Desain Penelitian Waktu dan Lokasi Penelitian

e. Operasikan alat dengan cara, menghidupkan pada posisi “On” pompa hisap dan mencatat angka flow rate-nya laju alir udaranya. f. Matikan alat sampai batas waktu yang telah ditetapkan. g. Ambil kertasnya, panaskan pada oven listrik. Timbang kertas saringnya. h. Hitung kadar TSP nya sebagai mgNM 3 i. Metode penggunaan alat ini juga bisa digunakan, terhadap pm10 atau apa pun pada pengukuran parameter logam.

3. Kuesioner

Kuesioner ini digunakan untuk mengukur variabel gejala ISPA, jenis kelamin, umur, bagian kerja, tingkat pendidikan, masa kerja, lama pajanan, dan perilaku merokok. Untuk perilaku merokok mengacu pada Indeks Brinkman dengan klasifikasi 0-199 perokok ringan, 200-599 sedang, dan 600 berat. Adapun rumus untuk menghitung Indeks Brinkman adalah sebagai berikut :

4. Data Sekunder

Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data perusahaan secara umum, dan data distribusi karyawan pada pekerja di klinik di PT.Unitex. Jumlah rata-rata rokok yang dihisap batang x lama merokok tahun

4.5 Jenis Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh untuk mengukur variabel gejala ispa, kadar debu total, umur, jenis kelamin, masa kerja, bagian kerja, lama pajanan, perilaku merokok dan tingkat pendidikan. Sedangkan data sekunder digunakan untuk mengambil data jumlah karyawan dari PT.Unitex.

4.6 Pengolahan Data

Empat tahapan dalam pengolahan data yang akan dilakukan yaitu : 1. Menyunting data Penyuntingan data dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan kelengkapan pengisian dan ketepatan data sebelum data dimasukkan ke pengolah data. Kegiatan penyuntingan data ini akan dilakukan ketika berada di lapangan. 2. Mengkode data Pengkodean data digunakan untuk mengklasifikasi data dan memberi kode untuk masing-masing jawaban di kuesioner. Setelah masing- masing jawaban dilakukan pengkodean baru data akan dimasukkan. 3. Memasukkan data Setelah dilakukan penyuntingan dan pengkodean data, data dari hasil pengumpulan melalui kuesioner dan hasil pengukuran debu akan dimasukkan untuk selanjutnya dianalisis.

Dokumen yang terkait

Hubungan Kadar Debu Dengan Fungsi Paru Pada Pekerja Proses Press-Packing Di Usaha Penampungan Butut Kelurahan Tanjung Mulia Lihir Medan tahun 2013

7 72 117

Pengukuran Kadar Debu Dan Gangguan Saluran Pernafasan Pekerja Bengkel Pandai Besi Di Desa Sitampurung Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2006

8 52 94

Pengaruh Keadaan Lingkungan Kerja, Karakteristik Pekerja dan Kadar Debu Kayu (PM10) terhadap Kapasitas Vital Paru Pekerja Industri Kecil Meubel Di Kota Banda Aceh Tahun 2010

11 81 120

Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008

1 42 67

Hubungan Kadar Debu Dan Karakteristik Pekerja Dengan Gangguan Paru Pekerja Pada Unit Produksi Tablet Industri Farmasi X Tahun 2002

0 22 89

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PAPARAN DEBU DAN PERILAKU PENCEGAHAN DENGAN GEJALA SAKIT MATA Hubungan Pengetahuan Tentang Resiko Paparan Debu Dan Perilaku Pencegahan Dengan Gejala Sakit Mata Pada Pekerja Industri Mebel Di Kecamatan Ngemplak Boyolal

0 3 18

SKRIPSI Hubungan Pengetahuan Tentang Resiko Paparan Debu Dan Perilaku Pencegahan Dengan Gejala Sakit Mata Pada Pekerja Industri Mebel Di Kecamatan Ngemplak Boyolali.

0 3 16

Hubungan Karakteristik Pekerja dan Perilaku Pekerja Terpapar Bahan Kimia dengan Gejala ISPA di Industri Kuku Palsu Purbalingga.

0 0 12

Korelasi Antara Kadar Total Suspensed Particicle (TSP) dengan Gangguan Faal Paru pada Pekerja Batu Bata cover

0 1 21

DAMPAK TOTAL SUSPENDED PARTICLE (TSP) PROSES PENGECORANLOGAM TERHADAP PARU PEKERJA INDUSTRI PENGECORAN LOGAM.

0 0 19