Motivasi Kerja Guru Kelas Dalam Penyusunan
5 As
71 6
Yy 60
7 Fm
72 8
Ay 66
9 Sm
85 10
Aw 93
11 Zl
86 12
Jn 96
13 An
80 14
Nt 95
15 Re
80 16
Yl 81
17 Abdr
85 18
Mrf 88
Pada hasil penilaian RPP yang dilakukan peneliti di atas, dapat diketahui bahwa 10 RPP guru 55,6 mendapat nilai 80
– 100 baik, 6 RPP guru 27,8 mendapat nilai 70
– 79 cukup dan 2 RPP guru 16,7 mendapat nilai
≤ 59 kurang, sehingga dapat disimpulkan bahwa penyusunan RPP yang dilakukan oleh guru di kedua sekolah tersebut disusun sesuai
dengan komponen-komponen RPP yang terdapat dalam Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang standar proses dan langkah-langkah dalam RPP yang
memuat kegiatan pendahuluan, kegiatan inti yang didalamnya terdapat kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, dan kegiatan penutup. Hal ini
membuktikan bahwa penyusunan RPP dilakukan sebagai pedoman guru dalam proses pembelajaran agar pembelajaran menjadi berkualitas karena
telah terencana dengan baik. Meskipun sudah diketahui bahwa guru memiliki motivasi intristik
dalam menyusun RPP akan tetapi bukan berarti motivasi ekstrinstik tidak mendukung dalam penyusunan tersebut, seperti yang dikatakan Ngalim
Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan 2007, yang dimaksud motif ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan
sesuatu. Makna segala sesuatu yang diungkapkan Ngalim Purwanto dapat diartikan dorongan dari dalam diri sendiri maupun dorongan dari luar yang
memberikan rangsangan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu demi mencapai tujuan.
Adanya pengaruh motivasi ekstrinsik dapat dibuktikan dari hasil data wawancara peneliti dengan kepala sekolah SDN Pondok Pucung 02 dan MI
Soebono Mantofani. Dari hasil wawancara yang diperoleh, dapat diketahui bahwa kepala sekolah SDN Pondok Pucung 02 telah mewajibkan setiap guru
untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP untuk setiap kali melaksanakan pembelajaran. Kemudian, kepala sekolah juga memberi
teguran kepada setiap guru yang tidak menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kali melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Disamping itu juga, kepala sekolah menberikan penilaian terhadap RPP setiap guru di sekolah. Tidak hanya itu, kepala sekolah juga mengadakan
pelatihan mengutus beberapa guru untuk mengikuti pelatihan atau workshop diluar sekolah untuk kemajuan kompetensi guru dalam menyusun RPP
dengan baik terlebih lagi disaat ada pembaharuan kurikulum. Kemudian dari hasil wawancara di MI Soebono Mantofani juga dapat
diketahui bahwa kepala sekolah telah mewajibkan setiap guru untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran RPP untuk setiap kali
melaksanakan pembelajaran. Kepala sekolah juga memberi teguran kepada setiap guru yang tidak menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran untuk
setiap kali melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kepala sekolah menganggap RPP merupakan bagian dari mengajar sehingga tidak ada kompensasi atau
reward khusus bagi guru yang menyusun RPP tepat waktu dan secara berkala di MI Soebono Mantofani. Meskipun tidak adanya reward, kepala sekolah
tetap memperhatikan kemajuan kompetensi guru dengan mengontrol jalannya kegiatan pembelajaran, memberikan penilaian terhadap RPP setiap guru, dan
mengadakan maupun mengikutsertakan guru untuk mengikuti pelatihan atau workshop yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi guru.
Jika melihat dari hasil wawancara tersebut, dapat menunjukan bahwa motivasi ekstrinstik juga mendukung dalam penyusunan RPP yang dilakukan
oleh guru sehingga faktor motivasi dari pihak sekolah juga memberikan dorongan yang lebih terhadap guru yang tidak menyusun RPP tersebut. Salah
satu faktor motivasi ekstrinstik yang sangat berpengaruh adalah pihak sekolah
pihak sekolah mewajibkan guru untuk menyusun RPP dan memberikan teguran bagi guru yang belum menyusun RPP.Hal ini dilakukan oleh 2
sekolah yang peneliti teliti, baik SDN Pondok Pucung 02 maupun MI Soebono Mantofani.
Dengan adanya tindakan dari pihak sekolah tersebut menumbuhkan motivasi seseorang guru untuk menyusun RPP di sekolah. Indikator yang
juga menguatkan bahwa motivasi ekstrinstik tetap mendukung terhadap motivasi intristik dalam meningkatkan motivasi guru dalam menyusun RPP
dapat dilihat dari hasil angket dan wawancara tentang pemberian reward guru dalam melakukan penyusunan RPP.Berikut penulis sajikan dalam bentuk
tabel.
Saya Menyusun RPP Untuk Memenuhi Beban Sertifikasi No. Item
Alternatif Jawaban Frekuensi
Prosentase
24. Sangat Setuju
3 12
Setuju 20
88 Tidak Setuju
2 10
Sangat Tidak Setuju Jumlah
25 100
Tabel di atas menjelaskan bahwa 12 yang menjawab sangat setuju, 88 menjawab setuju, dan 40 menjawab tidak setuju. Ini menunjukkan
bahwa mereka menyusun RPP untuk memenuhi beban sertifikasi.
Saya menyusun RPP hanya untuk kenaikan golongan No. Item
Alternatif Jawaban Frekuensi
Prosentase
20. Sangat Setuju
3 12
Setuju 11
44 Tidak Setuju
10 40
Sangat Tidak Setuju 1
4 Jumlah
25 100
Tabel di atas menjelaskan bahwa 12 yang menjawab sangat setuju, 44 menjawab setuju, 40 menjawab tidak setuju, dan 4 menjawab
sangat tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa mereka menyusun RPP untuk untuk kenaikan golongan.
Dua tabel frekuensi di atas yang berisi pernyataan yang mengandung motivasi ekstrinsik berupa kompensasi, mereka menyatakan setuju terhadap
dua pernyataan diatas. Dari dua indikator tersebut dapat membuktikan bahwa motivasi ekstrinstik juga mendukung terhadap guru dalam menyusun RPP
karena dapat membantu guru untuk mendapatkan reward. Tentu saja hal ini menjadi motivasi mereka untuk menyusun RPP tersebut.
Motivasi ekstrinstik pada tabel di atas merupakan motivasi kuat yang mendukung guru dalam membuat RPP, hal ini dapat dijelaskan karena beban
sertifikasi, dan kenaikan golongan untuk guru merupakan hal penting bagi seorang guru dalam meningkatkan karier bahkan meningkatkan kesejahteraan
guru tersebut. Kuatnya motivasi intrinsik yang didukung oleh motivasi ekstrinsik,
bukan berarti tidak ada masalah yang dihadapi guru dalam penyusunan RPP. Salah satu masalah penting yang peneliti temukan adalah guru merasa
keberatan jika harus menyusun RPP sebelum memasuki tahun ajaran baru. Pada masalah ini, terdapat 40 guru yang keberatan menyusun RPP sebelum
memasuki tahun ajaran baru.