Di bidang kepelabuhanan sedang dilakukan dan telah diselesaikan pembangunan Pelabuhan Tahuna, Marore,
Kawaluso, Petta, Melanguane Mingas, Tarakan, Nunukan, Eci, Agats dan Bayun.
Di bidang Keselamatan Pelayaran telah dilakukan pembangunan sebagai berikut:
a. Rambu suar 30 meter di P. Tokong Berlayar, P. Tokong Nanas, P. Senua, P. Tokong Boro, P. Sebetul, P. Manuk,
P. Panehan, P.Kakarutan, P. Intata, P. Kawio, P. Kultu- bai Selatan, P. Lakor, P. Budd, P. Bepondi, P. Fenildo;
b. Rambu suar 15 meter di laut di P. Sebatik Barat, Gosong Makassar, P. Dolongan, P. tanpa nama, P. Sho-
pialouisa; c. Rambu suar 15 meter di darat di: P. Karimun kecil dan
P. Pelampong; d. Menara Suar 40 meter di 25 lokasi yaitu: P. Salaut
besar, P Wunga, P. Sibaru-baru, Batu Mandi, P. Kepala, P. Deli, Ujung Genteng, S. Toras, P. Barung, P. Batu
Kecil, Tg. Toro Doro, Tutu Neden, Tg. Datu, P. Sebatik Timur, P. Menterawu, P. Maklehi, P. Marampit, P. Yiew,
P. Meyundas, P. Larat, P. Selaru, P. Masela, P. Brass, P. Laag, P. Kolepon.
3. Transportasi Udara
Transportasi udara di kawasan perbatasan adalah bersifat promoting function dengan pendekatan penawaran supply
approach berdasarkan tingkat kepentingan, yaitu untuk mempertahankan kedaulatan NKRI, mengembangkan poten-
si ekonomi dan sosial budaya dalam rangka memper- tahankan jati diri bangsa.
B. SASARAN
Sasaran pembangunan perhubungan di kawasan perbatasan tahun 2009 adalah untuk memperlancar distribusi barang dan
jasa serta mobilitas penduduk dalam rangka mengurangi disparitas antar kawasan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Sasaran tersebut difokuskan kepada :
1. Tersedianya prasarana dan sarana perhubungan dengan kapasitas dan kualitas pelayanan memadai;
2. Terjangkaunya pelayanan perhubungan ke seluruh wilayah perbatasan;
3. Terjaminnya keselamatan dan keamanan dalam pelayanan jasa perhubungan;
Rencana Kerja Departemen Perhubungan Tahun 2009
IX-2
4. Terwujudnya kerjasama luar negeri bidang perhubungan yang saling menguntungkan serta dapat menarik investasi
yang dapat memberikan nilai tambah; 5. Meningkatnya aksebilitas angkutan udara di daerah terpen-
cil, pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan negara.
C. STRATEGI
Pembangunan perhubungan di kawasan perbatasan tahun 2009 dilaksanakan dengan strategi sebagai berikut :
1. Transportasi Darat
a. Membuka lintas-lintas baru dan memberikan subsidi pada angkutan perintis;
b. Memberikan prioritas pembangunan sarana dan prasa- rana ASDP dan sarana angkutan jalan termasuk terminal
transportasi jalan antar Negara; c. Membangun sarana fasilitas keselamatan pelayaran dan
rambu-rambu perairan daratan bagi angkutan sungai dan danau;
d. Mengembangkan angkutan penyeberangan antar negara di kawasan perbatasan yang sudah berkembang.
2. Transportasi Laut
Pelayanan transportasi laut di kawasan perbatasan secara umum bersifat promoting function, politis dan bersifat
pemerataan pembangunan. Di samping kawasan perbatasan, tercakup pula kawasan tertinggal dan daerah konflik serta
daerah pasca bencana. Arah kebijakannya bersipat supply approach atau trade follow to the ship.
3. Transportasi Udara
Kebijakan pembangunan transportasi udara di daerah per- batasan difokuskan pada:
a. Bandar udara di daerah perbatasan harus dapat mendu- kung keamanan wilayah dan mampu didarati pesawat
sekelas F-27 dengan daya dukung landasan mampu didarati pesawat C-130 Hercules;
b. Bandar Udara di daerah perbatasan harus tersedia sarana dan prasarana penunjang bandara sehingga mampu
mengelola dan mengendalikan ataupun mampu melayani operasi penerbangan;
c. Memberikan kompensasi subsidi operasi dan subsidi ang- kutan BBM pada operator pelaksanaan angkutan udara
perintis;
Rencana Kerja Departemen Perhubungan Tahun 2009
IX-3