HVS High Volume Sampler

Metode pengukuran dengan LVS menggunakan filter berbentuk lingkaran dengan porositas 0,3-,45 µm dengan kecepatan pompa penangkap 10-30 lpm Arief, 2013. Cara operasional alat ini sebagai berikut SNI 16-7058-2004: 1 LVS dihubungkan dengan pompa pengisap udara dengan menggunakan selang silikon atau teflon. 2 LVS diletakkan di titik pengukuran di dekat tenaga kerja terpapar debu dengan menggunakan tripod setinggi zona pernapasan pekerja. 3 Pompa pengisap udara dihidupkan dan lakukan pengambilan contoh dengan kecepatan aliran udara flowrate 10 lmenit. 4 Lama pengambilan contoh dapat dilakukan selama beberapa menit hingga satu jam tergantung kebutuhan, tujuan dan kondisi pengukuran. 5 Pengambilan contoh dilakukan minimal 3 kali dalam 8 jam kerja yaitu pada awal, pertengahan dan akhir shift kerja. 6 Setelah selesai pengambilan contoh, debu pada bagian luar holder dibersihkan untuk menghindari kontaminasi. 7 Filter dipindahkan dengan menggunakan pinset ke keset filter dan dimasukkan ke dalam desikator selama 24 jam.

2.4.4 Nilai Ambang Batas Debu

Nilai ambang batas atau NAB adalah standar faktor-faktor lingkungan kerja yang dianjurkan di tempat kerja agar tenaga kerja masih dapat menerimanya tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam atau 40 jam seminggu. Nilai Ambang Batas debu mengikuti ambang batas udara ambien yaitu berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomr 41 Tahun 1999. Atau PP RI No.41 Tahun 1999. Yang menyebutkan NAB dalam 1 jam adalah 90 ugNm 3 sedangkan dalam 24 jam adalah 230 ugNm 3 . Untuk debu ditempat kerja dapat mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Kepmenkes No.1405 MENKESSKXI2002. Di dalam peraturan ini disebutkan NAB maksimal di industri sebesar 10 mgm 3.

2.5 Sistem Pernapasan

Sistem pernapasan terutama berfungsi untuk pengambilan oksigen O 2 oleh darah dan pembuangan karbon dioksida CO 2 . Paru dihubungkan dengan lingkungan luarnya melalui serangkaian saluran, berturut-turut hidung, faring, laring, trakea dan bronki. Pertukaran gas antara oksigen yang dihirup dari udara masuk ke dalam darah dan karbondioksida yang akan dikeluarkan melalui traktus respiratorius jalan napas terjadi didalam paru- paru. Kemudian masuk ke tubuh melalui kapiler-kapiler vena pulmonalis

Dokumen yang terkait

Hubungan Kadar Debu Dengan Fungsi Paru Pada Pekerja Proses Press-Packing Di Usaha Penampungan Butut Kelurahan Tanjung Mulia Lihir Medan tahun 2013

7 72 117

Pengukuran Kadar Debu Dan Gangguan Saluran Pernafasan Pekerja Bengkel Pandai Besi Di Desa Sitampurung Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2006

8 52 94

Pengaruh Keadaan Lingkungan Kerja, Karakteristik Pekerja dan Kadar Debu Kayu (PM10) terhadap Kapasitas Vital Paru Pekerja Industri Kecil Meubel Di Kota Banda Aceh Tahun 2010

11 81 120

Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008

1 42 67

Hubungan Kadar Debu Dan Karakteristik Pekerja Dengan Gangguan Paru Pekerja Pada Unit Produksi Tablet Industri Farmasi X Tahun 2002

0 22 89

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PAPARAN DEBU DAN PERILAKU PENCEGAHAN DENGAN GEJALA SAKIT MATA Hubungan Pengetahuan Tentang Resiko Paparan Debu Dan Perilaku Pencegahan Dengan Gejala Sakit Mata Pada Pekerja Industri Mebel Di Kecamatan Ngemplak Boyolal

0 3 18

SKRIPSI Hubungan Pengetahuan Tentang Resiko Paparan Debu Dan Perilaku Pencegahan Dengan Gejala Sakit Mata Pada Pekerja Industri Mebel Di Kecamatan Ngemplak Boyolali.

0 3 16

Hubungan Karakteristik Pekerja dan Perilaku Pekerja Terpapar Bahan Kimia dengan Gejala ISPA di Industri Kuku Palsu Purbalingga.

0 0 12

Korelasi Antara Kadar Total Suspensed Particicle (TSP) dengan Gangguan Faal Paru pada Pekerja Batu Bata cover

0 1 21

DAMPAK TOTAL SUSPENDED PARTICLE (TSP) PROSES PENGECORANLOGAM TERHADAP PARU PEKERJA INDUSTRI PENGECORAN LOGAM.

0 0 19