Setelah mengadakan uji hipotesis menggunakan pengujian dengan uji-t, maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa
ditolak, sedangkan
1
diterima.
1
menyatakan bahwa rata-rata kemampuan penalaran matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran
kooperatif Investigasi Kelompoklebih tinggi dari pada siswa yang menggunakan metode konvensional dengan taraf signifikansi 5.
D. Pembahasan
Pada penelitian ini diketahui bahwa rata-rata kemampuan penalaran matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif
Investigasi Kelompoklebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kemampuan penalaran kelompok siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional.
Dalam model pembelajaran kooperatif investigasi kelompok, siswadituntut untuk mandiri dalam menyelesaikan masalah dengan bekerja sama dengan
kelompok kerjanya dalam satu tim. Hal ini diterapkan agar siswa merasakan tantangan dalam menyelesaikan masalah tersebut dengan menginvestigasi
masalah-masalah yang disajikan dengan beberapa fakta-fakta yang telah diperoleh sebelumnya dalam membantu proses penginvestigasian masalah bersama
kelompoknya.
1. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kontrol
Adapun 6 tahapan dalam model pembelajaran kooperatif investigasi kelompok ini, yaitu: 1 Mengidentifikasi materi dan mengorganisasikan siswa
kedalam kelompok; 2 Merencanakan tugas-tugas belajar; 3 Melaksanakan investigasi; 4 Menyiapkan Laporan akhir ; 5 Mempresentasikan laporan akhir;
6 Evaluasi. Dalam pembelajaran pada kelas eksperimen selain diberikan perlakuan penggunaan model pembelajaran kooperatif investigasi kelompok
dalam pembelajaranya juga menggunakan media LKS sebagai media bantu dalam sistem pembelajaran.
Dalam tahapan awal kelas eksperimen pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif investigasi kelompok yaitu mengidentifikasi materi dan
menggorganisasikan siswa kedalam kelompok, semula peneliti menjelaskan
terhadap sisiw anya tentang materi yang akan diajarkan adalah “Turunan Suatu
Fungsi” menjelaskan terhadap siswa tentang pengantar materi tersebut yang berguna sebagai pembuka pada pembelajaran awal. Lalu pada kelas eksperimen
diorganisasikan para siswanya untuk melakukan pembelajaran dalam sistem berkelompok. Peneliti melakukan pengelompokan terlebih dahulu terhadap para
siswa pada kelas eksperimen tersebut Lampiran 17 halaman 141
Peneliti Melakukan Pengidentifikasian Awal terhadap Materi
Pada tahapan kedua yaitu merencakan tugas-tugas belajar. Setelah keadaan kelas telah diorganisasikan dalam keadaan kelompok para siswa saling
mendiskusikan tentang pembagian tugas antar siswa dalam kelompok. Dalam tahapan ini para siswa sebelum masuk ketahap selanjutnya yaitu tahap
menginvestigasi masalah, para siswa melakukan terlebih dahulu pembagian kerja terhadap anggota kelompoknya. Susunan keanggotaan tiap kelompok, agar dalam
pelaksanaan pengvistigasian masalah tidak menemukan kendala. Seperti yang tergambarkan pada gambar 4.7
Gambar 4. 6