BAB TIGA PULUH TUJUH ANNABETH

BAB TIGA PULUH TUJUH ANNABETH

HILANGAN PENGLIHATAN SUDAH CUKUP BURUK. Terpisa dari Percy adalah hal yang sangat buruk. Namun, setelah kini Annabeth bisa melihat lagi, menyaksikan Percy coati perlahan-lahan akibat racun darah gorgon dan tak mampu melakukan apa-apa tentang itu —itu adalah kutukan terburuk. Bob menyampirkan Percy di bahunya seperti sekantor g perlengkapan olahraga, sementara si anak kucing kerangka Bob Kecil meringkuk di atas punggung Percy dan mendengkur. Bob berjalan dengan langkah berat tetapi cepat, bahkan untuk seorang Titan, yang membuat Annabeth nyaris tidak bisa mengejar. Paru-paru Annabeth bergemeretak. Kulitnya mulai melepuh lagi. Dia mungkin perlu minum air api lagi, tetapi mereka telah meninggalkan Sungai Phlegethon di belakang. Tubuh Annabeth begitu nyeri dan HILANGAN PENGLIHATAN SUDAH CUKUP BURUK. Terpisa dari Percy adalah hal yang sangat buruk. Namun, setelah kini Annabeth bisa melihat lagi, menyaksikan Percy coati perlahan-lahan akibat racun darah gorgon dan tak mampu melakukan apa-apa tentang itu —itu adalah kutukan terburuk. Bob menyampirkan Percy di bahunya seperti sekantor g perlengkapan olahraga, sementara si anak kucing kerangka Bob Kecil meringkuk di atas punggung Percy dan mendengkur. Bob berjalan dengan langkah berat tetapi cepat, bahkan untuk seorang Titan, yang membuat Annabeth nyaris tidak bisa mengejar. Paru-paru Annabeth bergemeretak. Kulitnya mulai melepuh lagi. Dia mungkin perlu minum air api lagi, tetapi mereka telah meninggalkan Sungai Phlegethon di belakang. Tubuh Annabeth begitu nyeri dan

Aphrodite dengan bangga menunjuk kepada Annabeth, menggunakan Annabeth sebagai contoh bagi gadis-gadis lain: Aku pernah berjanji akan membuat kehidupan cintanya menarik. Terbukti, bukan? Annabeth dulu ingin mencekik dewi cinta itu. Sudah lebih dari cukup bagian menarik untuknya. Kini Annabeth benar-benar menanti akhir yang bahagia. Tentunya itu mungkin terjadi, tak peduli apa yang dikatakan legenda tentang pahlawan - pahlawan tragis. Pasti ada pengecualian, bukan? Jika penderitaan membuahkan imbalan, dia dan Percy pantas mendapatkan hadia utama. Annabeth teringat angan- angan Percy tentang Roma Baru —mereka berdua menetap di sana, pergi kuliah bersama. Awalnya, gagasan tinggal di tengah-tengah orang Romawi terasa mengerikan bagi Annabeth. Dia membenci orang-orang Romawi karena telah merenggut Percy darinya. Sekarang Annabeth akan menerima hal itu dengan senang hati. Kalau saja mereka selamat dari hal ini. Kalau saja Reyna mendapatkan pesan darinya. Kalau saja sejuta pertaruhan berisiko tinggi akhirnya menghasilkan sesuatu. Hentikan, dia mencela dirinya sendiri. Dia harus berkonsentrasi pada saat ini, meletakkan satu kaki di depan kaki yang lain, menempuh perjalanan menuruni usus ini satu demi satu kutil raksasa. Lututnya terasa hangat dan goyah, seperti gantungan kawat yang sudah bengkok nyaris patah. Percy mengerang dan menggumamkan sesuatu yang tidak bisa ditangkap oleh Annabeth. Bob mendadak berhenti. "Lihat." Di depan, dalam keremangan, tanah mendatar menjadi sebuah rawa-rawa hitam. Kabut kuning-belerang menggantung di udara. bahkan, tanpa sinar matahari pun, ada tanaman sungguhan —rumpun alang-alang, pohon-pohon tak berdaun yang kurus kering, bahkan beberapa bunga yang tampak pucat mekar di dalam iumpur kotor itu. Alur berlumut meliuk di sela-sela lubang-lubang pal yang menggelegak. Persis di depan Annabeth, terbenam dalam tanah berlumpur, terdapat jejak-jejak kaki seukuran tutup tong sampah, dengan jari- jari kaki yang runcing. Sedihnya, Annabeth cukup yakin dia tabu apa yang meninggalkan jejak kaki itu.

"Drakon?" "Ya." Bob menyeringai ke arahnya. "Itu bagus!" "Uh mengapa?" "Karena, kita sudah dekat.Bob berderap memasuki rawa. Annabeth ingin menjerit. Dia benci berada di dalam kekuasaan corang Titan —terutama Titan yang ingatannya perlahan mulai pulih kembali dan tengah membawa mereka menemui raksasa yang "balk". Annabeth benci berjalan melewati rawa yang jelas-jelas merupakan tempat berjalan seekor drakon. Tetapi, Bob membawa Percy. Jika bimbang, Annabeth akan I,chilangan jejak mereka dalam kegelapan. Dia bergegas mengejar Bob, melompat-lompat dari satu bidang lumut ke bidang lumut lain dan berdoa pada Athena supaya tidak terjatuh dalam lubang tampung. Setidaknya area itu memaksa Bob melangkah lebih lambat. Begitu Annabeth menyusul, dia bisa berjalan persis di belakang Bob dan mengawasi Percy, yang tengah berkomat-kamit tak sadar, dahinya sangat panas mengkhawatirkan. Beberapa kali dia menggumamkan Annabeth dan Annabeth berjuang menahan tangis. Si anak kucing hanya mendengkur lebih nyaring dan meringkuk lebih rapat. Akhirnya kabut kuning terkuak. Menampilkan bukaan berlumpur seperti pulau dalam rawa kotor itu.di sana sini tampak pohon-pohon kerdil dan gundukan –gunundukan kutil . di bagian tengah berdirilah sebuah gubuk besarberatap kubah yang membubung dari sebuah lubang di bagian atas gubuk. Pintu masuk nya di tutup dengan tirai kulit reptile bersisik. Mengapit pintu masuknya terdapat 2 buah obor terbuat dari tulang paaha yang sangat besar dengan menyala api kuning terang . Yang benar benar menarik perhatian annabeth adalah tengkorak drakon . 50 meter di dalam bukaan itu , sekitar sepur jalan menuju gubuk ,sebatang pohon ek raksasa mengajur dari tanah dengan sudut 45 derajat. Rahang tengkorak drakon tadi mengitari batang pohon itu .seolah olah pohon ek itu adalah lidah monster yang sudah mati itu . ya, gumam bobo . i8ni sangat bagus . Tidak ada yang terasa bagus tentang tempat ini .bagi annabeth sebelum annabeth sempat memperotes , bob kecil melengkukng kan punggung nya dan mendesis .di belakan mereka( ada sebuah ruang dasyat menggema di seluruh penjuru rawa- suara yang terakhir kali di dengar annabeth dalam pertempuran man hattan . dia terbalik dan melihaat drakon menyerbu kea rah mereka.[]