Paradigma Pedagogi Reflektif Tinjauan Pustaka

c. Compassion Compassion berarti bahwa siswamempunyai kepekaan untuk berbuat baik bagi orang lain yang membutuhkan, mempunyai kepedulian kepada orang lain terutama yang miskin dan kecil. Siswa diharapkan tidak hanya pandai tetapi sekaligus didorong untuk peka terhadap kebutuhan orang lain dan mau berbuat sesuatu berkaitan dengan bidangnya dan kemajuan orang lain. Paradigma Pedagogi Reflektif mempunyai lima unsur utama yang harus dikembangkan, yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Kelima unsur tersebut dijabarkan sebagai berikut: a. Konteks Konteks dalam PPR berisi wacana mengenai nilai yang ingin dikembangkan antara guru dan siswa. Nilai yang dikembangkan dalam konteks merupakan nilai kemanusiaan. Nilai yang ingin dikembangkan tersebut kemudian dihayati dan diperjuangkan. Relasi antara guru dan siswa akan dihormati dan dipuji. Guru dan siswa perlu bersahabat dan saling membantu satu dengan yang lain dengan semangat dan murah hati dan dinyatakan dalam suatu yang kongkrit. Unsur dalam PPR selain konteks adalah pengalaman. b. Pengalaman Pengalaman dalam PPR dimaksudkan untuk menambah persaudaraan dan solidaritas. Penambahan rasa persaudaraan dilakukan dengan cara bekerjasama dalam kelompok kecil sehingga terjadi interaksi dan komunikasi yang insentif. Tujuan lain dari siswa mengalami sendiri yaitu dengan pemberian contoh secara konkrit karena pengalaman tidak bisa didapat dari membaca buku tetapi harus mengalami secara langsung hal tersebut sehingga materi akan mudah untuk diingat. c. Refleksi Paradigma Pedagogi Reflektif selain menekankan pada pengalaman juga menekankan pada refleksi. Refleksi dilakukan untuk mengetahui bagaimana siswa dapat memahami nilai yang didapat saat melakukan pelajaran. Guru memfasilitasi siswa dengan membuat pertanyaan- pertanyaan pancingan untuk siswa. Siswa dalam keadaan hening dan diam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh gurunya. Hal yang dilakukan siswa setelah melakukan refleksi adalah melakukan aksi. d. Aksi Aksi disini merupakan kegiatan tindak lanjut yang akan dilakukan siswa setelah mempelajari pelajaran. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan pada siswanya untuk membangun niat mengenai hal apa yang akan dilakukan. Siswa diharap menjadi pejuang untuk melaksanakan nilai-nilai dari refleksi mereka. e. Evaluasi Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk melihat perkembangan pribadi siswa mereka selain mengembangkan potensi akademik. Guru dapat menggunakan pertanyaan misalnya dengan menggunakan kata apakah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kelima unsur yang ada dalam Paradigma Pedagogi Reflektif membawa kelebihan jika diterapkan dalam pembelajaran. Kelebihan Paradigma Pedagogi Reflektif seperti yang dijelaskan oleh Subagya 2010: 68 adalah sebagai berikut: a. dapat diterapkan kepada semua kurikulum Paradigma Pedagogi Reflektif ini dapat diterapkan dalam semua kurikulum yang diterapkan pemerintah. Paradigma ini tidak menuntut tambahan apapun, selain pendekatan baru pada cara mengajarkan mata pelajaran yang ada. b. fundamental untuk proses belajar mengajar Paradigma ini dapat diterapkan pada ranah non-akademik, seperti kegiatan ekstrakurikuler, olahraga, program pelayanan masyarakat, retret, dan sebagainya. Paradigma ini dapat membantu siswa menemukan hubungan antara bagian-bagian dari suatu bidang studi atau dengan bidang-bidang studi lain. c. menjamin para pengajar menjadi pengajar yang lebih baik Paradigma ini memungkinkan para pengajar memperkaya baik isi maupun susunan yang mereka ajarkan, cara mendorong inisiatif siswa, cara mendorong siswa untuk aktif dan bertanggung jawab terhadap hasil studi, dan cara memotivasi siswa untuk menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan pengalaman siswa. d. mempribadikan proses belajar dan mendorong pelajar merefleksikan makna dan arti dari apa yang dipelajari Paradigma ini mendukung integrasi antara pengalaman belajar di ruang kelas dengan pengalaman di rumah, waktu bekerja, dunia teman sebaya, dan sebagainya. e. menekankan matra sosial belajar maupun mengajar Paradigma ini mendorong kerjasama yang erat dan berbagi pengalaman serta dialog antar siswa. Melalui interaksi tersebut lama-kelamaan siswa menjadi sadar bahwa pengalaman-pengalaman yang paling mendalam timbul dari hubungan yang manusiawi.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Peneliti akan memaparkan tiga penelitian yang relevan. Penelitian yang relevan pertama penelitian dari Supriyanto yang berjudul “PenerapanMetode PembelajaranStudentTeamsAchievementDivisionSTADuntukMeningkatkan KedisiplinandanHasilBelajarSiswaSMANPlusSukowonoJ ember”.Penelitiantindak ankelasinimenunjukkanpeningkatankedisiplinandanhasilbelajarsiswa kelasX- 1SMANPlusSukowonoJemberpadapelajaranekonomimenggunakan metodepembelajarankooperatiftipeSTAD.Persentaseketuntasanklasikalhasil belajarsiswadaripra-siklus56,3meningkatsetelahsiklus162,5dan siklus 2 87,5. Kedua merupakan penelitian dari Istiqomah, dkk. 2010 dengan judul Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation untuk Menumbukan Sikap Ilmiah Siswa. Penelitian ini mempunyai hasil jika pembelajaran dengan Group Investigation lebih efektif menumbuhkan sikap ilmiah siswa.Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa persentase sikap ilmiah kelas Jigsaw lebih tinggi dari Group Investigation pada kategori sedang dan tinggi, sedangkan pada kategori sangat tinggi persentase sikap ilmiah kelas Jigsaw lebih rendah daripada Group Investigation. Penelitian yang relevan ketiga adalah penelitian dari Widiyanti 2012 yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Karakter dengan Pendekatan PPR Dan Motivasi Belajar Terhadap Kepribadian Siswa”. Penelitian dilakukan dengan memberikan materi pelajaran yang sama terhadap kelas eksperimen dan kontrol namun pendekatan yang digunakan berbeda. Kelas eksperimen dengan pendekatan PPR dan kelas kontrol dengan pendekatan konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Terdapat perbedaan pengaruh pendidikan karakter dengan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif dan pendekatan konvensional terhadap kepribadian siswa dalam Pendidikan Agama Katolik, 2 Terdapat perbedaan kepribadian dalam Pendidikan Agama Katolik antara siswa yang memiliki motivasi tinggi dan motivasi rendah dalam belajar, 3 Terdapat interaksi pengaruh antara pendidikan karakter dengan pendekatan paradigma pedagogi refleksi dan motivasi belajar terhadap kepribadian siswa dalam Pendidikan Agama Katolik. Ketiga penelitian tentang kedisiplinan, sikap dan modelParadigma Pedagogi Reflektif PPR yang telah diungkapkan di atas menunjukan bahwa modelParadigma Pedagogi Reflektif PPR dapat membantu siswa dalam menunjukkan perannya dalam pembelajaran, meningkatkan sikap kedisiplinan siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menggunakan modelParadigma Pedagogi Reflektif PPR terhadap peningkatan sikap kedisiplinan siswa kelas III PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pada mata pelajaran Pkn di SDN Kledokan. Hubungan tersebut akan dijabarkan dan dirangkung dalam gambar 2.1. Gambar 2.1 skema penelitian yang relevan Gambar 2.1 menjelaskan posisi penelitian diantara penelitian-penelitian yang relevan. Tiga penelitian yang relevan merupakan penelitian tentang peningkatan sikap kedisiplinan dengan model Paradigma Pedagogi Reflektif. Ketiga penelitian tersebut menjadi acuan bagi peneliti dalam melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Sikap Kedisiplinan dalam Pembelajaran PKn Menggunakan Model Paradigma Pedagogi Reflektif bagi Siswa Kelas III SDN Kledokan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang telah ada. Penelitian ini melihat peningkatan sikap Peningkatan Sikap Kedisiplinan dalam Pembelajaran PKn Menggunakan Model Paradigma Pedagogi Reflektif bagi Siswa Kelas III SDN Kledokan Suprianto 2013 PenerapanMetode PembelajaranStudentTeamsAc hievementDivisionSTADunt ukMeningkatkan KedisiplinandanHasilBelajarS iswaSMANPlusSukowonoJe Istiqomah, dkk. 2010 Penggunaan Model Pembelajaran Group Investigation untuk Menumbukan Sikap Ilmiah Siswa. Widianti, dkk.2012. Pengaruh Pendidikan Karakter Dengan Pendekatan PPR Dan Motivasi Belajar Terhadap Kepribadian Siswa Peningkatan Kedisiplinan Sikap Pendekatan PPR

Dokumen yang terkait

ANALISIS IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR).

0 3 29

Pengembangan modul IPA ``Ayo Cinta Lingkungan`` untuk siswa kelas III SDN Babarsari Yogyakarta menggunakan pendekatan paradigma pedagogi reflektif.

0 0 2

Peningkatan sikap kedisiplinan dalam pembelajaran PKn menggunakan model pembelajaran paradigma pedagogi reflektif bagi siswa kelas III reflektif di SD Kanisius Kintelan.

7 53 249

Peningkatan sikap nasionalisme dalam pembelajaran PKN menggunakan model problem based learning bagi siswa kelas V di SDN Kledokan Yogyakarta.

0 0 272

Peningkatan sikap kedisiplinan pada pembelajaran PKn menggunakan model paradigma pedagogi reflektif bagi siswa kelas III Di SD Kanisius Kadirojo tahun ajaran 2015/2016.

2 9 230

Peningkatan sikap kedisiplinan dalam pembelajaran PKN dengan model paradigma pedagogi reflektif pada kelas III SDN Nanggulan.

10 106 192

Perbedaan prestasi belajar kelas V SDN Demangan Yogyakarta atas penerapan model pembelajaran berbasis paradigma pedagogi reflektif.

0 11 320

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKN dalam meningkatkan kesadaran siswa akan nilai kedisiplinan kelas II SD Negeri Sarikarya.

0 0 2

Pengembangan modul IPA ``Ayo Cinta Lingkungan`` untuk siswa kelas III SDN Babarsari Yogyakarta menggunakan pendekatan paradigma pedagogi reflektif

1 1 129

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada mata pelajaran PKN dalam meningkatkan kesadaran siswa akan nilai kedisiplinan kelas II SD Negeri Sarikarya

0 6 261