Lama Pajanan Pemintalan PT.Unitex

d. Pekerja paling banyak yang bekerja di bagian ring spinning yaitu sebesar 46. e. Pendidikan dibagi menjadi empat kategori yaitu SD, SMP, SMA, SMK dan D3PT, sebanyak 46,3 pekerja merupakan lulusan SMA dan yang lainnya tersebar di kategori lainnya. Kemudian pendidikan diklasifikasikan menjadi dua tingkatan yaitu rendah SD dan SMP dan tinggi SMA, SMK, D3PT. Sebanyak 74 memiliki pendidikan tinggi. f. Sebanyak 37 pekerja merokok dengan perokok ringan paling banyak yaitu sebesar 24,1. g. Sebagian besar pekerja memiliki lama paparan ≥8 jam per harinya. 4. Gejala ISPA ringan menurut kadar debu total dan karakteristik individu pekerja a. Dari pekerja yang terkena paparan debu 188,6 mgm 3 pekerja ring spinning, sebanyak 76 mengalami gejala ISPA ringan. Sedangkan dari pekerja yang terkena paparan debu sebesar 379,4 mgm3 pekerja blowing carding dan combing drawing sebesar 41,4 mengalami gejala ISPA ringan. b. Dari pekerja dengan umur 36 tahun sebanyak 59,3 mengalami gejala ISPA ringan dan ≥36 tahun 55,6. c. Dari pekerja dengan masa kerja 12 tahun sebanyak 66,7 mengalami gejala ISPA dan ≥12 tahun 48,1. d. Dari pekerja dengan jenis kelamin laki-laki tahun sebanyak 45 mengalami gejala ISPA dan perempuan 92,9. e. Dari pekerja dengan tingkat pendidikan rendah tahun sebanyak 42,9 mengalami gejala ISPA ringan. f. Dari pekerja ring spinning sebanyak 76 mengalami gejala ISPA dan blowing carding sebesar 41,4 g. Dari pekerja yang memiliki perilaku merokok, setengahnya atau 50 mengalami gejala ISPA ringan. h. Dari pekerja dengan lama pajanan ≥jam kerja normal sebanyak 55,6 25 dari 45 orang mengalami gejala ISPA ringan sedangkan pekerja dengan jam kerja normal 66,7 6 dari 9 orang.

7.2 Saran

7.2.1 Bagi Departemen Pemintalan PT.Unitex

1. Perlu dilakukan evaluasi pada SOP Standard Operation Procedure langkah-langkah kerja yang diterapkan dan diamati resiko bahaya dari tiap langkah kerja. 2. Pengawasan dan evaluasi berkala secara kontinyu terhadap pengendalian administratif dan modifikasi lingkungan kerja yang telah dilakukan. 3. Mendisiplinkan pekerja yang bekerja tidak memenuhi syarat keselamatan yang ditetapkan oleh P2K3 perusahaan seperti tidak menggunakan alat pelindung diri di lingkungan kerja. 4. Dokter di klinik perusahaan sebaiknya memberikan pembekalan kepada perawat dan petugas klinik bagaimana penetapan pekerja yang mengalami ISPA ketika dilakukan pencatatan. Hal ini perlu dilakukan supaya tidak terjadi bias dalam pencatatan jumlah kasus ISPA di perusahaan.

7.2.2 Bagi Pekerja

1. Bekerja sesuai dengan SOP yang ada dan disiplin menggunakan peralatan safety masker sesuai dengan standar untuk mengurangi resiko terpapar oleh pajanan berbahaya bagi kesehatan seperti misalnya debu. 2. Jika ada keluhan sakit dan mulai timbulnya gejala sebaiknya tidak menunda untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat seperti klinik perusahaan.

7.2.3 Bagi Peneliti Lain

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan gejala ISPA pada pekerja pemintalan. 2. Memilih sampel secara keseluruhan pada pekerja tekstil PT.Unitex seperti melibatkan pekerja baik pada pemintalan, penenunan dan pencelupan dan dibandingkan kadar debu total di masing-masing lingkungan kerja tersebut terhadap gejala ISPA atau penyakit pernapasan lainnya.

Dokumen yang terkait

Hubungan Kadar Debu Dengan Fungsi Paru Pada Pekerja Proses Press-Packing Di Usaha Penampungan Butut Kelurahan Tanjung Mulia Lihir Medan tahun 2013

7 72 117

Pengukuran Kadar Debu Dan Gangguan Saluran Pernafasan Pekerja Bengkel Pandai Besi Di Desa Sitampurung Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2006

8 52 94

Pengaruh Keadaan Lingkungan Kerja, Karakteristik Pekerja dan Kadar Debu Kayu (PM10) terhadap Kapasitas Vital Paru Pekerja Industri Kecil Meubel Di Kota Banda Aceh Tahun 2010

11 81 120

Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008

1 42 67

Hubungan Kadar Debu Dan Karakteristik Pekerja Dengan Gangguan Paru Pekerja Pada Unit Produksi Tablet Industri Farmasi X Tahun 2002

0 22 89

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG RISIKO PAPARAN DEBU DAN PERILAKU PENCEGAHAN DENGAN GEJALA SAKIT MATA Hubungan Pengetahuan Tentang Resiko Paparan Debu Dan Perilaku Pencegahan Dengan Gejala Sakit Mata Pada Pekerja Industri Mebel Di Kecamatan Ngemplak Boyolal

0 3 18

SKRIPSI Hubungan Pengetahuan Tentang Resiko Paparan Debu Dan Perilaku Pencegahan Dengan Gejala Sakit Mata Pada Pekerja Industri Mebel Di Kecamatan Ngemplak Boyolali.

0 3 16

Hubungan Karakteristik Pekerja dan Perilaku Pekerja Terpapar Bahan Kimia dengan Gejala ISPA di Industri Kuku Palsu Purbalingga.

0 0 12

Korelasi Antara Kadar Total Suspensed Particicle (TSP) dengan Gangguan Faal Paru pada Pekerja Batu Bata cover

0 1 21

DAMPAK TOTAL SUSPENDED PARTICLE (TSP) PROSES PENGECORANLOGAM TERHADAP PARU PEKERJA INDUSTRI PENGECORAN LOGAM.

0 0 19