PT Elnusa Tbk 2010 Annual Report
97
• Insan Perseroan DILARANG memberikan atau menjanjikan hadiah dan hiburan kepada pihak
yang berhubungan dengan Perusahaan
9. Kebijakan Benturan Kepentingan
Perseroan memiliki kebijakan yang mengatur mengenai benturan kepentingan. Dalam kebijakan
ini diatur mengenai hal-hal yang termasuk dalam kategori benturan kepentingan, cara penanganan
dan berbagai aspek lain terkait lainnya.
10. Whistleblower Policy
Perseroan memiliki
ketentuan mengenai
whistleblower policy yakni sistem pelaporan
pelanggaran. Dalam ketentuan ini diatur mengenai mekanisme pelaporan pelanggaran. Selain itu,
diatur juga mengenai tahap penerimaan laporan, tahap penyelidikan sampai kepada tahap pemberian
keputusan dan sanksi yang akan diberikan apabila pelanggaran yang dilaporkan terbukti.
11. Berbagai kebijakan dan prosedur lain terkait dengan kepengurusan perusahaan berbasis GCG
Perseroan memiliki berbagai kebijakan lain yang terkait dengan kepengurusan berbasis GCG. Tanggung
jawab penyusunan berada di Section of System and Procedure
. Dengan terpusatnya tanggung jawab penyusunan kebijakan dan prosedur, diharapkan
dapat tercipta sebuah sistem yang komprehensif dan terintegrasi bagi seluruh Insan Perseroan.
Pembagian tata kebijakan Perseroan terdiri atas Kebijakan Mutu, Manual Mutu, Kebijakan, Prosedur,
Manual dan Dokumen Pendukung.
Sampai dengan bulan September 2010 telah berhasil disusun sebanyak 23 Kebijakan dari berbagai divisi
di Perseroan. • AllemployeesoftheCompanyareProhibitedto
promise a reward or entertainment to anyone related to the company.
9. Conflict of Interest Policy
The company has a policy to deal with any conflict of interest. This particular policy regulates any
notions categorized as conflict of interest along with the solution and other related aspects.
10. Whistleblower Policy
The Company has a whistleblower policy, which is a violation reporting system. This policy administers
the violation reporting mechanism. Also it regulates report reception, investigation until decision making
phase and the sanctions applied supposed the violation is proven.
11. Several other policies and procedures related to GCG-based management
The Company has several other polciies relating to GCG-based management. Responsibility for policy
formulation lies on the Section of System and Procedure. With centralized responsibility for policy
and procedure formulation, a comprehensive and integrated system is expected to be established
for all employees of the Company.
Corporate policies are comprised of Quality Policy, Quality Manual, Policy, Procedure, Manual and
Supporting Documents.
Until September 2010, there has been 23 policies which were compiled from various divisions in the
Company.
Laporan Tahunan 2010
PT Elnusa Tbk
98
Perubahan internal Organisasi Perseroan menuntut adanya adaptasi terhadap struktur organisasi dan
proses bisnis business process di lingkungan Perseroan. Berkenaan dengan kelancaran dan
kelangsungan operasi Perseroan, kebijakan dan prosedur atas proses bisnis di Perseroan perlu
distandarkan dan disempurnakan.
Pendekatan dalam menentukan proses bisnis berasal dari ketentuan pemangku kepentingan stakeholder
requirement yang akan dijalankan oleh Perseroan
sehingga dapat menghasilkan kepuasan stakeholder satisfaction
. Perseroan telah menentukan bisnis inti pada Jasa Hulu Migas Terintegrasi Integrated Upstream Oil
Gas Services , yang meliputi Geoscience Services, Drilling
Services dan Oilfield Services, serta pengembangan
usahanya business development. Identifikasi terhadap stakeholder requirement
kemudian dirumuskan dalam rencana bisnis business plan Perseroan dan menjadi
target pencapaian di semua lini, mulai dari pra operasi, operasi dan pasca operasi. Sementara dalam menjalankan
setiap tahapan aktivitas operasional tersebut didukung oleh fungsi-fungsi Shared Services Support di Perseroan.
Secara garis besar Business Process yang dijalankan di Perseroan digambarkan seperti gambar berikut,
dimana dapat dilihat keterlibatan masing-masing proses, sekaligus merepresentasikan unsur organisasi
yang mewakilinya. Internal changes in the Company’s organization needs
a quick adaptation to organizational structure and business process in the Company’s environment. In
order to facilitate smooth and sustained operation, policies and procedure for business process in
the Company shall be standardized and constantly improved.
Approach for determining business process comes from stakeholder requirements which will be executed
by the Company to meet stakeholder’s satisfaction. The Company has determined the core business on
integrated upstream oil and gas services comprising of Geoscience Services, Drilling Services and Oilfield
Services, as well as its business development. Identification to stakeholder requirements is then
formulated into corporate business plan and becomes the target of achievement across the lines, from pre-
operation, operation and post-operation. Meanwhile, in each of the operational phase, the Company is
supported by Shared ServicesSupport Functions.
In general, business process in the Company can be drawn below, where involvement of each process is
vividly described and shows organizational element representing it.
OPERATION
SUPPORTSHARED SERVICES PLANNING
PERFORMANCE BUSINESS PROCESS
CONTROL
OPERA TIONAL
SYSTEM INPUT
STAKEHOLDER REQUIREMENT
STAKEHOLDER R SATISFACTION
INTEGRATED UPSTREAM OIL GAS SERVICES AND BUSINESS DEVELOPMENT
ASSURANCE
SYSTEM OUTPUT
PROCESS
SISTEM DAN PROSEDUR PERSEROAN
Corporate System and Procedure
PT Elnusa Tbk 2010 Annual Report
99
Pada tahun 2010 Section of System Procedure Perseroan
telah menyusun
Dokumen Sistem
Manajemen Perseroan, yaitu dokumen yang merupakan rumusan kebijakan, peraturan, ketentuan, prosedur dan
dokumen lainnya yang dipakai sebagai pedoman dalam aktivitaspekerjaankegiatan operasional Perseroan
untuk menjamin mutu dari masukan input, proses dan hasil output yang distandarkandiinginkan.
Dokumen Sistem Mutu terdiri dari beberapa dokumen yang terkendali, yaitu :
In 2010, Section of System Procedure of the Company formulated the Corporate Management
System Document, namely document that contains policies, regulation, rules, procedure, and other
documents used as a guideline in activitywork operational performances to guarantee the quality
based on the required standardized input, process and output.
Quality System Document consists of several controlled documents, they are:
• Level 0: Kebijakan Mutu
Berisikan kebijakan utama Perseroan atas komitmen penetapan dan penerapan Sistem Manajemen
Mutu secara efektif dan bertanggung jawab.
• Level I: Manual Mutu
Menjelaskan tentang
garis besar
Sistem Manajemen Mutu dan ruang lingkup dari
penerapan Sistem
Manajemen Mutu
di Perseroan.
Di dalam
Manual Mutu
juga dijelaskan tentang proses bisnis Perseroan.
• Level II: Kebijakan Prosedur
Didalam Level II dijelaskan mengenai kebijakan beserta prosedur kerja setiap aktivitas proses
operasional yang ada di Perseroan. • Kebijakan berisi aturan yang dibuat oleh internal
Perseroan sebagai guiding principle dalam kegiatan operasional Perseroan yang harus
diikuti dan ditaati oleh Fungsi - Fungsi terkait.
• Level0:QualityPolicy
Containing main policy on commitment of determination and implementation of Quality Management System
in effective and responsible manner.
• LevelI:QualityManual
Explaining the basic guideline on Quality Management
System and
coverage of
implementation of Quality Management System in the Company. The Quality Manual also states
business process in the Company.
• LevelII:PolicyProcedure
In Level II, working policies and procedure at each operational activity and process in the Company are
explained. • Policycontainingrulemadebyinternalparties
in the Company as guiding principle for operational activities the Company must follow
and comply.
Laporan Tahunan 2010
PT Elnusa Tbk
100
• Standard Operating Procedure adalah tata cara kerja atas kegiatan di Perseroan, yang teratur,
terukur, standar dan dilakukan secara konsisten sesuai dengan tujuan dan kebijakan Perseroan
serta aturan yang berlaku. Biasa disingkat penyebutannya dengan Prosedur atau SOP.
• Level III: Manual
Manual adalah bagian dari Prosedur yang merupakan petunjuk dalam melakukan suatu
aktivitas secara spesifik. Misalnya : Manual SAP, Manual Alat, dan sebagainya. Dokumen ini bisa
dilengkapi dengan ilustrasi dan deskripsi yang diperlukan untuk mempermudah pemahaman dan
mengurangi kesalahan dalam penggunaannya.
• Level IV: Dokumen Pendukung
Merupakan dokumen tambahan sebagai pelengkap bukti penerapan sistem mutu yang salah satu
contohnya ialah formulir form.
Berikut ini adalah daftar Kebijakan dan Prosedur Perseroan yang telah disusun :
• StandardOperatingProcedureisaguidelinefor activities in the Company, which are regulated,
measured, standardized and consistent with objectives and policies of the Company and
applicable rules. For short, it is ussualy called as SOP.
• LevelIII:Manual
Manual is part of procedure that serves a guideline for conducting specific activities. It includes SAP
Manual, Tools Manual, and others. This document is completed with necessary illustration and
description to promote better understanding and minimum errors in the implementation.
• LevelIV:SupportingDocument
Is an additional document which completes the document for quality system implementation, such
as form.
Below is the list of policies and procedure in the Company:
SISTEM DAN PROSEDUR PERSEROAN CORPORATE SYSTEM AND PROCEDURE
No DOKUMEN
Document
ISI DOKUMEN Contents KEBIJAKAN
Policies
PROSEDUR
Procedure
FORMULIR
Form
MANUAL
Manual 1
Planning Performance √
√ √
SAP 2
Marketing √
√ √
SAP 3
Risk Management √
√ √
iRisQ 4
Persiapan Operasi Operation Preparation √
√ √
SAP 5
Investasi √
√ √
SAP 6
Geoscience Services √
√ √
SAP 7
Drilling Services √
√ √
SAP 8
Oilfield Services √
√ √
SAP 9
Operation Support √
√ √
SAP 10
Post Operation √
√ √
SAP 11
Pengadaan Procurement √
√ √
SAP 12
Asset Management Maintenance √
√ √
Alat Maintenance, dan
SAP 13
Human Resources Management √
√ √
HRIS 14
Accounting Finance √
√ √
SAP 15
Investor Relations √
√ √
SAP 16
Communications √
√ √
- 17
Information System √
√ √
SAP 18
Legal √
√ √
- 19
Quality Assurance √
√ √
- 20
Health, Safety Environment HSE Mengacu pada format OHSAS 18001 : 2007
21 Internal Audit
√ √
√ 22
Good Corporate Governance √
√ √
23 Corporate Services
√ √
√
PT Elnusa Tbk 2010 Annual Report
101
Perseroan menerapkan sistem pengelolaan risiko yang proaktif dan sistematik melalui pendekatan Enterprise
Risk Management ERM dan Project Risk Management
PRM. Risiko merupakan dampak dari suatu peristiwa yang
mungkin terjadi, terhadap tujuan yang ditetapkan. Sebelum suatu peristiwa terjadi, manajemen Perseroan
– melalui proses manajemen risiko – melakukan langkah-langkah antisipatif, baik untuk mengurangi
probabilitas terjadinya, maupun untuk memitigasi dampaknya. Keberhasilan Perseroan mencapai sasaran
tergantung antara lain pada seberapa baik kemampuan Perseroan mengelola risiko-risiko yang dihadapi. Sejalan
dengan karakteristik dan proses bisnis yang dijalankan, Perseroan menerapkan proses pengelolaan risiko
pada dua level utama, yaitu level korporat Enterprise Risk Management
dan level proyek Project Risk Management
. Di samping itu, karena proyek yang diambil oleh Perseroan dapat melibatkan investasi suatu
alat, maka proses pengelolaan risiko juga mencakup kegiatan investment risk assessment.
Perseroan terus melakukan langkah penyempurnaan implementasi pengelolaan risiko pada tahun 2010
dengan strategi sebagai berikut:
Sinergi dengan Internal Audit dalam Pelatihan dan Penerapan Risk-Based Audit
Fungsi manajemen risiko bersinergi dengan fungsi internal audit menggagas dan melaksanakan kegiatan
pelatihan tentang Risk Based Audit pada tanggal 31 Mei – 1 Juni 2010. Tujuan dari kegiatan pelatihan
ini adalah untuk meningkatkan keselarasan antara The Company employs proactive and systematic risk
management system, through the Enterprise Risk Management ERM and Project Risk Management
PRM approaches.
Risk is an effect of a possible incident particularly over the goals being set by the company. Before
an eventuality place, the company’s management- through risk management process- conducts
anticipative measures, either to reduce the probability or to mitigate the impact. The Company’s success
in achieving the target depends on how good the Company manages its risks. In line with the business
characteristics and process, the Company imposes risk management process at two main levels, corporate
level Enterprise Risk Management and project level Project Risk Management. Furthermore, considering
Elnusa’s project that requires investment in certain equipments, the risk management process also
covers investment risk assessment.
The Company continued to improve the implementation of risk management in 2010 through the following
strategies:
Synergy with Internal Audit in the Training and Implementation of Risk-Based Audit
The risk management function synergizing with internal audit function initiated and held Risk-Based
Audit training on 31 May- 1 June 2010. This training aimed to increase the synchronization between
internal audit activity and the risk management
PENGENDALIAN RISIKO PERSEROAN
Corporate Risk Management
Laporan Tahunan 2010
PT Elnusa Tbk
102
aktivitas internal audit dengan aktivitas manajemen risiko, sehingga aktivitas internal audit fokus pada audit
area yang memiliki eksposur risiko tinggi. Penerapan metodologi risk based audit itu sendiri sebenarnya
telah dilakukan oleh fungsi internal audit pada periode sebelumnya.
Pemisahan Fungsi Risk Management dari Fungsi Internal Audit
Sejak pertengahan tahun 2010, fungsi Manajemen Risiko Perusahaan yang sebelumnya berada di bawah
Divisi Internal Audit, pindah struktur organisasi menjadi di bawah Department Investment Analysis Risk
Management
. Perubahan tersebut dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima Fungsi Manajemen Risiko dari
Division Head Internal Audit kepada Department Head
Investment Analysis Risk Management . Perpindahan
ini telah dikukuhkan dengan Surat Keputusan Direksi Perseroan Nomor: 164ENKPTS000D2010 tertanggal
22 September 2010. Tujuan dari perubahan tersebut adalah untuk lebih meningkatkan sinergi antara fungsi
manajemen risiko dan fungsi Monitoring Investasi, sehingga diharapkan antisipasi mitigasi risiko proyek,
sudah dilakukan sejak investasi diinisiasi.
Pelatihan dan Sosialisasi ISO 31000: 2009 Risk Management
Pada tanggal 8 - 12 November 2010, perwakilan Perseroan
berkesempatan mengikuti
workshop tentang ISO 31000:2009 Risk Management dan
Business Contingency Planning BCP di Kuala Lumpur
Malaysia. Menindaklanjuti hasil workshop tersebut pada tanggal 22 November 2010 diselenggarakan
acara Sosialisasi ISO 31000:2009 Risk Management dan BCP. Tujuan diselenggarakannya acara sosialisasi
tersebut adalah untuk menyamakan pemahaman dan persepsi tentang Manajemen Risiko di kalangan risk
owner
dan meningkatkan kepedulian terhadap risiko yang dihadapi Perseroan dan mitigasi yang diperlukan,
untuk memastikan bahwa sasaran Perseroan dapat tercapai.
Upgrading iRisQ Risk Management Software ke
Versi 3.1
Dalam rangka merespon beberapa kelemahan yang terdapat dalam iRisQ Risk Management Software versi
2.5 yang telah terinstal sejak akhir 2009, maka pada akhir 2010, provider software menginisiasi instalasi
versi terbaru 3.1, sekaligus disepakatinya perpanjangan masa pemeliharaan terhadap software tersebut untuk
jangka waktu 1 tahun berikutnya. Dengan terinstalnya versi terbaru ini, diharapkan adanya perbaikan
pengamanan yang lebih optimal terhadap akses para user atas data risiko dari unit dan fungsi lain.
activity, making the internal audit activity focused on the high risk exposure area. As a matter of fact, the
implementation of risk-based audit methodology has been undertaken by the internal audit function in the
previous period.
The Separation of Risk Management Function and Internal Audit Function
As of mid of 2010, there has been a change in Elnusa’s organizational structure. The Risk Management
Function, previously under Internal Audit Division, is now under Department of Investment Analysis Risk
Management. The change was poured in the Report on the Handover of Risk Management Function from Head
of Internal Audit Division to Head of Investment Analysis Risk Management Department. This change had also
been affirmed in the Decree of Board of Directors No: 164ENKPTS000D2010 dated 22 September 2010.
The objective of the change is to enhance the synergy between risk management function and investment
monitoring function. Thus, essentially the anticipation against risk mitigation of a project had been conducted
since the investment was initiated.
Training and Socialization of ISO 31000: 2009 Risk Management
The Company’s representatives joined a workshop on ISO 31000: 2009 Risk Management and Business
Contingency Planning BCP in Kuala Lumpur, Malaysia, on 8-12 November 2010. As the follow-up to their
participation, on 22 November 2010, the Company held a Socialization program of ISO 31000: 2009 Risk
Management and BCP. The purpose of convening the socialization event is to synchronize the understanding
and perception over Risk Management amongst risk owners and enhance their awareness against the
risks dealt by the Company and identify any necessary mitigation merely to ensure the accomplishment of
Company’s targets.
Upgrading iRisQ Risk Management Software to 3.1 Version
In order to respond several weaknesses in iRisQ Risk Management, the Company has installed 2.5 version
software since the end of 2009. Then, in the end of 2010, the software provider initiated the installation
of the latest 3.1 version while at the same time the Company also reached an agreement to extend the
software maintenance for the next one year. With the installation, the Company expects more optimum
security improvement particularly towards the access of the users over risk data from other units and functions.
PENGENDALIAN RISIKO PERSEROAN CORPORATE RISK MANAGEMENT
PT Elnusa Tbk 2010 Annual Report
103
GAMBARAN UMUM EKSPOSUR RISIKO PERSEROAN 2010 DAN ANTISIPASI
EKSPOSUR RISIKO 2011
Sebagai suatu evaluasi terhadap kejadian penting risiko selama tahun 2010, berikut kami sajikan 10 risiko-risiko
yang menonjol, dan perlu peningkatan tindakan mitigasi di masa yang akan datang, agar sepanjang dapat
diantisipasi, risiko-risiko tersebut tidak terulang terjadi.
1. Risiko penundaan proyek oleh klien