untuk memiliki kualitas moral yang dilakukan oleh seluruh lapisan sekolah bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat.
2. Tujuan Pendidikan Karakter
Berdasarkan definisi pendidikan karakter yang telah dijabarkan diatas sebenarnya sudah tersirat tujuan dari pendidikan karakter itu
sendiri yaitu, menjadikan seseorang berkualitas secara moral. McClellan dalam Brown, 2008 menjelaskan tujuan-tujuan dari pendidikan
karakter. Tujuan pendidikan karakter menurut McClellan adalah : a.
Melatih atribut-atribut positif pada anak muda yang akan memampukan mereka untuk mengembangkan pengetahuan dan
kecakapan hidup demi perilaku yang bertanggung jawab b.
Melatih anak muda untuk mengembangkan sifat-sifat baik yang akan membuat mereka menjadi warga negara yang ‘sehat’ dan bahagia
Sedangkan Bulach 2002 menjabarkan tujuan dari pendidikan karakter sebagai berikut :
a. Mengajarkan anak muda untuk membedakan mana yang baik dan
buruk dimana hal tersebut akan membuat mereka mengembangkan rasa kepedulian terhadap orang lain
b. Pendidikan karakter juga bertujuan membuat anak muda
memaksimalkan waktu dan talenta mereka untuk bekerja sama dengan orang lain
c. Mengajarkan kemampuan membuat keputusan dan mengatasi
masalah d.
Melatih disiplin diri dalam menentang hal-hal yang salah e.
Mengajarkan anak muda dalam mengapresiasi kualitas dari menjadi manusia dan menunjukan apresiasinya di rumah, sekolah dan
masyarakat
3. Definisi Sikap terhadap Pendidikan Karakter
a. Definisi Sikap
Thomas dan Znaniecki dalam gagasan ilmiah yang di tulis oleh Gordon W Allport dalam Jahoda Warren., ed. 1954 menyatakan
bahwa sikap adalah proses mental individu yang mana menentukan respon aktual dan potensial pada setiap orang dalam dunia sosial. Pada
definisi tersebut dapat dillihat dua hal yang penting yaitu, proses mental dan kecenderungan respon individu. Sedangkan menurut
Zanna dan Rempel dalam Chaiken Stagor, 1987 sikap didefinisikan sebagai penilaian evaluatif pada objek dan melibatkan
aspek afektif, kogitif, dan konatif sebagai tiga kelas informasi yang mendasari keputusan evaluatif tersebut. Dalam kerangka berpikir
Zanna dan Rempel, 3 aspek tersebut adalah contoh dari proses psikologis yang mana pengalaman kognitif, afektif, dan konatif secara
berturut-turut akan menentukan sikap. Dalam pendapat Zanna dan