Tingkat jangkauan pelayanan angkutan jalan di wilayah perdesaan dan terpencil masih terbatas, dilihat dari
terbatasnya pembangunan prasarana jalan dan penyediaan angkutan umum perintis.
Permasalahan yang masih akan dihadapi dalam pembangunan transportasi sungai, danau dan penye-
berangan sampai tahun 2008 adalah terbatasnya baik jumlah sarana dan prasarana angkutan sungai, danau, dan
penyeberangan ASDP maupun optimasi dan sinerginya dengan prasarana dermaga transportasi laut, dibandingkan
dengan kebutuhan pengembangan wilayah dan angkutan antar pulau di seluruh Indonesia. Pembinaan dan
pengembangan angkutan sungai dan danau serta potensi penggunaan sumberdaya air di sungai dan kanal secara
terpadu untuk transportasi dan pengembangan sektor lain, baik pariwisata, penanggulangan banjir maupun kesehatan,
belum dikembangkan secara baik. Sistem pembinaan dan manajemen sumber daya air sungai dan danau secara
terpadu, baik dari sektor transportasi, pariwisata, pekerjaan umum maupun pemerintah daerah serta peran serta dan
budaya masyarakat, secara berkesinambungan dan jangka panjang perlu dibangun dan dikembangkan. Ketersediaan
prasarana dan sarana serta kondisi armada angkutan penyeberangan masih sangat terbatas dan sebagian besar
perlu diremajakan baik armada yang dikelola oleh BUMN maupun swasta nasional.
2. Perkeretaapian
Permasalahan yang sedang dan masih akan dihadapi oleh transportasi perkeretaapian pada masa yang akan datang
adalah masih rendahnya share angkutan penumpang maupun barang. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor
seperti terbatasnya kapasitas angkut dan kapasitas lintas serta masih kurangnya fasilitas keterpaduan dengan moda
lain.
Terbatasnya kapasitas angkut kereta api saat ini diakibatkan oleh kurangnya ketersediaan jumlah armada terutama untuk
kereta api ekonomi dan makin menurunnya jumlah lokomotif yang siap operasi karena telah melewati umur ekonomis.
Sebagai ilustrasi data sarana KA yang siap operasi pada tahun 2006 adalah : lokomotif sebanyak 339 unit, KRDKRL
sebanyak 342 unit, kereta K3 sebanyak 1.297 unit dan gerbong sebanyak 3.318 unit sedangkan pada tahun 2007
sarana yang siap operasi mengalami penurunan yaitu lokomotif sebanyak 333 unit -1,7, kereta K3 sebanyak
1.190 unit -8,2 dan gerbong sebanyak 3.289 unit -0,9, namun KRDKRL mengalami kenaikan menjadi 408 unit
19,3. Dengan program peningkatan aksesibiltas angkutan
Rencana Kerja Departemen Perhubungan Tahun 2009
II-11
KA diharapkan ketersediaan armada KA dapat ditingkatkan diantaranya dengan pengadaan sarana KA baru serta
modifikasi. Hal tersebut sementara dapat dilihat pada kondisi sarana KA siap operasi untuk tahun 2008 semester 1 secara
keseluruhan mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dengan perincian sebagai berikut :
lokomotif sebanyak 476 atau naik sebesar 42,9, KRDKRL sebanyak 414 unit atau naik sebesar 1,5, kereta K3
sebanyak 1.262 unit atau naik sebesar 6,1 serta gerbong sebanyak 3.551 atau naik sebesar 8,0.
Terkait dengan hal tersebut diatas dan dalam rangka meningkatkan kondisi sarana dan prasarana KA yang ada,
Pemerintah menyusun program Revitalisasi Perkeretaapian Nasional selama tiga tahun 2008-2010. Diharapkan dengan