PT Elnusa Tbk 2010 Annual Report
343
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT ELNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009 Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain PT ELNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Years Ended December 31, 2010 and 2009 Expressed in Millions of Rupiah,
Unless Otherwise Stated
115
32. TUJUAN DAN
KEBIJAKAN MANAJEMEN
RISIKO KEUANGAN lanjutan 32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES
AND POLICIES continued
b. Risiko mata uang asing b. Foreign currency risk
Mata uang pelaporan Perusahaan dan Anak perusahaan adalah Rupiah. Perusahaan dan
Anak perusahaan dapat menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing karena pinjaman,
pendapatan usaha dan biaya beberapa pembelian utamanya dalam mata uang Dolar
AS atau harga yang secara signifikan dipengaruhi oleh tolak ukur perubahan
harganya dalam mata uang asing terutama Dolar AS seperti yang dikutip dari pasar
internasional.
Apabila pendapatan
dan pembelian Perusahaan dan Anak perusahaan
di dalam mata uang selain Rupiah, dan tidak seimbang dalam hal kuantum danatau
pemilihan waktu, Perusahaan dan Anak perusahaan harus menghadapi risiko mata
uang asing. The Company’s and Subsidiaries’ reporting
currency is the Rupiah. The Company and Subsidiaries faces foreign exchange risk as its
borrowings, operating revenue and the costs of
certain key
purchases are
either denominated in US Dollar or whose price is
significantly influenced by their benchmark price movements in foreign currencies mainly
US Dollar as quoted in the international markets. To the extent that the revenue and
purchases of the Company and Subsidiaries are denominated in currencies other than
Rupiah, and are not evenly matched in terms of quantum andor timing, the Company and
Subsidiaries
have exposure
to foreign
currency risk. Perusahaan dan Anak perusahaan tidak
mempunyai kebijakan lindung nilai yang formal untuk laju pertukaran mata uang asing.
Bagaimanapun, terkait dengan hal-hal yang telah didiskusikan pada paragraf di atas,
fluktuasi dalam nilai tukar Rupiah dan Dolar AS menghasilkan lindung nilai natural untuk
laju nilai tukar Perusahaan dan Anak perusahaan.
The Company’s and Subsidiaries’ do not have any formal hedging policy for foreign
exchange exposure. However, in relation to the matters discussed in the preceding
paragraph, the fluctuations in the exchange rates between the Rupiah and US Dollar
provide some degree of natural hedge for the Company’s
and Subsidiaries’
foreign exchange exposure.
Analisis sensitivitas untuk risiko nilai mata uang asing
Sensitivity analysis for foreign currency risk Pada tanggal 31 Desember 2010, jika nilai
tukar Rupiah terhadap
Dolar AS
menurunmeningkat sebanyak 1,00 dengan semua variabel konstan, pendapatan sebelum
pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
sebesar Rp2,3
miliar lebih
tinggirendah, terutama
sebagai akibat
keuntungankerugian translasi kas dan setara kas, piutang usaha, hutang usaha, biaya
masih harus dibayar dan pinjaman yang dikenakan bunga dalam Dolar AS.
As of December 31, 2010, had the exchange rate of the Rupiah against the US Dollar
depreciatedappreciated by 1.00 with all other variables held constant, income before
tax for the year then ended would have been Rp2.3 billion higherlower, mainly as a result
of foreign exchange gainslosses on the translation of cash and cash equivalents, trade
receivables,
trade payables,
accrued expenses
and interest-bearing
loans denominated in US Dollar.
Laporan Tahunan 2010
PT Elnusa Tbk
344
The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT ELNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2010 dan 2009 Disajikan dalam Jutaan Rupiah,
Kecuali Dinyatakan Lain PT ELNUSA Tbk AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
Years Ended December 31, 2010 and 2009 Expressed in Millions of Rupiah,
Unless Otherwise Stated
116
32. TUJUAN DAN
KEBIJAKAN MANAJEMEN
RISIKO KEUANGAN lanjutan 32. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES
AND POLICIES continued
c. Risiko kredit c. Credit risk
Risiko kredit yang dihadapi oleh Perusahaan dan Anak perusahaan berasal dari kredit yang
diberikan kepada
pelanggan. Untuk
meringankan risiko ini, ada kebijakan untuk memastikan penjualan jasaproduk hanya
dibuat kepada
pelanggan yang
dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah
kredit yang baik. Ini merupakan kebijakan Perusahaan dan Anak perusahaan dimana
semua pelanggan yang akan melakukan pembelian jasaproduk secara kredit harus
melalui prosedur verifikasi kredit. Untuk pendapatan usaha, Perusahaan dan Anak
perusahaan memberikan jangka waktu kredit dari
faktur yang
diterbitkan. Sebagai
tambahan, saldo piutang dipantau secara terus
menerus untuk
mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih.
The Company and Subsidiaries are exposed to credit risk arising from the credit granted to
its customers. To mitigate this risk, it has policies in place to ensure that sales of
servicesproducts are
made only
to creditworthy customers with proven track
record or good credit history. It is the Company’s and Subsidiaries’ policy that all
customers who
wish to
trade of
servicesproducts on credit are subject to credit verification procedures. For operating
revenues, the Company and Subsidiaries may grant its customers credit terms from the
issuance of invoice. In addition, receivable balances are monitored on an ongoing basis
to reduce the Company’s and Subsidiaries’ exposure to bad debts.
Ketika pelanggan tidak mampu melakukan pembayaran dalam jangka waktu yang telah
diberikan, Perusahaan dan Anak perusahaan akan
menghubungi pelanggan
untuk menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh
tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu
yang telah ditentukan, Perusahaan dan Anak perusahaan akan menindaklanjuti melalui jalur
hukum.
Tergantung pada
penilaian Perusahaan
dan Anak
perusahaan, penyisihan khusus mungkin dibuat jika piutang
dianggap tidak tertagih. Untuk meringankan risiko
kredit, Perusahaan
dan Anak
perusahaan akan menghentikan penyaluran semua jasaproduk kepada pelanggan sebagai
akibat gagal bayar. When a customer fails to make payment
within the credit term granted, the Company and Subsidiaries will contact the customer to
act on the overdue receivables. If the customer does not settle the overdue
receivable within a reasonable time, the Company and Subsidiaries will proceed to
commence legal proceedings. Depending on the Company’s and Subsidiaries’ assessment,
specific provisions may be made if the receivable is deemed uncollectible. To
mitigate credit risk, the Company and Subsidiaries will cease the supply of all
servicesproducts to the customer in the event of late payment andor default.
d. Risiko likuiditas d. Liquidity risk
Perusahaan dan Anak perusahaan mengelola profil likuiditasnya untuk dapat mendanai
pengeluaran modalnya dan mengelola hutang yang jatuh tempo dengan mengatur kas yang
cukup dan ketersediaan pendanaan melalui jumlah fasilitas kredit berkomitmen yang
cukup. The Company and Subsidiaries manage its
liquidity profile to be able to finance its capital expenditure and service its maturing debts by
maintaining sufficient cash and the availability of funding through an adequate amount of
committed credit facilities.
Perusahaan dan Anak perusahaan secara reguler mengevaluasi proyeksi arus kas dan
terus menerus menilai kondisi pada pasar keuangan untuk kesempatan mengejar inisiatif
penggalangan dana.
Inisiatif-inisiatif ini
termasuk hutang bank dan isu pasar modal. The Company and Subsidiaries regularly
evaluate its projected and actual cash flow information
and continuously
assesses conditions in the financial markets for
opportunities to pursue fund-raising initiatives. These initiatives may include bank loans and
capital market issues.