BAB LIMA PULUH TIGA ANNABETH

BAB LIMA PULUH TIGA ANNABETH

ANNABETH TIDAK PERNAH TAKUT GELAP. Tapi, kegelapan lazimnya tidak setinggi dua betas metci. Kegelapan biasanya tidak bersayap hitam, membawa pecut yang terbuat dari bintang-bintang, dan menaiki kereta perang Liam yang dihela oleh kuda vampir. Nyx hampir-hampir tidak bisa dicerna oleh indra. Menjulang tinggi di atas jurang, sosoknya seperti arang dan asap yang teraduk-aduk, berukuran sebesar patung Athena Parthenos, tetapi hidup. Gaunnya hitam pekat bercampur warna nebula angkasa luar, seolah-olah galaksi dilahirkan di kembannya. Wajahnya sulit dilihat terkecuali titik-titik matanya, yang bersinar seperti kuasar. Ketika sayapnya mengepak, gelombang kegelapan bergulung-gulung di balik tebing, membuat Annabeth merasa lesu dan mengantuk lagi, penglihatannya mengabur. Ke'reta ANNABETH TIDAK PERNAH TAKUT GELAP. Tapi, kegelapan lazimnya tidak setinggi dua betas metci. Kegelapan biasanya tidak bersayap hitam, membawa pecut yang terbuat dari bintang-bintang, dan menaiki kereta perang Liam yang dihela oleh kuda vampir. Nyx hampir-hampir tidak bisa dicerna oleh indra. Menjulang tinggi di atas jurang, sosoknya seperti arang dan asap yang teraduk-aduk, berukuran sebesar patung Athena Parthenos, tetapi hidup. Gaunnya hitam pekat bercampur warna nebula angkasa luar, seolah-olah galaksi dilahirkan di kembannya. Wajahnya sulit dilihat terkecuali titik-titik matanya, yang bersinar seperti kuasar. Ketika sayapnya mengepak, gelombang kegelapan bergulung-gulung di balik tebing, membuat Annabeth merasa lesu dan mengantuk lagi, penglihatannya mengabur. Ke'reta

"Wah, aku harap tidak!" Annabeth memandang Percy dan memaksa diri untuk tertawa. "Kita tidak ingin menakut-nakutinya, kan?" "Ha, ha," kata Percy lemah. "Tentu saja tidak." Kedua kuda vampir kelihatan bingung. Mereka mendompak dan mendengus serta saling membenturkan kepala gelap mereka. Nyx menarik tali kekang kudanya. "Tahukah kalian siapa aku?" Dia menuntut jawaban. "Kutebak kau ini Malam," kata Annabeth. "Aku tahu, soalnya, kau gelap dan sebagainya, walaupun brosur tidak menyebut-nyebut tentang kau." Mata Nyx berkedip sesaat. "Brosur apa?" Annabeth menepuk-nepuk sakunya. "Kita bawa brosur, Ian?" Percy menjilat bibirnya. "He-eh." Dia masih memperhatikan para kuda, tangannya mencengkeram gagang pedang erat-erat,, tetapi dia cukup pintar untuk mengikuti lagak Annabeth saja. Kini Annabeth hanya bisa berharap semoga dia tidak memperparah keadaan walau sejujurnya, menurutnya keadaan tidak mungkin menjadi lebih parah daripada sekarang. "Pokoknya," tukas Annabeth, "aku kira brosur itu tidak banyak menyebut-nyebut tentang kau karena kau bukan daya tarik utama dalam tur ini. Kami berkesempatan melihat Sungai Phlegethon, Cocytus, para arai, taman beracun Akhlys, bahkan beberapa Titan dan raksasa, tapi Nyx hmmm, tidak, kau tidak termasuk objek wisata." "Daya tarik utama? Objek wisata?" "Iya," kata Percy, menindaklanjuti bualan Annabeth. "Kami ke bawah sini untuk mengikuti tur Tartarus —yang termasuk destinasi wisata eksotis, kau tahu, Ian? Dunia Bawah tempatnya norak. Gunung Olympus terlalu mahal buat turis —" "Demi dewa-dewi, aku setuju!" Annabeth sepakat. kami memesan paket perjalanan ke Tartarus, tapi tak ada yang mengungkit-ungkit bahwa kami bakal bertemu Nyx. Begitulah. 'epertinya menurut mereka kau ini tidak penting." "Tidak penting!" Nyx melecutkan cambuk. Kuda-kudanya menandak dan mengertakkan taring perak mereka. Gelombang kegelapan mengempas dari jurang, membuat perut Annabeth mulas, tetapi dia tidak boleh menunjukkan rasa takutnya. Annabeth menekan lengan Percy yang memegang pedang, memaksanya untuk menurunkan senjata. Dewi ini lebih perkasa daripada siapa pun yang pernah mereka hadapi. Nyx lebih tua daripada dewa-dewi Olympia, Titan, atau raksasa mana "Wah, aku harap tidak!" Annabeth memandang Percy dan memaksa diri untuk tertawa. "Kita tidak ingin menakut-nakutinya, kan?" "Ha, ha," kata Percy lemah. "Tentu saja tidak." Kedua kuda vampir kelihatan bingung. Mereka mendompak dan mendengus serta saling membenturkan kepala gelap mereka. Nyx menarik tali kekang kudanya. "Tahukah kalian siapa aku?" Dia menuntut jawaban. "Kutebak kau ini Malam," kata Annabeth. "Aku tahu, soalnya, kau gelap dan sebagainya, walaupun brosur tidak menyebut-nyebut tentang kau." Mata Nyx berkedip sesaat. "Brosur apa?" Annabeth menepuk-nepuk sakunya. "Kita bawa brosur, Ian?" Percy menjilat bibirnya. "He-eh." Dia masih memperhatikan para kuda, tangannya mencengkeram gagang pedang erat-erat,, tetapi dia cukup pintar untuk mengikuti lagak Annabeth saja. Kini Annabeth hanya bisa berharap semoga dia tidak memperparah keadaan walau sejujurnya, menurutnya keadaan tidak mungkin menjadi lebih parah daripada sekarang. "Pokoknya," tukas Annabeth, "aku kira brosur itu tidak banyak menyebut-nyebut tentang kau karena kau bukan daya tarik utama dalam tur ini. Kami berkesempatan melihat Sungai Phlegethon, Cocytus, para arai, taman beracun Akhlys, bahkan beberapa Titan dan raksasa, tapi Nyx hmmm, tidak, kau tidak termasuk objek wisata." "Daya tarik utama? Objek wisata?" "Iya," kata Percy, menindaklanjuti bualan Annabeth. "Kami ke bawah sini untuk mengikuti tur Tartarus —yang termasuk destinasi wisata eksotis, kau tahu, Ian? Dunia Bawah tempatnya norak. Gunung Olympus terlalu mahal buat turis —" "Demi dewa-dewi, aku setuju!" Annabeth sepakat. kami memesan paket perjalanan ke Tartarus, tapi tak ada yang mengungkit-ungkit bahwa kami bakal bertemu Nyx. Begitulah. 'epertinya menurut mereka kau ini tidak penting." "Tidak penting!" Nyx melecutkan cambuk. Kuda-kudanya menandak dan mengertakkan taring perak mereka. Gelombang kegelapan mengempas dari jurang, membuat perut Annabeth mulas, tetapi dia tidak boleh menunjukkan rasa takutnya. Annabeth menekan lengan Percy yang memegang pedang, memaksanya untuk menurunkan senjata. Dewi ini lebih perkasa daripada siapa pun yang pernah mereka hadapi. Nyx lebih tua daripada dewa-dewi Olympia, Titan, atau raksasa mana

"Siang!" Nyx mencengkeram pagar kereta perang hitamnya, Kendaraan itu sontak berguncang. "Maksudmu Hemera? Dia itu putriku! Malam jauh lebih perkasa daripada Siang!" "Eh, masa sih?" tukas Annabeth. "Aku lebih suka arai, atau malah Akhlys." "Mereka itu anak-anakku juga!" Percy pura-pura menahan kuap. "Anakmu banyak, ya?" "Aku adalah ibu segala bentuk kengerian!" pekik Nyx. "Moirae! Hecate! Usia tua! Rasa sakit! Lelap! Matt! Dan segala jenis kutukan! Saksikan betapa pantasnya aku masuk berita!"[]