Khusus Pertanyaan Penelitian 1 Umum

pekerja di departemen pemintalan di PT. Unitex, Bogor. Adapun pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juni 2014. Penulis memilih untuk melakukan penelitian di industri tekstil karena pada industri tersebut terdapat debu yang berisiko mengganggu kesehatan pernapasan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional atau potong lintang. Data yang dikumpulkan mencakup dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari observasi dan pengisian kuesioner. Sedangkan data sekunder didapat dari PT.Unitex. Ruang lingkup penelitian terbatas pada pekerja PT. Unitex Tbk di departemen pemintalan. Variabel dependen penelitian yaitu gejala ISPA pada pekerja bagian pemintalan. Variabel independen yaitu kadar debu total di titik pengukuran departemen pemintalan, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, bagian kerja, perilaku merokok dan lama pajanan. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Infeksi Saluran Pernapasan Akut ISPA

ISPA menurut WHO 2007 adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit parah dan mematikan. ISPA merupakan penyakit infeksi yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas, mulai dari hidung saluran atas hingga alveoli saluran bawah termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan dan akut Depkes, 2006. a. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit. b. Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya. ISPA secara anatomis mencakup saluran pernapasan bagian atas, saluran pernapasan bagian bawah termasuk jaringan paru-paru dan organ adneksa saluran pernapasan. c. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan menjadi ISPA prosesnya dapat berlangsung lebih dari 14 hari.

Dokumen yang terkait

Hubungan Kadar Debu Dengan Fungsi Paru Pada Pekerja Proses Press-Packing Di Usaha Penampungan Butut Kelurahan Tanjung Mulia Lihir Medan tahun 2013

7 72 117

Pengukuran Kadar Debu Dan Gangguan Saluran Pernafasan Pekerja Bengkel Pandai Besi Di Desa Sitampurung Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2006

8 52 94

Pengaruh Keadaan Lingkungan Kerja, Karakteristik Pekerja dan Kadar Debu Kayu (PM10) terhadap Kapasitas Vital Paru Pekerja Industri Kecil Meubel Di Kota Banda Aceh Tahun 2010

11 81 120

Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008

1 42 67

Hubungan Kadar Debu Dan Karakteristik Pekerja Dengan Gangguan Paru Pekerja Pada Unit Produksi Tablet Industri Farmasi X Tahun 2002

0 22 89

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PAPARAN DEBU DAN PERILAKU PENCEGAHAN DENGAN GEJALA SAKIT MATA Hubungan Pengetahuan Tentang Resiko Paparan Debu Dan Perilaku Pencegahan Dengan Gejala Sakit Mata Pada Pekerja Industri Mebel Di Kecamatan Ngemplak Boyolal

0 3 18

SKRIPSI Hubungan Pengetahuan Tentang Resiko Paparan Debu Dan Perilaku Pencegahan Dengan Gejala Sakit Mata Pada Pekerja Industri Mebel Di Kecamatan Ngemplak Boyolali.

0 3 16

Hubungan Karakteristik Pekerja dan Perilaku Pekerja Terpapar Bahan Kimia dengan Gejala ISPA di Industri Kuku Palsu Purbalingga.

0 0 12

Korelasi Antara Kadar Total Suspensed Particicle (TSP) dengan Gangguan Faal Paru pada Pekerja Batu Bata cover

0 1 21

DAMPAK TOTAL SUSPENDED PARTICLE (TSP) PROSES PENGECORANLOGAM TERHADAP PARU PEKERJA INDUSTRI PENGECORAN LOGAM.

0 0 19