Masuknya debu ke sistem pernapasan

2.6.2 Kegiatan di PT.Unitex

Industri tekstil merupakan industri yang bertujuan untuk menghasilkan TPT yaitu produk tekstil. Kegiatan industri tekstil secara umum meliputi delapan bagian utama. Yaitu bagian spinning, bagian weaving, biro koordinasi pusat BKP, bagian dyeing, bagian celup benang, bagian garansi mutu, bagian teknik industri dan bagian utility PT. Unitex Tbk.

a. Bagian spinning

Bagian spinning atau pemintalan adalah proses memroses bahan baku kapas dan poliester menjadi benang. 1. Seksi blowing dan carding Tugas seksi ini yaitu melakukan proses pembuatan benang, dimana bahan baku yaitu kapas atau poliester dimasukkan kedalam mesin blowing untuk diuraikan gumpalan-gumpalan seratnya, dibersihkan kotoran-kotorannya, dan diaduk sehingga terjadi pencampuran yang merata beberapa jenis kapas. Dari proses ini dihasilkan “Lap” yang selanjutnya diproses dalam mesin carding dan menghasilkan “Silver”. 2. Seksi combing, drawing dan finishing Tugas seksi ini adalah melanjutkan seksi sebelumnya yaitu melalui proses Pre Drawing yang berfungsi meluruskan dan mensejajarkan serat, memperbaiki kerataan serat dan membuat “Silver” dengan berat persatuan panjang tertentu. Tugas seksi ini juga membuat campuran antara poliester dengan kapas melalui proses Drawing. 3. Seksi ring spinning dan finishing Tugas dari seksi ini adalah menyiapkan benang dari hasil pemintalan dalam bentuk Cones dengan mesin Mach Conner.

b. Bagian Weaving

Bagian Weaving penenunan adalah bagian yang memproses benang menjadi kain. Proses ini diawali dari mempersiapkan benang dalam seksi persiapan hingga terbentuk anyaman benang tate yang siap masuk mesin tenun, selanjutnya diproses dalam mesin tenun. 1. Seksi Persiapan Tugas seksi ini adalah menggulung ulang dari bentuk “Cones” menjadi bentuk “Hank” relling, melakukan proses pengkajian untuk benang-benang tertentu yang perlu dikanji, mempersiapkan benang tate pada mesin Warper dan pengkanjian benang tate yang telah tergulung pada Beam dalam mesin Zising, dan membuat anyaman benang tate pada Dropper, Herdo dan Osa sesuai dengan desain dan jenis anyaman yang diinginkan. 2. Seksi Penenunan Tugas seksi ini adalah melakukan proses penenunan hingga menghasilkan kain sesuai dengan yang diinginkan.

c. BKP Biro koordinasi pusat

Bagian ini berfungsi untuk mengontrol produksi sesuai dengan order yang diterima. BKP menerima order dari kantor Jakarta yang berasal baik dalam maupun luar negeri, kemudian dipelajari untuk menentukan jenis dan cara pembuatan kain tersebut. BKP mengatur perencanaan proses produksi mulai dari persiapan bahan baku, persiapan proses sampai dengan proses pengeluaran barang jadi dari gudang untuk dikirim kepada pelanggan.

d. Bagian Dyeing

Departemen Dyeing adalah bagian pemolesan kain terhadap warna, penampilan dan pegangan handling. Departemen ini merupakan bagian pemrosesan kain yang terakhir mulai dari bahan baku kapas dan poliester sampai pada produk kain yang siap dipasarkan. 1. Seksi Sarashi Seksi ini merupakan gabungan unit kerja yang mempersiapkan kain mentah sampai kain tersebut siap untuk dicelup warna sesuai dengan pesanan. 2. Seksi Pencelupan Tugas seksi ini adalah kain yang berasal dari seksi persiapan sarashi diproses kembali melalui proses pengaturan panas berfungsi untuk menstabilkan serat ester dan menghilangkan garis- garis lipatan, pencelupan, resin finish berfungsi untuk

Dokumen yang terkait

Hubungan Kadar Debu Dengan Fungsi Paru Pada Pekerja Proses Press-Packing Di Usaha Penampungan Butut Kelurahan Tanjung Mulia Lihir Medan tahun 2013

7 72 117

Pengukuran Kadar Debu Dan Gangguan Saluran Pernafasan Pekerja Bengkel Pandai Besi Di Desa Sitampurung Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2006

8 52 94

Pengaruh Keadaan Lingkungan Kerja, Karakteristik Pekerja dan Kadar Debu Kayu (PM10) terhadap Kapasitas Vital Paru Pekerja Industri Kecil Meubel Di Kota Banda Aceh Tahun 2010

11 81 120

Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008

1 42 67

Hubungan Kadar Debu Dan Karakteristik Pekerja Dengan Gangguan Paru Pekerja Pada Unit Produksi Tablet Industri Farmasi X Tahun 2002

0 22 89

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PAPARAN DEBU DAN PERILAKU PENCEGAHAN DENGAN GEJALA SAKIT MATA Hubungan Pengetahuan Tentang Resiko Paparan Debu Dan Perilaku Pencegahan Dengan Gejala Sakit Mata Pada Pekerja Industri Mebel Di Kecamatan Ngemplak Boyolal

0 3 18

SKRIPSI Hubungan Pengetahuan Tentang Resiko Paparan Debu Dan Perilaku Pencegahan Dengan Gejala Sakit Mata Pada Pekerja Industri Mebel Di Kecamatan Ngemplak Boyolali.

0 3 16

Hubungan Karakteristik Pekerja dan Perilaku Pekerja Terpapar Bahan Kimia dengan Gejala ISPA di Industri Kuku Palsu Purbalingga.

0 0 12

Korelasi Antara Kadar Total Suspensed Particicle (TSP) dengan Gangguan Faal Paru pada Pekerja Batu Bata cover

0 1 21

DAMPAK TOTAL SUSPENDED PARTICLE (TSP) PROSES PENGECORANLOGAM TERHADAP PARU PEKERJA INDUSTRI PENGECORAN LOGAM.

0 0 19