Badan Pendidikan dan Pelatihan

musibah pelayaran, musibah penerbangan dan bencana lainnya termasuk bencana alam, telah dilakukan perubahan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2000 menjadi Peraturan Peme- rintah Nomor 36 Tahun 2006 tentang Pencarian dan Pertolongan. Sebagai tindak lanjut perubahan telah dilakukan penataan kembali terhadap kedudukan dari Badan SAR Nasional yaitu dengan menjadikannya sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berkedudukan di bawah dan bertang- gungjawab langsung kepada Presiden. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dengan surat Menteri Perhubungan Nomor HK 00624 Phb-06, tanggal 8 Desember 2006, telah diusulkan kepada Menteri Penda- yagunaan Aparatur Negara tentang pembentukan LPND Badan SAR Nasional, dan setelah melalui pembahasan bersama dengan staf Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, Sekretariat Kabinet dan Departemen Keuangan terhadap usulan dimaksud, maka telah ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2007 tentang Badan SAR Nasional. Sejalan dengan ilmu perkembangan moda transportasi serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang transportasi, maka mobilitas manusia dan barang dari suatu tempat ketempat lainnya baik dalam lingkup nasional maupun internasional mempunyai resiko tinggi, yaitu adanya ke- mungkinan terjadi kecelakaan yang menimpa pengguna jasa transportasi darat, perkeretaapian, laut, dan udara. Badan SAR Nasional sebagai salah satu penunjang transportasi di bidang pencarian dan pertolongan berkewajiban untuk melakukan usaha dan kegiatan mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang dan dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah pelayaran danatau penerbangan, atau bencana atau musibah lainnya. Pada tahun 2005 telah dilakukan kegiatan antara lain pengadaan kendaraan rapid deyloyment land SAR 8 unit. Pengadaan ground support and tools helicopter. Pengadaan instrument and navigation kit. Pembangunan prasarana ruangan peralatan komunikasi dan jaringan system komunikasi SAR. Pengembangan peralatan SAR di 13 Kantor SAR. Pengembangan sarana gedung kantor di 8 kantor SAR. Pengembangan prasarana pendukung gedung kantor di 13 kantor SAR. Pada Tahun Anggaran 2006, berdasarkan kegiatan yang tercantum dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DIPA Kantor Pusat dan Kantor SAR daerah berjumlah Rp. 195.975.699.000,- dengan rincian kegiatan pembangunan seba- gai berikut : Pembangunan prasarana penunjang proyek IDB pada 14 kantor SAR, pengadaan 11 unit rapid deployment land SAR, pengadaan 2 unit rescue boat, pengadaan 1 paket rescue hoist, pengadaan emergency floating helikopter, pembangunan prasarana penunjang 17 gedung kantor SAR, pengembangan Rencana Kerja Departemen Perhubungan Tahun 2009 VIII-8 sarana gedung kantor di 6 lokasi kantor SAR, pengembangan peralatan SAR pada 18 lokasi kantor SAR Tingkat keberhasilan penanganan musibah yang ditangani badan SAR Nasional tergambar dalam tabel dibawah ini. TABEL VIII-1 KINERJA PELAYANAN SAR NASIONAL TAHUN 2006-2007 JENIS MUSIBAH TAHUN 2006 TAHUN 2007 KETERANGAN 1. Pelayaran − Selamat − Meninggal − Luka Berat − Luka Ringan − Hilang 2.536 1.985 154 7 12 378 3.692 2.812 268 4 9 599 Tahun 2007 Jumlah kejadian 173 kali dengan jumlah korban 3.692 orang

2. Penerbangan

− Selamat − Meninggal − Luka Berat − Luka Ringan − Hilang 907 868 18 12 7 2 551 348 24 75 104 Tahun 2007 Jumlah kejadian 12 kali dengan jumlah korban 551 orang

3. Lain – lain

− Selamat − Meninggal − Luka Berat − Luka Ringan − Hilang 2.460 708 713 232 549 258 1.180 106 436 240 318 80 Tahun 2007 Jumlah kejadian 131 kali dengan jumlah korban 1.180 orang Sumber: Badan Sarnas, 2008 Dari tabel di atas. dapat disimpulkan bahwa jumlah musibah yang ditangani Badan SAR Nasional jumlahnya sangat bervariasi. Lamanya waktu penanganan operasi SAR sangat bergantung kepada sarana dan prasana pendukung operasi di lapangan. Disamping itu faktor medan dan alam sangat mempengaruhi keberhasilan peranan operasi SAR di lapangan. Dalam upaya meningkatkan tindak awal penanganan operasi SAR agar team rescue dapat tiba dilokasi dengan tepat dan cepat pada Tahun Anggaran 2007 melalui program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaraan dan kepemerintahan seta Program Pencarian dan Penyelamatan dengan anggaran murni sebesar Rp. 190,8 miliar dan Pinjaman Luar Negeri sebesar 35 miliar telah dilaksanakan untuk kegiatan pengadaan 2 unit rescue boat ukuran 28 M dan 36 M, pengadaan truk angkut personil sebanyak 24 unit, pengadaan 1 unit rescue hoist, pengadaan 1 set emergency floating, pengadaan 5 paket alat selam, pengadaan 5 set hydraulic rescue tool, pembangunan mess rescuer pada 12 lokasi Kantor SAR, pengadaan 5 unit rescue car, pengadaan motor all train 40 unit, pengadaan genset berikut power house pada 20 lokasi kantor SAR, Pembebasan tanah untuk perluasan kantor SAR seluas 20.978 M 2 , pembangunan gedung Rencana Kerja Departemen Perhubungan Tahun 2009 VIII-9