Laporan Tahunan 2010
PT Elnusa Tbk
342
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT ELNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009 Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain PT ELNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Years Ended December 31, 2010 and 2009 Expressed in Millions of Rupiah,
Unless Otherwise Stated
114
32. TUJUAN DAN
KEBIJAKAN MANAJEMEN
RISIKO KEUANGAN 32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES
AND POLICIES
Instrumen keuangan utama Perusahaan dan Anak perusahaan terdiri dari instrumen keuangan aset
dan instrumen kewajiban keuangan. Instrumen keuangan aset terdiri atas kas dan setara kas,
investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang sewa pembiayaan, piutang lain-lain - pihak ketiga,
piutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan aset lain-lain - kas dan setara kas yang
dibatasi penggunaannya. Sedangkan instrumen kewajiban keuangan terdiri atas pinjaman jangka
pendek, hutang usaha, hutang lain-lain - pihak ketiga, biaya masih harus dibayar, hutang pihak
yang
mempunyai hubungan
istimewa dan
kewajiban jangka panjang. Tujuan utama dari instrumen keuangan tersebut adalah untuk
mengumpulkan dana untuk kegiatan operasional Perusahaan dan Anak perusahaan.
The Companys and Subsidiaries’ principal financial instruments comprise financial assets and
financial liabilities. Financial asset instruments consist of cash and cash equivalents, short-term
investments, trade receivables, finance lease receivables, other receivables - third parties, due
from related parties and other assets - restricted cash and cash equivalents. Financial liabilities
instruments consist of short-term loans, trade payables, other payables - third parties, accrued
expenses, due to related parties and long-term debts. The main purpose of these financial
instruments is to raise funds for the Company’s and Subsidiaries’ operations.
Telah menjadi kebijakan Perusahaan dan Anak perusahaan bahwa tidak akan ada perdagangan
dalam instrumen keuangan yang akan dilakukan. It is and has been the Company’s and
Subsidiaries’ policy that no trading in financial instruments shall be undertaken.
Risiko utama dari instrumen keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan adalah risiko tingkat suku
bunga, risiko mata uang, risiko kredit dan risiko likuiditas. Penelaahan direktur dan kebijakan yang
disetujui untuk mengelola masing-masing risiko ini dijelaskan secara detail sebagai berikut:
The main risks arising from the Company’s and Subsidiaries’ financial instruments are interest rate
risk, currency risk, credit risk and liquidity risk. The directors review and approve policies for managing
each of these risks, which are described in more detail as follows:
a. Risiko tingkat suku bunga a. Interest rate risk
Risiko tingkat suku bunga Perusahaan dan Anak perusahaan terutama timbul dari
pinjaman untuk tujuan modal kerja dan investasi. Pinjaman pada berbagai tingkat
suku bunga
variabel menunjukkan
Perusahaan dan Anak perusahaan kepada nilai wajar risiko tingkat suku bunga.
The Company’s and Subsidiaries’ interest rate risk mainly arises from loans for working
capital and investment purposes. Loans at variable rates expose the Company and
Subsidiaries to fair value interest rate risk.
Analisis sensitivitas untuk risiko tingkat suku bunga
Sensitivity analyisis for interest rate risk Pada tanggal 31 Desember 2010, jika tingkat
suku bunga pinjaman meningkatmenurun sebesar 50 lima puluh basis poin dengan
semua variabel konstan, laba sebelum pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal
tersebut
sebesar Rp4,2
miliar lebih
rendahtinggi, terutama
sebagai akibat
kenaikanpenurunan biaya
bunga atas
pinjaman dengan tingkat bunga mengambang. As of December 31, 2010, had the interest
rate of the loans been 50 fifty basis points higherlower with all other variables held
constant, income before tax for the year then ended would have been Rp4.2 billion
lowerhigher, mainly as a result of higherlower interest expense on loans with floating interest
rates.
Untuk modal kerja, hutang dan pinjaman investasi, Perusahaan dan Anak perusahaan
berusaha dengan mengurangi risiko tingkat suku bunganya dengan cara mendapatkan
struktur pinjaman
dengan suku
bunga kompetitif.
For working capital, investment loans and borrowings, the Company and Subsidiaries
may seek to mitigate its interest rate risk by obtaining loans structure with competitive
interest rate.
PT Elnusa Tbk 2010 Annual Report
343
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT ELNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009 Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain PT ELNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Years Ended December 31, 2010 and 2009 Expressed in Millions of Rupiah,
Unless Otherwise Stated
115
32. TUJUAN DAN
KEBIJAKAN MANAJEMEN
RISIKO KEUANGAN lanjutan 32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES
AND POLICIES continued
b. Risiko mata uang asing b. Foreign currency risk
Mata uang pelaporan Perusahaan dan Anak perusahaan adalah Rupiah. Perusahaan dan
Anak perusahaan dapat menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing karena pinjaman,
pendapatan usaha dan biaya beberapa pembelian utamanya dalam mata uang Dolar
AS atau harga yang secara signifikan dipengaruhi oleh tolak ukur perubahan
harganya dalam mata uang asing terutama Dolar AS seperti yang dikutip dari pasar
internasional.
Apabila pendapatan
dan pembelian Perusahaan dan Anak perusahaan
di dalam mata uang selain Rupiah, dan tidak seimbang dalam hal kuantum danatau
pemilihan waktu, Perusahaan dan Anak perusahaan harus menghadapi risiko mata
uang asing. The Company’s and Subsidiaries’ reporting
currency is the Rupiah. The Company and Subsidiaries faces foreign exchange risk as its
borrowings, operating revenue and the costs of
certain key
purchases are
either denominated in US Dollar or whose price is
significantly influenced by their benchmark price movements in foreign currencies mainly
US Dollar as quoted in the international markets. To the extent that the revenue and
purchases of the Company and Subsidiaries are denominated in currencies other than
Rupiah, and are not evenly matched in terms of quantum andor timing, the Company and
Subsidiaries
have exposure
to foreign
currency risk. Perusahaan dan Anak perusahaan tidak
mempunyai kebijakan lindung nilai yang formal untuk laju pertukaran mata uang asing.
Bagaimanapun, terkait dengan hal-hal yang telah didiskusikan pada paragraf di atas,
fluktuasi dalam nilai tukar Rupiah dan Dolar AS menghasilkan lindung nilai natural untuk
laju nilai tukar Perusahaan dan Anak perusahaan.
The Company’s and Subsidiaries’ do not have any formal hedging policy for foreign
exchange exposure. However, in relation to the matters discussed in the preceding
paragraph, the fluctuations in the exchange rates between the Rupiah and US Dollar
provide some degree of natural hedge for the Company’s
and Subsidiaries’
foreign exchange exposure.
Analisis sensitivitas untuk risiko nilai mata uang asing
Sensitivity analysis for foreign currency risk Pada tanggal 31 Desember 2010, jika nilai
tukar Rupiah terhadap
Dolar AS
menurunmeningkat sebanyak 1,00 dengan semua variabel konstan, pendapatan sebelum
pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
sebesar Rp2,3
miliar lebih
tinggirendah, terutama
sebagai akibat
keuntungankerugian translasi kas dan setara kas, piutang usaha, hutang usaha, biaya
masih harus dibayar dan pinjaman yang dikenakan bunga dalam Dolar AS.
As of December 31, 2010, had the exchange rate of the Rupiah against the US Dollar
depreciatedappreciated by 1.00 with all other variables held constant, income before
tax for the year then ended would have been Rp2.3 billion higherlower, mainly as a result
of foreign exchange gainslosses on the translation of cash and cash equivalents, trade
receivables,
trade payables,
accrued expenses
and interest-bearing
loans denominated in US Dollar.