Penunjang Transportasi Arah Kebijakan Pembangunan

BAB III TARGET PERTUMBUHAN DAN KEBUTUHAN PEMBIAYAAN DEPARTEMEN PERHUBUNGAN TAHUN 2009

A. TARGET PERTUMBUHAN TAHUN 2009 1. Realisasi Pertumbuhan Tahun 2007

Stabilitas ekonomi makro yang merupakan prasyarat bagi per- tumbuhan ekonomi yang berkualitas dalam rangka peningkatan kesejahteraan rakyat dapat terjaga pada tahun 2007. Upaya yang mensinergikan kebijakan fiskal, moneter, penguatan lembaga keuangan dan sektor riil telah mampu mendorong perekonomian nasional untuk dapat kembali tumbuh cukup tinggi. Pada tahun 2007 perekonomian nasional tumbuh sebesar 6,3 lebih tinggi dari tahun 2006 sebesar 5,, namun lebih rendah daripada target pemerintah yang ditetapkan dalam asumsi APBN 2007 sebesar 6,4, dan lebih rendah dari target pertumbuhan ekonomi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Tahun 2005-2009 sebesar 6,7. Dilihat dari pola distribusi penggunaan PDB Nasional, tampak bahwa konsumsi rumah tangga masih merupakan penyumbang terbesar. Tabel 1 memperlihatkan bahwa 63,5 Produk Domestik Bruto Nasional digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga; 8,3 untuk belanja pengeluaran pemerintah; 24,9 untuk pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik; 29,4 untuk ekspor; dan 25,3 untuk impor. Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007 didorong oleh : Konsumsi rumah tangga yang tumbuh 5,0; Konsumsi pengeluaran pemerintah tumbuh 3,9; Pemben-tukan Modal Tetap Bruto tumbuh 9,2; serta Ekspor dan Impor barang jasa masing-masing tumbuh 8,0 dan 8,9. Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh sektor transportasi dan komunikasi yang tumbuh 14,4; sektor industri pengolahan khususnya non migas yang tumbuh sebesar 5,2; sektor listrik, gas dan air bersih serta bangunan yang masing-masing tumbuh sebesar 10,4 dan 8,6. Kemudian disusul oleh sektor pertanian serta pertambangan dan penggalian yang masing-masing tumbuh sebesar 3,5 dan 2,0. Secara sektoral, tabel 2 menunjukkan bahwa kontribusi nilai tambah transportasi tahun 2007 sebagian besar 127,1 Rencana Kerja Departemen Perhubungan Tahun 2009 III-1 berasal dari konsumsi rumah tangga terdiri dari konsumsi dalam negeri 81,8 dan konsumsi luar negeri 45,3, sedangkan pengeluaran pemerintah dan investasi swasta BUMN masing-masing hanya menyumbang 12,5 dan 5,7. Pertumbuhan nilai tambah di sektor transportasi terkendala oleh defisit neraca jasa transportasi sebesar Rp. 67,9 triliun yang merupakan konsumsi masyarakat di luar negeri atau 45,3 dari total PDB Sektor transportasi. Hal ini terutama terkait dengan masih besarnya pangsa muatan yang diangkut armada pelayaran asing selama tahun 2007, baik angkutan antar pulaudalam negeri 13,66 maupun angkutan antar negara 86,34. TABEL III-1 DISTRIBUSI PDB NASIONAL TAHUN 2007 MENURUT PENGGUNAAN Y = C + G + I + X – M Harga Konstan Th 2000 Harga Berlaku No. Penggunaan 2006 2007 Growth 2007 Share 1. 2. 3. 4. 5. 6. Konsumsi Rumah Tangga © Konsumsi Pemerintah G Pemb. Modal Tetap Bruto I b Perubahan Inventory b Diskrepansi Statistik Ekspor X Impor M 1.076,9 147,6 404,6 29,0 16,9 864,5 684,1 1.131,2 153,3 440,1 0,9 57,0 933,6 744,9 5,0 3,9 9,2 - - 8,0 8,9 2.511,3 329,8 983,8 0,2 -27,2 1.162,0 1.002,5 63,5 8,3 24,9 - - 29,4 25,3 PDB Nasional Y 1.846,7 1.963,9 6,3 3.957,4 100 Sumber : Berita Resmi Statistik BPS 2008 Tidak tercapainya target pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2007 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM Nasional 2005-2009 berdampak kepada pencapaian target-target indikator makro sektoral pada sektor transportasi tahun 2007 dalam Renstra Dephub 2005-2009. Kontribusi nilai tambah sektor transportasi dalam pembentukan Produk Domestik Bruto PDB Nasional pada tahun 2007 adalah sebesar 3,8. Dalam besaran kontribusi tersebut pertumbuhan sektor transportasi tercapai sebesar 2,7 lebih rendah dari target sebesar 11. Rendahnya capaian target pertumbuhan sektor transportasi tersebut terkait erat dengan realisasi belanja pemerintah untuk kegiatan transportasi di luar jalan sebesar Rp.9 triliun lebih rendah dari target Renstra Dephub 2005-2009 sebesar Rp. 23,34 triliun 38,6 dari target. Realisasi investasi BUMN transportasi di luar jalan tercapai sebesar Rp. 2,9 triliun lebih tinggi dari target Renstra sebesar Rp.2,3 triliun 126 Rencana Kerja Departemen Perhubungan Tahun 2009 III-2