Kegiatan Penutup METODOLOGI PENELITIAN

2. Trianggulasi Trianggulasi merupakan suatu teknik pemeriksaan data dengan membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber ke sumber lainnya pada saat yang berbeda atau membandingkan data yang memperoleh dari sumber ke sumber lainnya dengan pendekatan yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk mengecek atau membandingkan data penelitian yang dilakukan sehingga informasi yang didapatkan memperoleh kebenaran. 3. Mengadakan membercheck Membercheck dimaksudkan untuk memeriksa keabsahan data. Membercek dilakukan setiap akhir kegiatan wawancara. Dalam hal ini, peneliti berusaha menggulang kembali garis besar hasil wawancara berdasarkan catatan yang dilakukan peneliti agar informasi yang diperoleh dapat digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh sumber data.

F. Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah baru kemudian dilakukan analisis model interaktif dengan tahapan: 1. Pengumpulan Data Peneliti membuat catatan yang dikumpulkan melalui melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi, dan angket yang merupakan catatan lapangan yang terkait dengan pertanyaan dan atau tujuan penelitian. Data yang dikumpulkan adalah motivasi guru kelas dalam penyusunan perencanaan pembelajaran dan motivasi guru kelas dalam penerapan perencanaan pembelajaran di kelas. 2. Reduksi Data Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung, bahkan langkah ini dilakukan sebelum data benar-benar dikumpulkan. Peneliti sudah mengetahui data apa saja yang dibutuhkan terkait penelitiannya tentang motivasi kerja guru kelas dalam penyusunan perencanaan pembelajaran dan motivasi guru dalam penerapan perencanaan pembelajaran di kelas. 3. Penyajian Data Setelah melakukan reduksi data, langkah selanjutnya adalah penyajian data atau sekumpulan informasi yang terkumpul melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi dan pengisian angket. 4. Skoring Memberikan nilai pada setiap observasi, dokumentasi, dan jawaban angket. Kemudian melihat rata-rata skor jawaban responden, dengan klasifikasi sebagai berikut : Tabel 3.7 Klasifikasi Skor Observasi Klasifikasi Keterangan Jumlah Skor Jawaban 80 – 100 Baik 60 – 79 Cukup ≤ 59 Kurang Tabel 3.8 Klasifikasi Skor Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Klasifikasi Keterangan Jumlah Skor Jawaban 80 – 100 Baik 60 – 79 Cukup ≤ 59 Kurang Tabel 3.9 Klasifikasi Skor Angket Klasifikasi Keterangan Jumlah Skor Jawaban 25 – 30 Rendah 51 – 75 Sedang 76 – 100 Tinggi Setelah pengumpulan data, tahap berikutnya data tersebut di analisa dengan analisis kuantitatif secara deskriptif analisis. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut : P = F X 100 N Keterangan : P : Prosentase F : Frekuensi jawaban responden N : Jumlah responden 5. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh dari lapangan dengan analisa kualitatif secara deskriptif dan menyajikan data hasil penelitian dalam bentuk teks yang bersifat naratif. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Hasil Observasi

Dalam observasi disini langkah-langkah yang dilakukan peneliti ialah: mengumpulkan data-data tentang proses pembelajaran yang terjadi di dlam kelas yang di lakukan oleh guru-guru kelas. Adapun hasil yang di peroleh penulis saat melakukan observasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.0 Hasil Observasi Proses Kegiatan Belajar Mengajar di SDN Pondok Pucung 02 dan Madrasah Ibtidaiyah Soebono Mantofani No. Inisial Responden Skor 1 S 54,4 2 B 53,3 3 Ss 55,6 4 Mr 51,1 5 H 53,3 6 Is 70 7 Aa 67,8 8 My 65,6 9 Er 63,6 10 Ry 75,6 11 Nj 86,7 12 As 81,1 13 Yy 82,2 14 Fm 82,2 15 Ay 85,7 16 Sm 92,2 17 Aw 92,2 18 Zl 92,2 19 Jn 97,8 20 An 90 21 Nt 95,6 22 Re 98,9 23 Yl 92,2 24 Abdr 93,3 25 Mrf 97,8 Ket: guru yang tidak mempunyai RPP Pada hasil observasi yang diperoleh oleh peneliti, peneliti menemukan ada beberapa guru yang mengajar tidak diawali dengan menyusun RPP dan sebagian besar guru mengajar menggunakan RPP. Di samping itu, pada penilaian observasi terdapat beragam penilaian yang dilakukan peneliti guna mengetahui apakah guru menerapkan RPP yang mereka pada proses pembelajaran di dalam kelas atau guru hanya membuat RPP tetapi tidak menerapkannya di dalam kelas. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa ada 7 guru yang tidak menyusun RPP dan 18 guru menyusun RPP. Proses Pembelajaran oleh 5 guru tidak menyusun RPP, bisa dikatakan pembelajaran tersebut berjalan kurang baik karena pembelajaran berjalan tidak terstruktur. Sedangkan 2 guru yang tidak menyusun RPP, proses pembelajarannya sudah berjalan cukup baik. Dalam hal ini, peneliti menemukan bahwa guru yang mempunyai nilai di bawah 60 merupakan guru yang tidak mempunyai RPP. Hal ini menjadikan alasan bahwa RPP merupakan perangkat pembelajaran yang penting. Sesuai dengan dengan standar kompetensi guru kelas SDMI bahwa setiap guru harus dapat mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu. Sehingga dengan Rancangan pelaksanaan pembelajaran yang di buat oleh guru dapat membuat kegiatan beajar mengajar yang kondusif sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah di siapkan. Pada tabel di atas, peneliti juga menemukan terdapat 5 guru yang mempunyai standar kompetensi guru kelas SDMI di atas 60-70, dan 15 guru yang mempunyai standar kompetensi di atas 80-90. Guru yang mempunyai nilai 60-70 merupakan guru yang memiliki standar kompetensi yang cukup baik, dalam aspek peddagogik, aspek kepribadian, maupun aspek sosial. Akan tetapi dari salah satu aspek tersebut beberapa guru masih kurang memilikinya, karena 2 dari 5 guru tersebut melakukan kegiatan belajar mengajar tidak menggunakan RPP. Sehingga kurangnya guru dalam membentuk proses kegiatan belajar mengajar yang baik.