Uji Normalitas Kelompok Eksperimen Uji Normalitas Kelompok Kontrol

Tabel 4. 7 Hasil Uji-t t hitung t tabel α = 0,05 Kesimpulan 3,22 1,67 Tolak H Dari tabel 4.7 diperoleh t hitung t tabel 3,22 1,67 dari hasil tersebut maka sesuai dengan uji-t maka dapat disimpulkan bahwa H dalam hal ini ditolak dan H 1 diterima dengan taraf signifikansi 5. Apabila digambarkan dalam bentuk sketsa untuk penerimaan H 1 disajikan dalam gambar 4.5 berikut: Lampiran 26 halaman 167 Grafik Uji Perbedaan Penalaran Matematika Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan kurva di atas, dapat dijelaskan bahwa telah dipaparkan sebelumnya nilai t hitung yaitu 3,22 lebih besar dari t tabel yaitu 1,67 artinya bahwa t hitung jatuh pada daerah penolakan Ho daerah kritis. Hal ini berarti bahwa kemampuan penalaran matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Investigasi Kelompok lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan penalaran matematika siswa dengan pembelajaran konvensional. 1,67 3,22 Gambar 4. 5 Setelah mengadakan uji hipotesis menggunakan pengujian dengan uji-t, maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa ditolak, sedangkan 1 diterima. 1 menyatakan bahwa rata-rata kemampuan penalaran matematika siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif Investigasi Kelompoklebih tinggi dari pada siswa yang menggunakan metode konvensional dengan taraf signifikansi 5.

D. Pembahasan

Pada penelitian ini diketahui bahwa rata-rata kemampuan penalaran matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif Investigasi Kelompoklebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kemampuan penalaran kelompok siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Dalam model pembelajaran kooperatif investigasi kelompok, siswadituntut untuk mandiri dalam menyelesaikan masalah dengan bekerja sama dengan kelompok kerjanya dalam satu tim. Hal ini diterapkan agar siswa merasakan tantangan dalam menyelesaikan masalah tersebut dengan menginvestigasi masalah-masalah yang disajikan dengan beberapa fakta-fakta yang telah diperoleh sebelumnya dalam membantu proses penginvestigasian masalah bersama kelompoknya.

1. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kontrol

Adapun 6 tahapan dalam model pembelajaran kooperatif investigasi kelompok ini, yaitu: 1 Mengidentifikasi materi dan mengorganisasikan siswa kedalam kelompok; 2 Merencanakan tugas-tugas belajar; 3 Melaksanakan investigasi; 4 Menyiapkan Laporan akhir ; 5 Mempresentasikan laporan akhir; 6 Evaluasi. Dalam pembelajaran pada kelas eksperimen selain diberikan perlakuan penggunaan model pembelajaran kooperatif investigasi kelompok dalam pembelajaranya juga menggunakan media LKS sebagai media bantu dalam sistem pembelajaran. Dalam tahapan awal kelas eksperimen pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif investigasi kelompok yaitu mengidentifikasi materi dan menggorganisasikan siswa kedalam kelompok, semula peneliti menjelaskan