengenai persyaratan kesehatan lingkungan kerja perkantoran dan industri. NAB yang ditetapkan adalah 10 mgm 3 atau 10000 µgm 3 . Berdasarkan tabel 5.1 diketahui semua kadar debu total di dua titik pengukuran yaitu di ruangan blowing, carding dan di ruang ring spinning nilainya dibawah NAB. 5.1.3 Distribusi karateristik individu bagian pemintalan

a. Umur

Pengambilan data umur dikumpulkan melalui kuesioner tanpa klasifikasi dengan satuan tahun. Sebaran umur pada pekerja di departemen pemintalan PT.Unitex cukup bervariasi. Pada umumnya umur pekerja adalah berkisar antara 19 hingga 55 tahun. Dengan rata-rata umur sebesar 36,19 tahun dan nilai tengah nya 34,50 tahun. Sedangkan standar deviasinya sebesar 10,013 tahun.

b. Masa Kerja

Sebagaimana variabel umur, masa kerja dikumpulkan melalui kuesioner dengan satuan tahun. Lama masa kerja pekerja di departemen pemintalan PT.Unitex sangat bervariasi, ada yang baru selama 1 tahun hingga yang paling lama 32 tahun. Rata-rata lama masa kerja pekerja pemintalan adalah 12,92 tahun. Dengan nilai tengahnya sebesar 12 tahun dan standar deviasinya 8,517 tahun.

Dokumen yang terkait

Hubungan Kadar Debu Dengan Fungsi Paru Pada Pekerja Proses Press-Packing Di Usaha Penampungan Butut Kelurahan Tanjung Mulia Lihir Medan tahun 2013

7 72 117

Pengukuran Kadar Debu Dan Gangguan Saluran Pernafasan Pekerja Bengkel Pandai Besi Di Desa Sitampurung Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2006

8 52 94

Pengaruh Keadaan Lingkungan Kerja, Karakteristik Pekerja dan Kadar Debu Kayu (PM10) terhadap Kapasitas Vital Paru Pekerja Industri Kecil Meubel Di Kota Banda Aceh Tahun 2010

11 81 120

Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008

1 42 67

Hubungan Kadar Debu Dan Karakteristik Pekerja Dengan Gangguan Paru Pekerja Pada Unit Produksi Tablet Industri Farmasi X Tahun 2002

0 22 89

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PAPARAN DEBU DAN PERILAKU PENCEGAHAN DENGAN GEJALA SAKIT MATA Hubungan Pengetahuan Tentang Resiko Paparan Debu Dan Perilaku Pencegahan Dengan Gejala Sakit Mata Pada Pekerja Industri Mebel Di Kecamatan Ngemplak Boyolal

0 3 18

SKRIPSI Hubungan Pengetahuan Tentang Resiko Paparan Debu Dan Perilaku Pencegahan Dengan Gejala Sakit Mata Pada Pekerja Industri Mebel Di Kecamatan Ngemplak Boyolali.

0 3 16

Hubungan Karakteristik Pekerja dan Perilaku Pekerja Terpapar Bahan Kimia dengan Gejala ISPA di Industri Kuku Palsu Purbalingga.

0 0 12

Korelasi Antara Kadar Total Suspensed Particicle (TSP) dengan Gangguan Faal Paru pada Pekerja Batu Bata cover

0 1 21

DAMPAK TOTAL SUSPENDED PARTICLE (TSP) PROSES PENGECORANLOGAM TERHADAP PARU PEKERJA INDUSTRI PENGECORAN LOGAM.

0 0 19