Dari hasil observasi itu juga, peneliti menemukan 64 atau 16 guru sudah menyiapkan ruang dan media pembelajaran sebelum kegiatan belajar
mengajar dimulai, sisanya 36 atau 9 guru hanya sekedar menyiapkan ruang tanpa mempersiapkan media pembelajaran atau langsung memulai pelajaran.
Terdapat 80 atau 20 guru yang memperhatikan kesiapan siswa untuk memulai pelajaran, namun masih ada 20 atau 5 guru yang kurang
memperhatikan hal tersebut. Ini menjelaskan bahwa masih terdapat beberapa guru yang kurang memperhatikan aspek pedagogik dalam standar
kompetens;i guru kelas. Dalam hal menyampaikan indikator pembelajaran hanya 32 atau 8
guru yang melaksanakan dengan baik dan 60 atau 15 guru sebelum memulai pelajaran melakukan apersepsi dengan baik. Untuk menggunakan
metode dan media yang dapat meningkatkan perhatian peserta didik hanya 24 atau 6 saja guru yang melaksanakannya, alhasil dalam meminimalisir
verbalisme atau yang lebih dikenal ceramah juga hanya 44 atau 11 guru yang dapat melakukannya.
Namun, sudah 52 atau 13 guru yang melibatkan siswa dalam setiap pembelajaran, 68 atau 17 guru dapat memfasilitasi siswa untuk berfikir
kritis dan memfasilitasi siswa untuk membuat laporan hasil diskusi atau tugas yang diberikan. Akan tetapi, hanya 52 atau 13 guru yang memfasilitasi
siswa untuk mendemonstrasikan hasil diskusi atau tugas individu, hal ini sering disebabkan oleh waktu yang tidak cukup hanya 40 atau 10 guru yang
tepat dapat penggunaan alokasi waktu. Tidak hanya itu yang diakibatkan oleh waktu yang tidak cukup, kegiatan konfirmasi juga sering terlewati dan pada
akhirnya hanya 68 atau 17 guru yang melakukan kegiatan konfirmasi. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya sudah 68 atau 17
guru melakukan hal tersebut dan 60 atau 15 guru sudah dengan baik membimbing siswa untuk menyimpulkan materi. Memberikan penilaian dan
tindak lanjut dalam pembelajaran dengan memberikan PR 84 atau 21 guru melakukan hal tersebut. Namun, hanya 24 atau 6 guru yang menyampaikan
sub materi untuk pertemuan selanjutnya.
Dalam hal penguasaan materi, 100 atau 25 guru menguasai namun hanya 44 atau 11 guru yang berkualitas baik dalam penyampaian materi,
hal ini disebabkan terlalu fokusnya guru dengan satu sumber buku pegangan tanpa menambahkan sumber lain yang relevan sehingga hanya ada 36 atau
9 guru yang menambahkan pengetahuan yang relevan untuk menambah informasi pengetahuan bagi peserta didik dalam arti lain ketika menjelaskan
materi hanya 36 atau 9 guru yang berwawasan luas dalam penyampaian materi. Jika dilihat maka guru yang memiliki standar
Minimnya sumber yang relevan dan pengetahuan guru juga berdampak saat kegiatan tanya-jawab, guru yang memiliki keterampilan baik
dalam menanggapi atau merespon pertanyaan peserta didik hanya 48 atau 12 dan hanya 44 atau 11 guru yang dapat memotivasi peserta didik yang
kurang aktif.
2. Hasil Wawancara
Objek yang diwawancarai disini ialah Kepala Sekolah. Dari hasil wawancara kepada Kepala Sekolah SDN Pondok Pucung 02 yang menjabat
sejak 2005 sampai sekarang 2014. Adapun hasil wawancara yang telah penulis lakukan adalah sebagai berikut:
Hasil wawancara dengan kepala sekolah SDN Pondok Pucung 02 dapat diketahui bahwa 100 kepala sekolah melakukan motivasi ekstrinsik
untuk memotivasi guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran. Dari hasil wawancara motivasi yang beliau lakukan adalah dengan berbagai cara
berikut ini : Kepala sekolah telah mewajibkan setiap guru untuk menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran RPP untuk setiap kali melaksanakan pembelajaran. Kemudian, kepala sekolah juga memberi teguran kepada setiap
guru yang tidak menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kali melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sebenarnya mulai diterapkannya
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP diberlakukan sejak berdirinya sekolah akan tetapi pada beberapa tahun ini, pihak sekolah sesekali
mengontrol jalannya pembelajaran dan memberikan reward bagi guru yang menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Hal ini untuk
memotivasi guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP dalam setiap proses pembelajaran meskipun masih banyak guru yang tidak
termotivasi untuk menyusun rencana pelaksaan pembelajaran RPP dalam proses pembelajaran. Disamping itu juga, kepala sekolah menberikan
penilaian terhadap RPP setiap guru di sekolah.Tidak hanya itu, kepala sekolah juga mengadakan pelatihan mengutus beberapa guru untuk mengikuti
pelatihan atau workshop diluar sekolah untuk kemajuan kompetensi guru dalam menyusun RPP dengan baik terlebih lagi disaat ada pembaharuan
kurikulum. Berbeda dengan hasil wawancara kepala sekolah SDN Pondok Pucung
02 yang melakukan 100 motivasi ekstrinsik untuk memotivasi guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran. hasil wawancara dengan kepala
sekolah MI Soebono Mantofani menunjukkan hanya 77,8 beliau memotivasi guru dengan menggunakan motivasi ekstrinsik. Sama halnya
dengan kepala sekolah SDN Pondok Pucung 02, beliau juga mewajibkan setiap guru untuk menyusun rencana pelaksanaan pembeljaran RPP dalam
setiap kali masuk kelas, memberikan teguran kepada yang tidak menyusun RPP, memperhatikan kemajuan kompetensi guru dengan mengontrol jalannya
kegiatan pembelajaran, memberikan penilaian terhadap RPP setiap guru, dan mengadakan maupun mengikutsertakan guru untuk mengikuti pelatihan atau
workshop yang
berkaitan dengan
peningkatan kompetensi
guru. Perbedaannya hanya pada pemberian reward, kepala sekolah MI Soebono
Mantofani menganggap RPP ini masih bagian dari tugas guru selain mengajar sehingga beliau merasa bahwa tidak perlu adanya pemberian reward khusus
bagi guru yang menyusun RPP secara berkala.
3. Hasil Angket
Pada penelitian ini, peneliti mencoba mengukur atau menilai motivasi guru dalam membuat perencanaan pembelajaran melalui penyebaran angket. Total
pertanyaan adalah sebanyak 25 item dan jumlah responden yang masuk dalam pengolahan data tersebut sebanyak 25 orang, yang terdiri dari 12 guru kelas SDN
Pondok Pucung 02 dan 13 orang guru kelas MI Soebono Mantofani. Adapun data tabel frekuensi peneliti paparkan sebagai berikut :
Tabel 4.1 Saya Merasa Senang Menyusun RPP
No. Item Alternatif Jawaban
Frekuensi Prosentase
1. Sangat Setuju
3 12
Setuju 20
80 Tidak Setuju
2 8
Sangat Tidak Setuju Jumlah
25 100
Tabel di atas menjelaskan bahwa 12 yang menjawab sangat setuju, 80 menjawab setuju, dan 8 menjawab tidak setuju. Ini menunjukkan
bahwa mereka menyenangi kehidupannya sebagai seorang guru.
Tabel 4.2 RPP Merupakan Bagian Dari Mengajar
No. Item Alternatif Jawaban
Frekuensi Prosentase
2. Sangat Setuju
12 48
Setuju 12
48 Tidak Setuju
1 4
Sangat Tidak Setuju Jumlah
25 100
Tabel di atas menjelaskan bahwa 48 yang menjawab sangat setuju, 48 menjawab setuju, dan 4 menjawab tidak setuju. Ini menunjukkan
bahwa RPP merupakan bagian dari mengajar bagi mereka.
Tabel 4.3 Saya Merasa Senang Menerapkan RPP Dalam Pembelajaran
No. Item Alternatif Jawaban
Frekuensi Prosentase
3. Sangat Setuju
3 12
Setuju 20
80 Tidak Setuju
2 8
Sangat Tidak Setuju Jumlah
25 100