Regulasi dan Kerjasama Luar Negeri

mengakui hasil pemeriksaan kendaraan bermotor, pengaturan angkutan barang secara bebas dan jaringan jalan raya ASEAN, perumusan ASEAN Near Coastal Voyage, serta beberapa kerja sama proyek ASEAN-Jepang di bidang keamanan dan keselamatan angkutan pelayaran serta pelatihan pemahaman angkutan multimoda oleh APEC. Pada kerja sama multilateral, Indonesia aktif dalam organisasi-organisasi internasional, seperti IMO, ICAO, WMO, dan ESCAPE. Pada tahun 2008 telah dan sedang dilakukan beberapa kegiatan pada program regulasi dan kerjasama luar negeri bidang transportasi, meliputi: penyusunan peraturan bidang transportasi, sosialisasi peraturan bidang transportasi, peningkatan kerjasama luar negeri KSLN Perhubungan.

B. PERMASALAHAN DAN TANTANGAN

Meskipun telah dicapai kemajuan di berbagai bidang pada pelayanan jasa sarana dan prasarana transportasi, permasa- lahan yang dihadapi adalah bagaimana meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan dalam kondisi pendanaan pemerintah yang terbatas, termasuk mempertahankan dan meningkatkan keselamatan pengguna jasa transportasi. Permasalahan pelayanan transportasi ini diindikasikan oleh belum memadainya dan belum dicapainya tingkat keandalan, keselamatan serta kepuasan pengguna jasa baik karena faktor perilaku manusia, kelaikan armada, kondisi teknis sarana dan prasarana, manajemen operasional maupun kualitas penegakan hukum, sebagai berikut :

1. Transportasi Darat

Permasalahan yang masih dihadapi pada pembangunan lalu lintas angkutan jalan sampai dengan tahun 2008, baik prasarana dan sarana moda transportasi jalan terutama adalah masih rendahnya kelaikan prasarana dan sarana jalan, disiplin dan keselamatan lalu lintas di jalan, serta perkembangan armada dan pergerakan angkutan jalan yang terus meningkat dan tidak sebanding dengan perkembangan panjang dan kapasitas prasarana jalan. Di samping itu, masalah kemacetan dan dampak polusi udara khususnya di kota-kota besar masih merupakan tantangan yang harus diatasi. Jumlah kecelakaan lalu lintas dan pelanggaran lalu lintas, serta pelanggaran muatan lebih di jalan masih tinggi sehingga memerlukan koordinasi dan upaya yang lebih intensif di masa depan. Jumlah kecelakaan kendaraan ber- motor berdasarkan tingkat kecelakaan tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 44,25 dari tahun 2006 sehingga menjadi 48.508 kejadian dengan korban meninggal dunia sebanyak 16.548 orang dan 20.180 orang luka berat. Rencana Kerja Departemen Perhubungan Tahun 2009 II-10 Tingkat jangkauan pelayanan angkutan jalan di wilayah perdesaan dan terpencil masih terbatas, dilihat dari terbatasnya pembangunan prasarana jalan dan penyediaan angkutan umum perintis. Permasalahan yang masih akan dihadapi dalam pembangunan transportasi sungai, danau dan penye- berangan sampai tahun 2008 adalah terbatasnya baik jumlah sarana dan prasarana angkutan sungai, danau, dan penyeberangan ASDP maupun optimasi dan sinerginya dengan prasarana dermaga transportasi laut, dibandingkan dengan kebutuhan pengembangan wilayah dan angkutan antar pulau di seluruh Indonesia. Pembinaan dan pengembangan angkutan sungai dan danau serta potensi penggunaan sumberdaya air di sungai dan kanal secara terpadu untuk transportasi dan pengembangan sektor lain, baik pariwisata, penanggulangan banjir maupun kesehatan, belum dikembangkan secara baik. Sistem pembinaan dan manajemen sumber daya air sungai dan danau secara terpadu, baik dari sektor transportasi, pariwisata, pekerjaan umum maupun pemerintah daerah serta peran serta dan budaya masyarakat, secara berkesinambungan dan jangka panjang perlu dibangun dan dikembangkan. Ketersediaan prasarana dan sarana serta kondisi armada angkutan penyeberangan masih sangat terbatas dan sebagian besar perlu diremajakan baik armada yang dikelola oleh BUMN maupun swasta nasional.

2. Perkeretaapian

Permasalahan yang sedang dan masih akan dihadapi oleh transportasi perkeretaapian pada masa yang akan datang adalah masih rendahnya share angkutan penumpang maupun barang. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor seperti terbatasnya kapasitas angkut dan kapasitas lintas serta masih kurangnya fasilitas keterpaduan dengan moda lain. Terbatasnya kapasitas angkut kereta api saat ini diakibatkan oleh kurangnya ketersediaan jumlah armada terutama untuk kereta api ekonomi dan makin menurunnya jumlah lokomotif yang siap operasi karena telah melewati umur ekonomis. Sebagai ilustrasi data sarana KA yang siap operasi pada tahun 2006 adalah : lokomotif sebanyak 339 unit, KRDKRL sebanyak 342 unit, kereta K3 sebanyak 1.297 unit dan gerbong sebanyak 3.318 unit sedangkan pada tahun 2007 sarana yang siap operasi mengalami penurunan yaitu lokomotif sebanyak 333 unit -1,7, kereta K3 sebanyak 1.190 unit -8,2 dan gerbong sebanyak 3.289 unit -0,9, namun KRDKRL mengalami kenaikan menjadi 408 unit 19,3. Dengan program peningkatan aksesibiltas angkutan Rencana Kerja Departemen Perhubungan Tahun 2009 II-11